Seiring dengan usainya pertandingan fase grup gelaran Piala Dunia U-17, nasib Timnas Indonesia U-17 pun akhirnya terkonfirmasi. Sempat memiliki asa untuk lolos ke babak 16 besar melalui jalur tim peringkat tiga terbaik, namun pada akhirnya skuat Garuda Dunia terlempar dari persaingan.
Laman fifa.com merilis, anak asuh coach Bima Sakti tersebut hanya menjadi tim juru kunci di daftar tim peringkat ketiga terbaik, kalah bersaing dengan Iran, Jepang, Uzbekistan serta Venezuela. Bahkan, Anak-anak Garuda juga kalah bersaing dengan Burkina Faso yang menempati peringkat kelima dalam daftar tim peringkat ketiga terbaik untuk edisi kali ini.
Sebuah pembelajaran besar yang dapat kita ambil dari kenyataan ini adalah, ternyata level persepakbolaan yang kita miliki belumlah berada di level dunia.
Meskipun tak menafikan bahwa Timnas Indonesia U-17 saat ini tengah manggung di pentas Piala Dunia, namun jangan lupa, hal itu terjadi karena Indonesia bertindak sebagai tuan rumah, bukan lolos dari jalur kualifikasi.
Jika kita tarik lagi garis waktu ke belakang, Arkhan Kaka dan kolega bahkan tak mampu lolos ke putaran final Piala Asia U-17, yang notabene merupakan ajang yang dipergunakan untuk penyaringan wakil benua Asia guna berlaga di pentas Piala Dunia kali ini.
Dengan asumsi kasar, jika Piala Dunia U-17 adalah tier satu, dan Piala Asia adalah tier dua, maka level Timnas Indonesia saat ini masih berada di tier tiga yang merupakan level di bawah putaran final Piala Asia U-17.
Hal ini berbeda dengan wakil benua Asia lainnya yang relatif lebih siap dan lebih memiliki kualitas untuk bersaing di level ini. Dari empat wakil benua Asia yang tersaring melalui gelaran Piala Asia U-17 lalu, hanya Korea Selatan U-17 yang harus mengakhiri langkahnya di turnamen ini.
Sementara Iran, Jepang dan Uzbekistan masih memiliki peluang untuk meneruskan persaingan mereka di level tertinggi ini dengan menjadi tiga dari empat tim berperingkat ketiga terbaik di turnamen edisi kali ini.
Diakui ataupun tidak, gelaran Piala Dunia U-17 di rumah sendiri menjadi sebuah penyibak tabir yang menunjukkan secara nyata bahwa memang level persepakbolaan kita belumlah memiliki level mumpuni, bahkan jika dibandingkan dengan tim-tim Asia lainnya yang selama ini menjadi raksasa persepakbolaan kawasan.
Baca Juga
-
Piala Kemerdekaan 2025, Timnas Indonesia dan Pengobat Rindu Racikan ala Shin Tae-yong
-
Bukan Homegrown, Bisakah Mees Hilgers Bermain di Inggris Meski Peringkat Indonesia Tak Penuhi Syarat
-
2 Alasan Jay Idzes Bakal Jadi Andalan Sassuolo Meski Harus Bersaing dengan Banyak Nama
-
Dua Kali Kena Kejar, Timnas Indonesia U-17 Perlu Matangkan Manajemen Pertahankan Keunggulan
-
Hati-Hati Sulthan Zaky! Liga Kamboja Tak Sepenuhnya Ramah kepada Pemain Indonesia
Artikel Terkait
-
Tuntut Shin Tae Yong Minta Maaf, Sebuah Permintaan yang Aneh dari Bung Towel!
-
Dibantai Irak, Timnas Indonesia Malah Dapat Pujian Publik Vietnam karena Aksi Shayne Pattynama
-
Timnas U-17 Gagal Lolos, Tamparan Keras bagi Fakhri Husaini yang Terlalu Percaya Diri
-
Pede! Filipina Yakin Bisa Gebuk Timnas Indonesia, Dua Kerugian Skuad Garuda Diungkap Pelatih
-
Media Vietnam: Timnas Indonesia Harus Melewati Akhiran yang Sedih di Piala Dunia U-17 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hobi
-
PSSI Kebut Naturalisasi Mauro Zijlstra, Media Asing: Terlalu Buru-Buru!
-
Piala Kemerdekaan 2025, Timnas Indonesia dan Pengobat Rindu Racikan ala Shin Tae-yong
-
Rumor Marc Marquez ke Honda, Bos LCR: Percuma, Motornya Tak Memadai
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
-
BRI Super League: Madura United Benahi Kekurangan Jelang Hadapi Persik Kediri
Terkini
-
Susul Kim Nam Gil, Park Bo Gum OTW Bintangi Film Adaptasi Lukisan An Gyeon
-
SEVENTEEN "Let Me Hear You Say": Kata Sederhana yang Jadi Kekuatan Besar
-
Sinyal yang Dikirim untuk Orang Tercinta di Lagu TWICE "Signal"
-
Spesifikasi Samsung Galaxy A26 5G, Ponsel Murah yang Mengantongi Fitur Mode Belajar Siswa
-
Sinopsis Coolie, Film India yang Dibintangi Rajinikanth dan Shruti Haasan