Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Febri Yanti
Ilustrasi menggambar tebing curam (Dok. pribadi/Fyaeee)

Baca artikel ini agar kamu jadi lebih bijak. Menggambar sendiri adalah kegiatan membentuk imajinasi kita untuk menghasilkan sebuah karya seni. Menjadi salah satu hobi yang cukup banyak dilakukan untuk mengisi waktu luang selain membaca buku, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.

Lalu apa hubungannya dengan meredakan stres?

Jadi gini readers, stres sendiri adalah salah satu dari banyaknya masalah kesehatan mental. Stres marak terjadi di generasi sekarang, terbukti dari banyaknya unggahan terkait broken home atau info healing. Bukan tanpa alasan hal ini lebih banyak terdengar sekarang-sekarang ini, pada generasi Z (Gen Z). Masalah kesehatan mental banyak menghantui Gen z atau mereka yang lahir di antara tahun 1997 – 2012. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Jakpat pada 2022, diketahui bahwa Gen Z dengan hasil data 59,1% menjadi generasi yang paling banyak merasa memiliki masalah kesehatan mental. Sedangkan, dari generasi millenial hanya sebesar 39,8% dan Gen X sebesar 24,1%.

Jadi, dari data tersebut apa bisa dikatakan bahwa Gen Z memiliki mental yang lemah? Oh, tentu saja tidak! Faktanya, setiap generasi mempunyai risiko yang sama untuk mengalami masalah kesehatan mental. Hanya saja, perkembangan internet paling pesat itu ya di era sekarang ini. Sehingga, informasi yang mereka dapat membuat mereka “melek” terhadap kondisi mental mereka kemudian mengekspresikannya dengan unggahan yang cukup menggelitik.

Berdasarkan Pengalaman

Kembali ke topik utama nih, yakni meredakan stres dengan menggambar. Sebagai salah satu jebolan dari Gen Z yang juga punya masalah kesehatan mental atau dikit-dikit stres, tentu bukan suatu kebanggaan tapi tetap harus diterima. Dulu, beberapa karya seni menggambar saya dapat meraih juara, jadi saya berfikir ini adalah bakat. Ternyata tidak, itu bukan bakat tapi hanya sebuah salah satu kebisaan yang saya punya.

Berangsurnya waktu, menggambar hanya menjadi salah satu kegiatan yang saya lakukan ketika sedih, banyak masalah, ataupun stres. Satu dua kali saya lakukan dan hasilnya cukup efektif untuk meredakan stres dan menjadi keterusan sampai sekarang. Saat menggambar saya akan fokus untuk menuangkan ide kedalam coretan yang ada di kertas. Saat fokus inilah fikiran negatif atau stress itu mulai menyingkir tergantikan oleh ide-ide untuk membuat sebuah karya seni yang indah.

Ada saatnya juga saya memikirkan gambar saya menjadi salah satu moment indah dalam hidup yang akan menjadi kenyataan. Pikiran negatif tadi menyingkir perlahan dan digantikan oleh mindset positif yang terus masuk ke dalam otak selama proses menggambar. Rasanya lega, dan baru teringat juga bahwa salah satu bias saya dari idol group korea yang cukup terkenal yakni Huang Renjun dari Neo Culture Technology (NCT), SM Entertainment juga menjadikan kegiatan melukis untuk terapi masalah kesehatan. Wah, jujur saja saya jadi semakin happy karena memiliki kesamaan dengan Renjun, yang notabennya bias sendiri.

Berdasarkan Penelitian

Menurut para ahli terapi seni, stress bisa diredakan dengan menggambar dan efeknya adalah membuat kita lebih rileks. “Proses menciptakan seni itu sendiri kerap membantu seseorang merasa tenang,” ungkap Casey O’Brien Martin, konselor kesehatan mental berlisensi, ahli terapi seni, serta founder Whole Child Counseling. Ia juga menambahkan, menggambar bisa menjadi alternatif untuk melatih kesadaran diri jika Anda kurang menyukai meditasi. “Saat menggambar, seseorang akan fokus membuat karya. Mereka tidak akan memikirkan masa lalu atau apa yang sedang terjadi di dunia,” paparnya.

Berdasarkan studi 2016 yang dipublikasikan pada Journal of the American Art Therapy Association, saat Anda melakukan terapi seni selama 45 menit dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol pada orang dewasa. Para partisipan dalam penelitian mengatakan, pengalaman tersebut memberikan dampak positif dan membuat mereka ingin membuat lebih banyak karya seni.

Mengutip studi 2017 yang dipublikasikan pada The Arts in Psycotherapy, Martin menjelaskan di hasil studi awalnya bahwa menciptakan seni dapat meningkatkan aliran darah yang signifikan pada korteks prefontal medial, wilayah di otak yang berkaitan dengan merasa dihargai dan emosi positif. ketika tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan perasaan kita, menggambar bisa menjadi cara yang bagus.

Simple tapi butuh kesadaran diri untuk bisa melakukannya!

Menggambar adalah sebuah bakat ataupun hobi yang bisa kamu gunakan untuk meredakan stres. Tidak menutup kemungkinan hobi atau kegiatan lainnya juga bisa loh menjadi terapi untuk kesehatan mental. Kamu hanya perlu menyadarinya dan merasakan kegiatan tersebut mengarahkan kamu menuju hal positif atau tidak. Simple tapi butuh kesadaran diri untuk bisa melakukannya!

Bagi banyak orang, tantangan terbesar untuk menggambar adalah mereka merasa tidak memiliki bakat. Namun, Anda tidak perlu khawatir pada hasil akhirnya. Tidak ada yang salah ataupun benar dalam seni jadi, Anda hanya perlu membuat diri Anda terlibat dalam sebuah proses penciptaan bahkan jika kamu hanya bisa melakukannya dengan mencorat-coret kertas.

Jadi, jika Anda sedang stres sekarang dan butuh solusi untuk menjernihkan pikiran, cukup ambil pena dan kertas, kemudian biarkan emosi Anda tersalurkan di sana.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Febri Yanti

Baca Juga