Setelah menang telak 12-0 atas Makau, timnas futsal Indonesia melanjutkan perjuangannya untuk lolos dari grup B. Kali ini lawan yang harus dihadapi adalah Afghanistan. Lawan yang jauh lebih baik dibandingkan Makau.
Hal ini terbukti saat laga digelar antar kedua tim. Tidak butuh waktu lama Al Bagir harus beberapa kali memungut bola dari gawangnya. Afghanistan sendiri menjadi tim yang patut diwaspadai atas kemenangannya 3-2 atas Arab Saudi.
Pada babak pertama permainan Evan dan kawan-kawan tidak bisa berkembang sama sekali. Tekanan terus menerus dari Afghanistan, membuat pemain Indonesia tidak bisa menyerang. Ditambah lagi dengan Javad, kiper Afghanistan yang tampil prima.
Skor akhir 6-2 pada babak pertama menunjukkan dominasi Afghanistan dalam laga tersebut. Situasi ini yang kemudian menjadi bahan evaluasi Marcos Sorato pelatih futsal baru Indonesia. Karena Indonesia masih mempunyai peluang membalik keadaan di babak kedua.
Ternyata apa yang dirancang Marcos Sorato pada babak kedua manjur. Posisi ketinggalan 2-6 membuat sang pelatih menerapkan skema power play. Dalam skema ini semua pemain akan menyerang, kiper yang ada berperan sebagai kiper palsu atau flying goalkeeper.
Skema ini ternyata ampuh menekan Afghanistan. Kelebihan pemain yang dimiliki Indonesia memaksa lawan bertahan lebih dalam. Dampaknya pun luar biasa. Serangan ke gawang Indonesia sangat jauh berkurang.
Puncak dari penerapan skema power play ini adalah beberapa gol yang mampu dilesakkan ke gawang Afghanistan. Javad, sang kiper yang selama ini bermain rapat, akhirnya kebobolan juga.
Melalui comeback yang sempurnya, hingga akhir babak kedua timnas futsal Indonesia mampu menyamakan kedudukan menjadi 7-7. Skor ini menjadi amat berarti karena Indonesia harus mengejar dari posisi 2-6.
Dalam laga ini terdapat satu adegan menarik saat Marcos Sorata pelatih Indonesia harus menerima kartu merah. Kartu ini diberikan karena Marcos Sorata dianggap mendorong salah seorang pemain Afghanistan hingga terjatuh.
Namun meskipun demikian, hasil seri yang dicapai timnas futsal Indonesia malam ini menjadi bukti bahwa kekuatan futsal Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Laga melawan Afghanistan menjadi salah satu bukti. Selanjutnya Indonesia masih harus menjalani satu laga lagi menghapai tuan rumah, Arab Saudi esok hari.
Baca Juga
-
Mundurnya Kamboja dari SEA Games 2025 Tidak Hanya Untungkan Timnas Indonesia
-
Tambah 4 Pemain Diaspora, Harusnya PSSI Berani Revisi Target SEA Games 2025
-
Lini Belakang Keropos, Persib Bandung Gagal Raih Poin di Singapura dalam ACL 2
-
Bangkit dari Cedera, Jorji Melaju ke Final Kumamoto Masters 2025!
-
Borong 2 Gol Kemenangan ke Gawang Arema FC, Eksel Runtukahu Penuhi Janjinya
Artikel Terkait
-
Pratama Arhan Komentari Perkembangan Timnas Indonesia Selama Dilatih STY
-
Marc Klok Minta PSM Makassar Ngaca usai Pecat Wiljan Pluim: Semua Klub Harus Profesional
-
Hasil Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024: Timnas Indonesia Tahan Afghanistan Secara Dramatis
-
Sandy Walsh Diam-diam Kalah Saing dari Pemain Ini, Rela Posisinya Berubah di Timnas Indonesia
-
Rafael Struick Bagi Tips Abroad: Jangan Pikirkan Main di Eropa, tapi...
Hobi
-
Kata-Kata Ivar Jenner usai Timnas Indonesia Kandas di Fase Grup SEA Games
-
Indra Sjafri Minta Maaf usai Timnas Indonesia Tersingkir di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
Terkini
-
Virgoun Tanggapi Isu Rujuk dengan Inara Rusli, Tolak Mentah-Mentah?
-
Peer Preasure dan Norma Feminitas: Ketika Bullying Halus Menyasar Perempuan
-
Sekolah Darurat Pembullyan, Kritik Film Dokumenter 'Bully'
-
Redmi TV X 2026 Resmi Rilis: Harga Rp 5 Jutaan, Bawa Panel Mini LED 55 Inci
-
6 HP Rp 7-10 Jutaan Terbaik 2025: Mana yang Masih Worth It Dibeli di 2026?