Laga babak semifinal gelaran Piala AFF U-16 yang mempertemukan antara Timnas Indonesia melawan Australia secara tak langsung menjadi bukti benarnya salah satu kebijakan yang diambil oleh Shin Tae-yong.
Ketika diserahi tugas untuk membesut Pasukan Merah Putih, selain melakukan kebijakan potong generasi, coach Shin juga langsung melakukan banyak naturalisasi pemain berdarah Indonesia, di mana pelatih asal Korea Selatan itu terkesan menumpuk para pemain yang berposisi sebagai pemain bertahan.
Pada akhirnya, alasan STY untuk menumpuk pemain di sektor ini pun terjawab secara tak langsung. Bagaimana tidak, pada laga yang dilakoni oleh Timnas Indonesia U-16 melawan Australia, terlihat sekali jika pemain-pemain bertahan Indonesia kerap melakukan keputusan yang kurang tepat ketika berada dalam situasi yang terintimidasi pihak lawan.
Melansir laman aseanfootball.org, Timnas Indonesia harus kembali dirugikan oleh keputusan kurang tepat dari pemain belakang yang diturunkan. Seperti yang kita ketahui, pada laga tersebut, center back Indonesia, Raihan Apriansyah mendapatkan dua kartu kuning hanya dalam tempo 6 menit saja.
Jika kita melihat data yang ada di laman transfermarkt, kita akan mendapati bahwa Raihan mendapatkan kartu kuning pertamanya pada menit ke-22, sementara kartu kuning kedua yang seharga kartu merah, didapatkan oleh Raihan di menit ke-28.
Penyebabnya pun jelas, karena keputusan yang kurang tepat, termasuk saat harus melakukan tekel berbuah kartu kuning kedua di menit ke-28.
Alhasil, keputusan-keputusan pemain belakang semacam inilah yang coba direduksi oleh coach Shin dengan mendatangkan banyak pemain belakang untuk mengisi lini pertahanan Indonesia.
Bukan hanya untuk memperkuat barisan pertahanan, namun juga lebih dikarenakan untuk meminimalisir kerugian yang didapatkan oleh Timnas Indonesia karena keputusan-keputusan kurang tepat dari para pemain.
Tentunya kita juga mafhum, karena pola pendidikan bek di benua Eropa, mengedepankan pengambilan keputusan yang tepat saat berduel, sehingga nantinya tak merugikan tim yang tengah mereka bela.
Jadi, sekarang sudah mulai terjawab bukan, mengapa coach Shin Tae-yong terkesan untuk menumpuk pemain belakang di Timnas Indonesia? Ya salah satunya agar kejadian yang menimpa Timnas Indonesia U-16 tak terjadi lagi ke depannya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kembali Naik Peringkat, Timnas Indonesia Berpotensi Tempel Ketat Vietnam di Ranking FIFA
-
Piala Asia U-17 Matchday 1: Pasukan Garuda Muda Berjaya di Tengah Raihan Minor Wakil ASEAN
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Kembali Gendong Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara
-
Timnas Indonesia, Gelaran Piala Asia dan Bulan April yang Selalu Memihak Pasukan Garuda
-
4 Skema Warisan STY di Timnas U-17 yang Sukses Jungkalkan Korea Selatan, Apa Saja?
Artikel Terkait
-
Untung Rugi Jordi Amat Gabung Persib Bandung atau Bali United
-
Aksi Mengkhawatirkan Emil Audero Jelang Bela Timnas Indonesia: Kebobolan 3 Gol Dalam Waktu Singkat
-
Dua Negara Resmi Tersingkir di Piala Asia U-17 2025, Ada Wakil Asia Tenggara
-
Rizky Ridho Bisa Dibeli 4 Klub Eropa Ini Pakai Jasa 'Orang Dalam'
-
Pelatih Go Ahead Eagles: Kelihatannya Cedera Dean James Serius
Hobi
-
Split Fiction Laris Manis, Tembus Satu Juta Kopi Hanya Dalam Dua Hari!
-
Geger! PSSI Incar Trio Liga Inggris, Media Vietnam Ketar-ketir Kekuatan Timnas Indonesia Meroket
-
Kembali Naik Peringkat, Timnas Indonesia Berpotensi Tempel Ketat Vietnam di Ranking FIFA
-
Lawan Yaman, Evandra Florasta Beri Sinyal Timnas Indonesia akan Makin Gacor
-
Timnas Indonesia Disokong Mentalitas 'Anti Banting', Siap Jaya di Piala Asia U-17?
Terkini
-
Polri Menuju Lembaga Super Kuat? Ancaman di Balik Revisi UU Polri
-
Terlalu Ringan, Jaksa Ajukan Banding Vonis Bintang Squid Game O Yeong-su
-
Tembus 1 Juta Penonton, 'Jumbo' Resmi Jadi Film Animasi Indonesia Terlaris
-
Sinopsis Generation to Generation, Drama Zhou Yi Ran dan Bao Shang En
-
Siap Lawan Kim Soo-hyun, Keluarga Klaim Kim Sae-ron Punya 5 HP dan 4 Laptop