Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Luca Marini (X/HRC_MotoGP)

Penampilan Honda dan Yamaha di MotoGP Qatar 2024 kemarin nyaris tak tersorot oleh kamera, semua penonton dibuat fokus oleh persaingan di barisan depan yang diisi oleh para pabrikan Eropa sepeti Ducati, KTM, dan juga Aprilia. Sementara dua pabrikan Jepang tadi, baik tim pabrikan maupun satelit, berada di luar 10 besar.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa setidaknya dalam dua tahun terakhir Ducati tampil sangat mendominasi. Bahkan tidak seperti pabrikan lainnya yang memiliki ketimpangan antara tim pabrikan dan satelit, Ducati mampu menyelaraskan keduanya agar sama-sama bisa kompetitif.

Perlahan tapi pasti, KTM dan Aprilia mulai bangkit, keduanya secara bergantian berhasil memecah dominasi pabrikan asal Italia tadi.

Sedangkan Honda dan Yamaha, tampaknya mengalami keterlambatan yang cukup signifikan dalam hal perkembangan mesin motor, akibatnya rider-rider mereka yang sejatinya memiliki potensi, kurang bisa kompetitif.

Rider Honda, Luca Marini dan Joan Mir, di GP Qatar kemarin hanya sanggup finis di P20 dan P13. Tampaknya, masalah pada motor menjadi salah satu penyebab keduanya mengakhiri balapan di barisan belakang.

Melansir dari laman Motorcycle Sports pada Selasa (12/03/2024), Luca Marini mengungkapkan bahwa dia mengalami masalah dengan motor RC213V miliknya.

"Akhir pekan yang sulit. Saya memiliki sedikit masalah dalam balapan, kecepatan saya sangat lambat," ujar Luca Marini.

Sementara itu, pembalap tim satelit mereka LCR Honda, yakni Takaaki Nakagami dan Johann Zarco juga hanya finis di P19 dan P12.

Masalah kecepatan tampaknya tidak hanya dialami oleh Honda saja, tetapi juga Yamaha. Melansir dari laman Crash, Fabio Quartararo mengungkapkan bahwa dirinya menemukan masalah grip dan kecepatan pada motornya. Begitu pula dengan rekan setimnya, Alex Rins, yang mengaku juga mengalami kendala pada grip.

"Jujur, kami sangat menderita selama balapan ini. Tapi kami mencoba melakukan yang terbaik," ungkap Rins.

Di samping itu, mungkin saja kedua pabrikan ini sama-sama tidak mementingkan soal kejuaraan, melainkan hanya fokus untuk membenahi motor.

Untuk itu, tentu keduanya membutuhkan proses yang tidak sebentar, lebih-lebih ketertinggalan mereka atas pabrikan Eropa bisa dibilang sudah cukup jauh.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno