Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Yuasa Hiromy
Ilustrasi Menulis di Meja Sambil Bersandar (Pexel/Mikhail Nilov)

Ketika menulis novel, kamu mungkin ingin menciptakan protagonis menakjubkan seperti apa yang kamu bayangkan. Namun, hal yang terpenting, bagaimana caranya kamu menyampaikan pada pembaca agar karakter yang kamu buat terasa hidup dan nyata.

Tentu menulis deskripsi karakter yang memikat dibutuhkan kemahiran dan latihan terus-menerus. Karena jika kamu melupakan deskripis karakter, pembaca akan dengan mudah melupakannya. Mereka tidak akan mengingat atau dapat membayangkan bagaimana protagonismu dan mungkin sampai sulit untuk ikut berempati.

Namun, terlalu banyak memberi deskripsi karakter juga bukanlah hal yang bagus, karena dapat membatasi imajinasi pembaca. Jadi, yang perlu ditekankan adalah cara bagaimana mencapai keseimbangan itu. Berikut tips menulis deskripsi karakter yang wajib kamu coba!

1. Tidak Harus Secara Detail

Tidak harus mendeskripsikan karakter secara detail. Kamu bisa menggunakan kata-kata sederhana, tetapi memberi kesan dan mudah untuk dibayangkan.

“Aku selalu gugup setengah mati setiap kali mendengar Margo akan muncul, mengingat dia adalah makhluk paling rupawan yang pernah diciptakan Tuhan.” (Paper Towns – John Green)

2. Gunakan Bahasa Kiasan

“Kali pertama melihatnya, aku melihat bagian belakang kepalanya, dan ada yang indah dari belakang kepalanya itu, sudut-sudutnya. Seperti biji jagung yang berkilau dan keras, atau fosil di tepian sungai. Dia memiliki kepala yang disebut berbentuk cantik oleh orang zaman Victoria.” (Gone Girl - Gillian Flynn)

Paragraf pertama pada novel Gone Girl ini dibuka dengan sudut pandang Nick saat memikirkan bentuk kepala istrinya. Dia mendeskripsikannya dengan bahasa kiasan dan memberi kesan yang kuat.

3. Menggambarkan Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah dapat memberitahukan banyak hal. Seperti contoh berikut:

“Wajah mereka semua terlihat kusut karena liburan yang singkat sudah menguap di tengah cuaca panas dan karena kelas tambahan sudah dimulai.” (Shchool Nurse – Chung Serang)

4. Menyebarkan Deskripsi Fisik di Seluruh Naskah

Kamu tidak harus menjejalkan semua deskripsi karakter dalam satu paragraf pengenalan yang padat. Sebab belum tentu pembacamu dapat mengingatnya dengan baik. Sebaliknya, kamu dapat menyebarkan deskripsi singkat di beberapa adegan. Contohnya seperti berikut:

“Pintu kedai kopi terbuka dengan keras dan membentur dinding. Seorang wanita yang mengenakan jaket cokelat pucat dan topi cokelat gelap berdiri di ambang pintu.” (The Monogram Murders – Shopie Hannah, hal. 8). Ini merupakan potongan adegan ketika Jennie memasuki kedai kopi diikuti deskripsi fisik secara singkat.

“Jennie menatap Poirot dengan mata birunya yang berkaca-kaca.” (The Monogram Murders – Shopie Hannah, hal. 15). Ini merupakan potongan adegan ketika Jennie bercerita pada Poirot.

Deskripsi fisik tokohnya dibuat berbaur dengan narasi tiap adegan agar tidak membosankan. Seperti ketika menatap, tentu saja deskripsi yang cocok untuk ditonjolkan adalah warna mata. Lalu ketika memasuki kafe, deskripsi yang cocok dari sudut pandang tokoh lainnya adalah cara berpakaian Jennie yang menarik perhatian mereka.

5. Mendeskripsikan Tindakan yang Menunjukkan Ciri-Ciri Fisik

“Dia melihat Steve menguasai kursi belakang. Bahkan ketika duduk pun, kepalanya benar-benar menyentuh atap. Steve selalu tampak seperti dia dikelilingi oleh perabotan mainan.” (Eleanor & Park – Rainbow Rowell)

Dari tindakan Steve yang sedang duduk dan kepalanya sampai menyentuh atap, bisa disimpulkan bahwa Steve memiliki ciri fisik badan yang tinggi.

6. Menjelaskan Pakaian dan Aksesori yang Dipakai Karakter

“Aku masuk ke ruang pakaiannya dan menemukan baju yang aku ingat dipakainya pada hari pertama—rok lipit dan sweter kasmir merah muda yang bagian lehernya digunting dan dipasangi patch Nirvana, yang bergambar wajah tersenyum dan mata berbentuk X.” (Love Letters to the Dead - Ava Dellaira)

Kamu pasti sering menemukan deskripsi seperti ini dari penulis favoritmu. Ada banyak yang menerapkannya.

7. Jelaskan Bagaimana Pembawaan Karakter 

Bahasa tubuh juga merupakan kunci untuk memahami karakter. Seperti deskripsi yang dikutip dari novel Tiga ini: 

“Perawakannya yang besar cukup mengintimidasiku. Bahunya lebar dan tubuhnya tegap meskipun diguyur air hujan. Matanya menatapku lurus. Tidak ada kepedihan yang terpancar di sana. Tidak ada rasa prihatin, bahkan rasa kehilangan karena satu jiwa baru saja berpulang. Yang kulihat adalah sepasang mata yang sudah terlatih untuk memberitakan kabar buruk.” (Tiga - Alicia Lidwina)

Nah, itu dia 7 tips yang bisa langsung kamu terapkan pada tulisanmu. Ada berbagai macam teknik dan cara yang dapat kamu gunakan untuk mengemas ceritamu agar tetap menarik sekalipun mengusung alur yang klasik.

Yuasa Hiromy