Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Pratama Arhan berselebrasi setelah memastikan langkah Indonesia ke babak semifinal Piala Asia U-23 (pssi.org)

Pekan terakhir bulan Mei 2024 tampaknya menjadi waktu kurang mengenakkan bagi dua penggawa Timnas Indonesia yang tengah berkarier di kompetisi negara Asia Timur. Bagaimana tidak, baik Justin Hubner yang berkarir di Liga Jepang maupun Pratama Arhan yang bermain di Liga Korea Selatan, keduanya harus menerima kenyataan bahwa mereka diusir dari lapangan pertandingan.

Bak memiliki nasib serupa, Justin Hubner maupun Pratama Arhan harus mengantongi kartu merah di pekan terakhir bulan Mei ini kala membela klubnya masing-masing. Sebuah hal yang tentunya tak mengenakkan bagi keduanya, karena secara karir, baik Hubner maupun Arhan saat ini tengah berada dalam fase membangun kepercayaan di klubnya masing-masing.

Mengacu laman transfermarkt.com, Justin Hubner mendapatkan kartu merah langsung ketika klubnya, Cerezo Osaka bertarung melawan FC Ryukyu di lanjutan Piala Liga Jepang pada 22 Mei 2024 lalu. Pada kesempatan tersebut, Justin Hubner hanya bermain sepanjang 17 menit, sebelum pelanggaran profesional yang dilakukannya kepada pemain lawan berbuah kartu merah langsung dari sang pengadil.

Nasib lebih nahas juga dialami oleh bek kiri Timnas Indonesia, Pratama Arhan saat membela klubnya, Suwon FC. Laman transfermarkt.com mencatat, pemain berusia 22 tahun tersebut hanya bermain selama 3 menit saja di pertandingan melawan Jeju United yang berlangsung pada 26 Mei 2024 kemarin.

Pada pertandingan away ke markas sang lawan, Arhan yang masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-73 dengan menggantikan Jeong Dong-ho, hanya sempat merasakan atmosfer pertandingan selama tiga menit saja, sebelum diusir oleh sang pengadil di menit ke-76 karena pelanggaran keras yang dilakukannya kepada pemain Jeju.

Meskipun Justin Hubner dan Pratama Arhan mendapatkan hari yang buruk di pekan terakhir bulan Mei 2024 ini, namun kita berharap agar hal ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi keduanya. Sebab bagaimanapun, dengan usia yang masih sangat muda dan belum menyentuh usia emas sebagai pemain sepak bola, mereka masih memiliki kesempatan besar untuk bisa berkembang lebih baik lagi, dan tentunya lebih bijak dalam mengambil keputusan saat di lapangan agar kejadian ini tak lagi terulang.

M. Fuad S. T.