Belakangan ini, nama Jakarta International Stadium menghangat di kalangan para pencinta sepak bola dalam negeri. Proses inspeksi awal yang dilakukan oleh PSSI dan pemerintah, menyatakan bahwa stadion yang dibangun di era Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini tak memenuhi standar FIFA. Sebuah pernyataan yang tentunya mengundang beragam respons, baik yang positif maupun yang negatif.
Salah satu hal yang membuat JIS dinyatakan tidak memenuhi standar FIFA adalah kualitas rumput lapangan. Nah, kali ini kita akan belajar sedikit lebih dalam mengenai 3 kualitas rumput yang ditetapkan oleh FIFA. Mari kita bahas!
1. Kualitas Profesional
Disadur dari laman stadiumdb, level tertinggi rumput yang diakui dan sesuai dengan standar oleh FIFA adalah rumput kategori kualitas profesional atau pro-quality. Rumput jenis ini memang dirancang untuk pertandingan sepak bola profesional, dimana penggunaan lapangan yang menggunakan jenis rumput ini bisa mencapai 20 jam per pekan.
Dengan kata lain, dengan durasi pertandingan rata-rata 1,5 hingga 2 jam, dalam satu pekan rumpun kualitas profesional ini bisa dipakai untuk bertanding sebanyak 10 hingga 13 kali. Stadion yang memiliki rumput kualitas ini, direkomendasikan untuk menjadi venue pertandingan internasional, termasuk gelarang bergengsi sekelas Piala Dunia.
2. Kualitas Standar
Level kedua rumput yang diakui dan sesuai dengan standar FIFA adalah rumput standard-quality. Disadur dari laman sportfields.info, rumput kualitas standar ini dirancang untuk lapangan yang bertaraf semi internasional. Daya tahan penggunaan rumput ini dalam beberapa sumber bisa mencapai 10 jam per pekan. Mesk demikian, penggunaan rumput kualitas standar ini akan maksimal di angka 4-6 jam per pekan, atau untuk 2 hingga 3 laga setiap minggunya.
Stadion yang memiliki rumput kualitas ini, dalam beberapa kasus bisa menjadi venue laga-laga internasional, dan sudah sangat baik untuk dijadikan venue liga domestik dalam negeri.
BACA JUGA: Puji Erick Thohir, Pengamat Vietnam Juga Berikan Komen Pedas ke Federasinya
3. Kualitas Dasar
Level ketiga atau yang paling rendah dari standar rumput FIFA adalah standar dasar atau Basic Quality. Standar ini merupakan standar entry-level yang disetujui oleh FIFA dan bisa digunakan untuk pertandingan berlevel liga domestik kompetisi dalam negeri saja.
Lapangan atau stadion yang menggunakan rumput standar ini, tidak dapat dipergunakan untuk melangsungkan pertandingan internasional karena kualitas rumputnya yang memang berada di level bawah ketetapan dari FIFA.
Nah, sekarang kita sudah berkenalan dengan 3 jenis kualitas rumput yang diakui oleh FIFA. Semoga sedikit menambah pengetahuan kita, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rizky Ridho, dan Akselerasi Kejutannya yang Selalu Jadi Ancaman bagi Pertahanan Lawan
-
Meski Berisikan Penyerang Hebat, Striker Satu Ini Bisa Jadi Opsi Tambahan bagi STY di Piala AFF 2024
-
Meski Targetkan Partai Final di Piala AFF 2024, tapi Pencinta Timnas Tak Boleh Terlalu Berharap
-
Piala AFF 2024: Akan Lebih Bijak Jika Shin Tae-yong Tak Hanya Andalkan Skuat U-22 di Turnamen
-
Rafael Struick dan Ketepatan Memilih Klub yang Jadi Kunci Dominasinya di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Naturaliasi Mauro Zijlstra Ditunda, PSSI Kejar Prioritas Lain
-
Liga Sepak Bola Putri Masih Sekadar Janji, PSSI Kembali Tegaskan Komitmen
-
Jepang pun Licik Demi Kalahkan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Jelang Lawan Jepang, Shin Tae-yong Diterpa Kabar Buruk dari Negaranya, Ada Apa?
-
Naturalisasi Kevin Diks Disahkan Rapat Paripurna DPR RI, Ini Harapan PSSI
Hobi
-
Pelatih Striker Timnas Indonesia Minta Pemain Lakukan Ini Jelang Hadapi Jepang
-
Bertemu Thailand di Babak Semifinal, Ibarat Final Kepagian bagi Indonesia
-
Rebutan Gelar, Pecco Bagnaia dan Jorge Martin Merasa Tak Perlu Bermusuhan
-
3 Bek Timnas Jepang yang Diprediksi Jadi Tembok Kokoh Saat Jumpa Indonesia
-
Dua Ganda Putra Indonesia Gagal Lolos Babak 8 Besar Korea Masters 2024
Terkini
-
Tampil Feminin saat Hangout dengan 4 Padu Padan Outfit Rok ala Beby Tsabina
-
Mengulas Romantisme Ibukota Lewat 'Kisah dari Selatan Jakarta' Karya WSATCC
-
Taeyeon Girls' Generation Bahas Ketidaksempurnaan di Lagu Baru 'Hot Mess'
-
Review Film Agatha All Along, Ambisi Dapatkan Kembali Kekuatan Sihir
-
Ulasan Novel Hamka, Sebuah Biografi Inspiratif Karya Haidar Musyafa