Babak perempat final Piala Asia U-23 memang tidak mudah dilupakan oleh seluruh pecinta sepak bola tanah air. Bukan hanya karena Indonesia mampu mencetak sejarah lolos ke babak semifinal. Melainkan juga, pertandingan ini merupakan momen yang cukup menguras energi dan emosi.
Seperti diketahui bersama, laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan tidak hanya cukup dengan 90 menit waktu normal. Melainkan juga harus berlanjut ke babak tambahan waktu 2x15 menit, serta pemenangnya masih harus ditentukan melalui drama adu penalti.
Di saat adu penalti dilangsungkan, Justin Hubner diketahui sempat gagal mencetak gol karena tendangannya yang terlalu pelan. Bola pun dengan begitu mudah diamankan oleh penjaga gawang Korea Selatan.
Mata pemain berdarah Belanda tersebut pun terlihat berkaca-kaca, hampir menangis. Sejatinya ekspresi yang ditunjukkan oleh Justin Hubner terbilang wajar, apalagi ketika Dia merasa tidak bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.
Untungnya, penalti tersebut diulang oleh wasit setelah berkomunikasi dengan wasit VAR. Dalam hal ini penjaga gawang Korea Selatan dianggap melakukan pelanggaran. Yang mana kakinya sudah terlebih dahulu bergerak melewati garis sebelum bola ditendang oleh Justin Hubner. Dan kabar baiknya Hubner bisa menuntaskan kesempatan kedua dengan sangat baik.
Laga perempat final tersebut juga berakhir untuk kemenangan Timnas Indonesia, setelah Pratama Arhan sukses menjadi penentu kemenangan.
Kini, Justin Hubner pun buka suara terkait apa yang terjadi dengan dirinya. Sang pemain pun secara terang-terangan mengungkapkan apa yang Ia rasakan.
"Saya tidak akan bohong, saya merasa gugup, lalu saya gagal. Rasanya sangat sulit untuk dijelaskan dan saya sangat marah kepada diri saya sendiri. Saya sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan lagi. Dan pada akhirnya saya berhasil," ujar Justin Hubner melansir dari akun Instagram @arsiptimnas pada Minggu (28/04/2024).
Itulah kejujuran dari seorang Justin Hubner. Selama ini Dia dikenal sebagai preman Timnas, karena sangat sangar dengan pemain lawan di lapangan. Namun sejatinya, sekuat apapun seseorang akan ada waktunya Ia ingin menangis apalagi jika berada dalam situasi merasa tidak bisa memberikan yang terbaik kepada tim yang Ia bela.
Namun, momentum kurang mengenakkan itu sudah selesai. Kini Justin Hubner dan semua punggawa Timnas Indonesia yang lain harus fokus menatap laga yang lebih besar di babak semifinal, demi terus mengharumkan nama Indonesia di kancah Asia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Mengenal Zahaby Gholy, Striker Indonesia yang Jadi Pemain Terbaik di Piala AFF U-16
-
Hanya Penghangat Bangku Cadangan, Pratama Arhan akan Susul Asnawi ke Liga Thailand?
-
Siap Bela Timnas Indonesia, Ini Dia Sosok Mauro Zijlstra
-
Ernando Ari Akui Hampir Jadi Korban Malpraktek Dokter Gadungan Timnas
-
Kalahkan Calvin Verdonk, Segini Harga Fantastis Thom Haye Usai Bela Timnas Indonesia!
Artikel Terkait
-
Kumpulan Lokasi Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Jakarta, Berangkat Agak Sore Biar Tidak Macet
-
Shin Tae-yong Senang Tak Punya Kenangan Buruk Lawan Uzbekistan, Jadi Modal Pede Menangkan Timnas Indonesia
-
Momen Nathan Tjoe-A-On Salting Saat Diminta Joget Pemain Timnas Indonesia U-23
-
Rekor Ajib Uzbekistan di Piala Asia U-23, Timnas Indonesia Yakin Menang?
-
Kenangan Buruk Gagal Cetak Gol ke Gawang Kosong Diungkit Jelang Lawan Uzbekistan, Ini Respons Berkelas Witan Sulaeman
Hobi
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Berpotensi Comeback ke Timnas Indonesia, Asnawi Bakal Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars?
-
BRI Liga 1: Pieter Huistra Janjikan Malam Spesial untuk PSS Sleman
-
MU Lawan ASEAN All Stars: 2 Alasan Fans Timnas Indonesia Lebih Baik Skip!
-
Hanya Mendominasi Sprint Race, Marc Marquez Harus Fokus di Main Race
Terkini
-
Bicara Luka Memang Tidak Mudah dalam Film Mungkin Kita Perlu Waktu
-
Benteng Tolukko, Kini Jadi Objek Wisata Sejarah di Ternate
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora