Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Ernando Ari Sutaryadi saat membela Timnas Indonesia senior (pssi.org)

Laga melawan Irak di lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran kedua tampaknya akan menjadi salah satu laga yang paling penuh pembelajaran bagi seorang Ernando Ari Sutaryadi. Bagaimana tidak, Ernando yang tampil sebagai starter pada pertandingan tersebut, membuat sebuah blunder fatal yang berakibat gol kedua Irak pada menit ke-88.

Melansir laman Suara.com (7/6/2024), Ernando yang berusaha untuk mengecoh dua pemain Irak, harus kehilangan kontrol atas bola di area penaltinya sendiri. Alhasil, bola yang berhasil direbut oleh Ali Jasim, berhasil disarangkan ke gawang Nando, dan mengubah kedudukan menjadi 2-0.

Ernando memang membuat sebuah blunder fatal pada pertandingan tersebut. Namun hal itu tak lantas membuat kita harus menyalahkan sang pemain. Setidaknya, ada dua alasan yang membuat kita tak harus menyalahkan blunder yang dilakukan oleh Nando di laga kontra Irak tersebut.

Alasan pertama adalah, Nando merupakan kiper muda yang "dipaksa" untuk bisa menjadi dewasa sebelum waktunya. Bagaimana tidak, melansir laman transfermarkt.com, Nando saat ini masih berusia 22 tahun, sebuah usia yang pastinya masih sangat belia untuk ukuran penjaga gawang.

Namun, ketiadaan kiper berkelas di tubuh Timnas Indonesia, membuat penjaga gawang Persebaya Surabaya tersebut sudah harus menjadi tumpuan di bawah mistar gawang Garuda. Bayangkan saja, di usianya yang baru di angka 22 tahun itu, Nando sudah harus menjadi tumpuan bagi tim nasional yang suporternya selalu merindukan kejayaan seperti yang pernah mereka rengkuh di masa lampau.

Alasan kedua mengapa kita tak bisa serta merta menyalahkan Nando adalah, dirinya tak memiliki mentor yang mumpuni di skuat Timnas Indonesia. Mungkin dari segi usia, Nadeo masih terbilang lebih senior daripada Nando, namun belakangan ini, posisi Nadeo di Timnas Indonesia pun sudah tergeser oleh keberadaan Nando yang memang memiliki kelas tersendiri di posisi tersebut.

Ketiadaan kiper yang lebih senior dan mumpuni di tubuh Timnas Indonesia tersebut, sedikit banyak membuat Nando lagi-lagi harus tampil lebih dewasa daripada usianya. Karena ketiadaan tempat untuk belajar, Nando sampai harus belajar mandiri, untuk membentuk karakternya di Timnas Indonesia serta memuaskan tuntutan besar dari para pendukung Skuat Garuda yang ironisnya sebagian di antara mereka hanya bisa menerima kemenangan, dan tak mau menerima kekalahan.

Jadi, masih mau menyalahkan Ernando setelah kejadian kemarin? Jika iya, maka silakan menyingkir, biarkan kami pendukung setia Timnas Indonesia yang selalu ada untuk mereka!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

M. Fuad S. T.