Menyongsong gelaran Piala Asia U-23, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong secara resmi telah merilis nama-nama pemain untuk turun di gelaran. Menyadur laman resmi PSSI, sebanyak 28 pemain dipanggil oleh pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut.
Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, beberapa pemain masih terkendala izin untuk bergabung dalam skuat. Dari empat sektor yang yang ada, dampak paling besar dirasakan oleh lini pertahanan, di mana beberapa pemain andalan seperti Nathan Tjoe-A-On belum terkonfirmasi statusnya, dan Justin Hubner baru akan dilepas setelah tanggal 17 April mendatang.
Sejatinya, hal ini tak akan menjadi sebuah masalah besar jika para pemain bertahan Timnas Indonesia memiliki versatility yang tinggi. Namun sayangnya, pemain yang memiliki tipikal bertahan dalam skuat yang dipanggil oleh coach STY, kebanyakan dari mereka hanya mampu bermain di satu posisi naturalnya saja.
Sekadar informasi, versatile atau versatility adalah salah satu atribut bagi pemain sepak bola, di mana hal tersebut menunjukkan seberapa bisa mereka bermain di posisi berbeda. Semakin tinggi versatile yang dimiliki oleh seorang pemain, maka semakin banyak dirinya bisa dimainkan di posisi yang berbeda.
Namun sayangnya, di tubuh Timnas Indonesia U-23 saat ini, nama-nama pemain bertahan yang diangkut oleh STY tak memiliki versatility yang mumpuni. Menyadur laman transfermarkt.com, nama-nama pemain bertahan seperti Rizky Ridho, Komang Teguh, Muhammad Ferarri, dan Kakang Rudianto, hanya bisa bermain dengan baik di posisi center back.
Sementara di bagian gelandang bertahan yang diisi oleh Rifky Dwi Septiawan dan Ivar Jenner, mereka tak memiliki kemampuan untuk bermain lebih ke dalam, dan cenderung memiliki kemampuan untuk bermain di lini yang lebih menyerang.
Hal ini tentu menyisakan sebuah permasalahan sendiri, karena mau tak mau, ketika ada pemain bertahan yang tak bisa dimainkan, maka mereka tak bisa digantikan dengan pemain yang ada di posisi lain dalam tim. Sangat berbeda dengan skuat Timnas senior, di mana satu pemain bisa mengisi banyak posisi sesuai dengan kebutuhan tim dan pelatih.
Sejatinya, ada satu nama yang memiliki versatility tinggi dalam daftar panggil Timnas U-23, yakni Alfeandra Dewangga. Pemain ini selain bisa dipasang sebagai center back, bisa juga bermain sebagai gelandang bertahan, dan juga bek sayap kiri.
Namun, karena masih dalam tahap pemulihan pasca menjalani operasi, Dewangga hingga saat ini belum bisa bergabung dengan skuat Timnas Indonesia U-23, dan membuat STY harus putar pikiran untuk membentuk komposisi skuat terbaiknya di Piala Asia U-23 nanti.
Baca Juga
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
AFF Bentuk Tim ASEAN All Stars, Perlukah Para Pemain Timnas Indonesia Turut Serta?
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Semifinal AFC U-17: Saat Tim Bernapas Kuda Bertemu dengan Tim Bertenaga Badak
-
Masuki Babak 4 Besar, Tim Mana yang Paling Lemah di Semifinal Piala Asia U-17?
Artikel Terkait
-
Teman Lama Kevin Diks Bakal Jadi Musuh Terbesar di Timnas Indonesia vs China, Siapa Dia?
-
Ole Romeny Dihantui Nasib Sial Setelah Ditonton Patrick Kluivert
-
Erick Thohir Singgung Patrick Kluivert Dibantai Australia 5 Gol: Ketika Yakin Imbang, Kami Kalah
-
Kabar Tak Enak Ragnar Oratmangoen, Bakal Senasib dengan Nathan Tjoe-A-On?
-
Karma Wasit Ahmed Al Kaf Usai Rugikan Timnas Indonesia, Didepak FIFA
Hobi
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
PSSI Segera Rekrut Direktur Teknik, Makin Serius Cari Talenta Potensial
-
3 Keuntungan bagi Indonesia saat Jadi Tuan Rumah Gelaran AFF Cup U-23 2025
-
Jadwal F1 GP Arab Saudi 2025: Lando Norris Percaya Diri Raih Hasil Positif
-
Bali United Kalah Tipis di Bandung, Stefano Cugurra Umumkan Perpisahan
Terkini
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien