Timnas Indonesia U-19 kembali meraih kemenangan di laga ke-2 babak grup A ajang ASEAN U-19 Boys Championship 2024 atau yang dulunya bernama AFF Cup U-19. Melansir dari laman aseanfootball.org, timnas Indonesia U-19 sukses mengandaskan perjuangan timnas Kamboja dengan skor telak 2-0 di laga yang digelar pada Sabtu (20/07/2024) kemarin.
Dengan kemenangan 2-0 atas Kamboja di laga ke-2 kemarin, timnas Indonesia U-19 kini kian membuka peluang lolos ke babak semifinal ajang ASEAN U-19 Boys Championship 2024. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), kini, timnas Indonesia U-19 memimpin klasemen sementara grup A dengan raihan 6 poin. Unggul 3 poin dari pesaing terdekat, yakni Timor-Leste dan Filipina.
Namun, kendati berpeluang lolos ke babak semifinal, permainan timnas Indonesia U-19 dinilai sangat buruk dalam 2 laga terakhir, khususnya saat laga kontra Kamboja. Bahkan, permainan timnas Indonesia U-19 dinilai sangat membosankan saat laga kontra Kamboja selain memang Kamboja menerapkan gaya bertahan total di laga kemarin.
Setidaknya, ada 2 aspek yang harus dibenahi oleh Indra Sjafri apabila ingin timnas Indonesia U-19 tampil lebih baik di ajang AFF Cup U-19 2024 kali ini.
1. Gaya Permainan yang Sangat Monoton
Salah satu hal yang sangat disorot dalam laga antara timnas Indonesia vs. Kamboja di ajang AFF Cup U-19 2024 adalah gaya permainan atau taktik yang diterapkan cenderung sangat monoton. Timnas Indonesia U-19 cenderung bermain dengan mengandalkan serangan dari arah sayap, baik sayap kanan maupun sayap kiri. Hal ini memang dirasa cukup efektif di laga perdana kontra Filipina pada Rabu (17/07/2024) kemarin. Akan tetapi, sangat tidak efektif saat melawan Kamboja.
Di sisi lain, lini tengah timnas Indonesia seakan-akan tidak menunjukkan performa yang baik karena kerap kali bola langsung dialirkan ke sektor sayap yang akan melakukan terobosan atau umpan silang ke lini pertahanan lawan. Hal inilah yang membuat gaya permainan timnas Indonesia U-19 mudah terbaca oleh pihak lawan.
2. Pemilihan Pemain yang Kurang Efektif
Pemilihan pemain dalam skuad timnas Indonesia U-19 memang sepenuhnya hak pelatih. Akan tetapi, Indra Sjafri memang disarankan bisa lebih selektif lagi saat menurunkan pemain yang akan melakoni sebuah laga. Hal ini terlihat dalam susunan pemain yang dirasa kurang efektif dalam laga kontra Kamboja kemarin.
Melansir dari laman transfermarkt.co.id, Indra Sjafri awalnya memainkan Figo Dennis di lini tengah saat menghadapi Kamboja. Akan tetapi, gelandang berusia 17 tahun tersebut benar-benar tak mampu menjadi pengatur lini tengah di lapangan dan harus digantikan oleh Welber Halim Jardim di menit ke-35. Hal inilah yang tentunya perlu diperhatikan lagi oleh Indra Sjafri ke depannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah FIFA Series 2024: Untung atau Buntung?
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
-
Sea Games 2025: Indra Sjafri Diambang Raih Rekor Buruk dalam Kariernya!
-
Bukan Timur Kapadze atau STY, Ini 4 Kandidat Calon Pelatih Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Jay Idzes Tertantang Hadapi Tim Kuat, Senggol Karir di Liga Italia
-
AFF U-19: Gasak Vietnam, Australia Jadi Ancaman Nyata Bagi Timnas Indonesia
-
Demi Timnas Indonesia Juara ASEAN Cup 2024, Media Vietnam Tuding PSSI dan Shin Tae-yong Pakai Trik Tipuan
-
3 Pemain Timnas U-19 Ini Layak Dicadangkan, Peluang Rotasi di Laga Ke-3?
-
Tak Takut Lawan! Timnas Indonesia Pernah Bantai Timor-Leste di AFF Cup U-19
Hobi
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
-
Hadapi Myanmar, Timnas Indonesia U-22 Pertaruhkan Dua Hal Sekaligus
-
Ada Ivar Jenner, Ini 3 Pemain Pilar Timnas Indonesia untuk Kalahkan Myanmar
Terkini
-
Bukti Nyata Seni Inklusif: Arif Onelegz dan Lauren Russel Buktikan Setiap Tubuh Bisa Menari
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal
-
4 Rekomendasi HP Terbaik 2025 dengan Harga Rp 2 Jutaan, Chipset Kencang dan Baterai Awet
-
Mengenal Neophobia: Ketika Rasa Takut pada Hal Baru Menjadi Hambatan