Perkembangan pesat timnas Indonesia belakangan ini ternyata mengundang komentar Ong Kim Swee, pelatih Sabah FC. Pelatih yang pernah menangani timnas Malaysia ini menyoroti keberadaan para pemain naturalisasi dalam timnas Indonesia.
Dalam pandangannya, keberadaan para pemain naturalisasi ini mengangkat performa Indonesia. Buktinya, Indonesia bisa tampil apik di 3 ajang berbeda Piala Asia 2023, Kualifikasi Piala Dunia 2026, dan Piala Asia U-23 2024.
Ong Kim Swee membandingkan langkah Indonesia dengan apa yang dilakukan Indonesia. Dalam pendapatnya, dia menyarankan agar FAM (PSSI-nya Malaysia) meniru langkah Indonesia, dengan cara melakukan program naturalisasi yang cermat.
“Kalau kita bandingkan dengan Malaysia, pemain keturunan Timnas Indonesia itu bermain di Eropa di liga yang kompetitif, sebaliknya di negara Malaysia pemain keturunannya hanya bermain di liga lokal,” ungkap Ong Kim Swee di channel Harimau Malaya dilansir dari Suara.com, Senin (6/5/2024).
Alasan ini merupakan salah satu pembeda program naturalisasi keduan negara. Ilmu yang didapat di Eropa, ketika diterapkan di Asia jelas jauh lebih baik. Itu yang terjadi di Indonesia. Sehingga wajar jika Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Jay Idzez, dan lain-lain begitu bersinar di Asia.
Namun ketika melihat para pemain naturalisasi Malaysia yang hanya berkutat di Liga Malaysia dan Thailand, ilmu yang mereka dapatkan tidak berkembang. Sebab lawan yang dihadapi tidak sekompetitif di Eropa.
“Seharusnya dipikirkan pemain keturunan ini yang bermain di liga Eropa yang bermutu dan kompetitif,” tambah Ong Kim Swee.
Dalam kenyataannya, para pemain naturalisasi Malaysia tidak dapat berbuat banyak dalam beberapa ajang yang diikutinya. Terbukti mereka tersingkir lebih awal di ajang Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024. Sementara dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026, nasib mereka pun dalam posisi mengkhawatirkan.
Sisi lain yang juga tidak kalah memprihatinkan adalah tidak adanya ikatan darah dari sebagian besar para pemain naturalisasi Malaysia. Hal berbeda terjadi di Indonesia. Shin Tae-yong mensyaratkan hal ini sebagai syarat utama.
Dengan adanya ikatan darah, para pemain tersebut mempunyai ikatan emosional dengan negara baru yang dibelanya. Hal ini terlihat betapa emosionalnya Rafael Struick, Justin Hubner, bahkan Jay Idzez saat membela timnas Indonesia.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
Artikel Terkait
-
Si Anak Hilang Telah Kembali! Alfreandra Dewangga Susul ke Prancis, Gabung Timnas Indonesia U-23
-
Timnas Wanita Indonesia U-17 Tatap Laga Perdana Kontra Filipina di Piala Asia
-
Singapura dan Malaysia Berencana Memaksimalkan Manfaat Ekonomi dengan RTS Link
-
Belum Dapat Banyak Menit Bermain, Duo Persija Bersyukur Dipercaya STY ke Timnas Indonesia U-23
-
Curhatan Marselino Ferdinan usai Hujatan Netizen Sasar KMSK Deinze: Rasanya Ingin Nangis
Hobi
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
-
Erick Thohir Limpahkan Tanggung Jawab soal Timnas Indonesia U-23 ke Dirtek
-
FIFA Matchday Lawan Lebanon dan Minimnya Taktik yang Dimiliki oleh Patrick Kluivert
-
Futsal: Cara Asyik Jaga Kompak dan Tetap Fit
-
Ucapan Gerald Vanenburg Terbukti Omong Kosong, Timnas Indonesia Downgrade!
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat