Sebuah langkah proesif bakal diambil oleh Badan Tim Nasional (BTN) Indonesia terkait penyusunan skuat. Ketua BTN sekaligus manager Timnas Indonesia, Sumardji menyatakan pihaknya tak akan lagi memaksakan untuk menurunkan skuat terbaik dalam setiap turnamen yang akan diikuti oleh Timnas Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sumardji, demi menghindari konflik kepentingan terhadap pemain yang melibatkan klub dan Timnas Indonesia. Ke depannya, BTN selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Timnas Indonesia, akan membentuk Tim A dan Tim B.
Tim A yang merupakan tim utama, akan diturunkan ketika menghadapi agenda atau turnamen yang berada di bawah naungan FIFA, sementara Tim B akan diturunkan di pertandingan ataupun turnamen yang tidak berada di dalam kalender FIFA.
"Kami ke depan akan mengevaluasi berkaitan dengan turnamen yang layak diikuti secara keseluruhan atau kejuaraan yang perlu dimainkan dengan tim lapis kedua," ungkap Sumardji sepertimana informasi yang diunggah oleh akun TikTok sugandi_2702.
"Sehingga, kami ada plan A dan plan B. Tidak seperti sebelumnya. Ini evaluasi kepada saya sebagai Ketua BTN," sambungnya.
"Pak Ketua PSSI (Erick Thohir) juga menyampaikan kepada kami agar mempersiapkan tim A dan tim B ketika menghadapi turnamen kalender FIFA dan di luar kalender FIFA," imbuhnya.
Jika melihat penjelasan yang diberikan oleh Sumardji, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nantinya Timnas Indonesia bakal memiliki dua tim di level senior.
Tim utama nantinya akan diplot untuk mengikuti turnamen ataupun agenda yang masuk dalam kalender FIFA, sementara tim B tidak demikian.
Hal ini merupakan sebuah langkah maju dari PSSI. Karena jika dilihat dari sudut pandang kepentingan, maka keputusan dari BTN dan PSSI ini merupakan sebuah solusi dari beragam permasalahan yang kerap timbul ketika masa pemanggilan pemain untuk bergabung Timnas Indonesia tiba.
Kita tentu tak bisa melupakan bagaimana sulitnya pihak klub dalam melepaskan pemain ke timnas ketika skuat Garuda hendak mengikuti turnamen yang tidak masuk dalam agenda FIFA.
Seperti contoh, ketika coach STY memanggil pemain untuk bergabung ke Timnas Indonesia, beberapa klub tak mau melepas para pemainnya dengan alasan pentingnya peran mereka di tim.
Dengan adanya keputusan ini, kita berharap semoga bisa menjadi solusi dan penjembatan terbaik yang mengakomodir kepentingan Timnas dan klub, tanpa ada yang mengorbankan prestasi salah satu dari mereka.
Baca Juga
-
Bela Timnas Indonesia Bertarung Melawan Jepang, Justin Hubner Harus Usung Misi Pribadi!
-
Meski Bermodalkan Skuat Mewah, Namun Menjadi Seorang Coach Shin Tae-yong Tidaklah Mudah
-
Makin Mengancam Kemapanan, Indonesia Juga Bikin Vietnam Meradang di Final AFF Futsal Championship 2024
-
Timnas Indonesia U-22, Piala AFF 2024 dan Kebijakan Potong Generasi Jilid II Shin Tae-yong
-
Rizky Ridho, dan Akselerasi Kejutannya yang Selalu Jadi Ancaman bagi Pertahanan Lawan
Artikel Terkait
-
Timnas Indonesia Masih Punya Kans Lolos ke Piala Dunia? Hajime Moriyasu: Di Masa Depan
-
Timnas Indonesia Digilas Jepang, Sayonara Shin Tae-yong?
-
Kevin Diks Cedera, Shin Tae-yong Kasih Penjelasan Seperti Ini
-
Peluang Timnas Indonesia ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia usai Kalah dari Jepang
-
Ganggu Lagu Tanah Airku, Momen Pemain Jepang Diusir Jay Idzes dari Lapangan
Hobi
-
Temui Dua Calon Pemain Naturalisasi Baru, Ini Harapan Erick Thohir
-
Panggil 3 Pemain Senior ke AFF Cup, STY Tak Murni Turunkan Skuad U-22?
-
Indonesia vs Jepang: Mustahil Skuad Garuda Raih 3 Poin di Kandang?
-
MotoGP Barcelona 2024: Michelin Sediakan Paket Ban 'Luar Biasa'
-
Punya Jejak Kontroversial, Ini Sosok Wasit yang Pimpin Laga Indonesia vs Jepang
Terkini
-
Sinopsis Film The Sabarmati Report, Kisah Dua Jurnalis Mengungkap Kebenaran
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
Melihat Jadwal Tur Linkin Park, Jakarta Satu-satunya Kota di Asia Tenggara
-
Ulasan Novel Seribu Wajah Ayah: Kisah Perjuangan dan Pengorbanan Ayah
-
Wajib Beli! Ini 3 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Banyak Pilihan Shade