Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Rafael Struick saat membela Timnas Indonesia di laga melawan Australia (pssi.org)

Semenjak bergabung dengan Timnas Indonesia, Rafael Struick kerap kali mendapatkan kritikan dari para penggemar sepak bola nasional karena penampilannya yang tak kunjung menciptakan gol. Menyadur laman transfermarkt, pemain berusia 21 tahun tersebut telah memainkan 10 laga bersama Timnas Indonesia senior, dan belum sekalipun menciptakan gol bagi Skuat Garuda.

Banyak yang beranggapan bahwa penempatan Struick di posisi penyerang utama, menjadi penyebab mengapa dirinya tak terlalu bersinar di Timnas Indonesia senior. Bahkan, suara-suara untuk kembali menempatkan Struick di posisi aslinya sebagai pemain sayap mulai bermunculan, meskipun masih terdengar minor.

Sejatinya, memang ada beberapa alasan untuk mengembalikan Struick di posisi aslinya sebagai pemain sayap. Kali ini mari kita bahas 3 alasan mengapa STY harus mencoba untuk mengembalikan Struick ke posisi aslinya.

1. Struick adalah Seorang Pelari

Alasan pertama mengapa STY harus mencoba mengembalikan Struick ke posisi Aslinya sebagai pemain sayap adalah karena sang pemain merupakan seorang pelari. Alih-alih sebagai finisher, Struick justru memiliki keunggulan dalam hal kecepatan, yang bisa dimaksimalkan untuk menyisir area pinggir lapangan guna menciptakan peluang.

2. Bukan Tipikal Pemain Oportunis

Alasan kedua mengapa STY harus berani mengembalikan Struick ke posisi sayap adalah karena sang pemain bukanlah seorang oportunis layaknya para penyerang. Saat gelaran Piala Asia 2023 lalu, pada laga melawan Vietnam, terlihat jika Struick lebih bermain sebagai seorang ball holder sembari menunggu rekan-rekannya mendekat ke area pertahanan lawan.

Sejatinya tak ada masalah dengan hal tersebut, namun jika berbicara konversi peluang, maka akan sangat efektif jika mempercayakan posisi striker kepada pemain yang lebih oportunis seperti Muhammad Ramadhan Sananta atau bahkan Hokky Caraka.

3. Miliki Banyak Atribut untuk Posisi Sayap

Alasan ketiga adalah Struick mamiliki banyak atribut yang mendukung posisinya sebagai pemain sayap. Menyadur laman fminside.net, sebuah laman data untuk game sepak bola yang menampilkan atribut pemain berdasarkan pengukuran kemampuan aslinya, terlihat sekali jika Struick memiliki keunggulan saat ditempatkan di posisi sayap.

Selain memiliki teknik yang mumpuni, laman fminside juga memberikan rating cukup baik untuk Struick dalam hal dribbling, ketenangan, pengambilan keputusan, dan tentunya kelincahan yang khas dimiliki oleh pemain sayap.

Jadi, dengan alasan-alasan tersebut, mungkin coach Shin bisa mempertimbangkan untuk mengembalikan posisi Struick ke tempat naturalnya. Terlebih jika para penyerang asli di Timnas U-23 tengah on fire di turnamen nanti.

M. Fuad S. T.