Pasca kedatangan para pemain keturunan Indonesia yang memperkuat Timnas Merah Putih, para pencinta sepak bola Indonesia mulai terbelah menjadi dua kubu.
Kubu pertama adalah mereka yang mendukung sepenuhnya keberadaan para pemain diaspora di tubuh Timnas Indonesia, sementara kubu kedua adalah yang menentang keberadaan mereka.
Masing-masing kubu pun memiliki alasan tersendiri. Bagi kubu pendukung, keberadaan para pemain diaspora di skuat Garuda akan memberikan dampak positif bagi kualitas Timnas Indonesia dan meningkatkan daya saing mereka di pentas internasional, sementara kubu penentang mengklaim bahwa keberadaan para pemain tersebut akan mematikan bakat-bakat pemain lokal yang memiliki kualitas sepadan.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan para pemain naturalisasi tersebut mulai terlihat memberikan efek positif.
Selain mampu membawa Timnas Indonesia mampu bersaing melawan negara-negara lainnya di beragam pertandingan, mereka juga sukses membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup berkembang positif dalam hal permainan.
Ungkapan Jujur Striker Timnas
Dampak positif dari keberadaan pemain half blood di Timnas Indonesia tersebut juga diakui secara langsung oleh penyerang andalan Timnas Indonesia, Dimas Drajad. Melansir informasi yang diunggah oleh akun TikTok garuda_timnas45 pada 18 Januari 2024, penyerang Persikabo 1973 tersebut menyatakan bahwa para pemain diaspora memiliki peran penting dalam perkembangan permainan di skuat Garuda.
Setidaknya, dalam pandangan eks penyerang Timnas U-19 tersebut ada dua hal yang terangkat seiring dengan kehadiran Elkan Baggott dan kolega. Yang pertama adalah skill sepak bola, dan yang kedua adalah mental bermain.
"Ilmu (sepak bola) bisa ditransfer ke kita," ujar Dimas Drajad.
"Mentalnya mereka juga diajarkan ke kita. Kan kebanyakan di Indonesia kalau sudah kalah ini sudah nggak mau berjuang lagi. Kalah ya kalah aja," imbuh pemain pemilik 12 caps bersama Timnas Garuda tersebut.
Nah, jika seorang Dimas Drajad yang notabene adalah bagian dari skuat Garuda saja mengamini dampak positif dari keberadaan para pemain naturalisasi tersebut, lantas mengapa mereka-mereka yang berada di luar lingkaran Timnas justru mempermasalahkan hal tersebut?
Ayolah, kita sudahi sepenuhnya dikotomi para penggawa Timnas Indonesia saat ini juga!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Laga Pamungkas vs Korea Selatan, Bagaimana Kans Lolos Timnas U-23 Melalui Jalur Runner-up?
-
Sukses Tundukkan Korsel, 3 Style Permainan STY Ini Mungkin Bisa Diduplikasi oleh Gerald Vanenburg
-
Lawan Korea Selatan, Gerald Vanenburg Tak Perlu Malu untuk Menyontek Gaya Permainan STY
-
Kualifikasi AFC U-23, Rafael Struick dan Kenangan Manis Lawan Korsel yang Bakal Sulit Terulang
Artikel Terkait
Hobi
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Anchor Bikin Candu: Posisi Idaman dalam Futsal
-
Perempuan Masih Jadi Second Sex: Membaca Simone de Beauvoir dalam Futsal
-
Laga Pamungkas vs Korea Selatan, Bagaimana Kans Lolos Timnas U-23 Melalui Jalur Runner-up?
-
Sukses Tundukkan Korsel, 3 Style Permainan STY Ini Mungkin Bisa Diduplikasi oleh Gerald Vanenburg
Terkini
-
Sinopsis Film Horor Getih Ireng: Teror Santet yang Bikin Merinding!
-
Liburan ala Gen Z di Jogja: 6 Spot Hits yang Wajib Masuk Itinerary
-
Pembongkaran Parkiran Abu Bakar Ali: Antara Penataan Malioboro dan Nasib Masyarakat
-
Comeback, Liu Te Dikabarkan Bintangi Mini Drama Promise You The Stars
-
Centil Bukan Genit: Gaya Ekspresi Diri Perempuan di Tren My Centil Era