Suksesnya timnas Indonesia U-19 meraih gelar juara AFF Cup U-19 2024 dan timnas Indonesia U-16 yang sukses menempati peringkat ke-3 dalam AFF Cup U-16 2024 beberapa waktu lalu ternyata juga menyoroti pembenahan di sektor kompetisi kelompok umur. Melansir dari laman berita ANTARA (antaranews.com) pada Rabu (31/07/2024), mantan pemain timnas Indonesia, Ponaryo Astaman berpendapat perlu adanya peningkatan kompetisi di usia muda.
Menurut mantan pemain timnas Indonesia era akhir 1990-an hingga awal dekade 2000-an tersebut, kompetisi usia muda yang cukup baik dan terkelola secara benar bisa menjadi salah satu faktor peningkat prestasi. Hal ini menurutnya bisa kian meningkatkan prestasi di level internasional apabila dikombinasikan dengan program naturalisasi keturunan yang terarah dengan baik.
“Naturalisasi penting untuk mengangkat prestasi timnasnya, tetapi di dalam negeri kompetisinya juga harus dibenahi sistemnya. Dengan begitu, suatu saat nanti mereka bisa compete atau bersaing dengan pemain-pemain naturalisasi,” ujar Ponaryo Astaman.
Opini dari mantan pemain Sriwijaya FC tersebut memang cukup dibenarkan. Pasalnya, baik timnas Indonesia U-16 maupun U-19 memang menggunakan beberapa pilar keturunan seperti Matthew Baker dan Lucas Lee di timnas U-16, serta Jens Raven, Welber Jardim dan Meshaal Hamzah di skuad U-19. Hal ini tentunya akan kian baik jika dikombinasikan dengan talenta lokal yang dibentuk dengan pembinaan yang baik.
Lebih lanjut lagi, pemain yang juga pernah menjabat sebagai General Manager (GM) dari APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) tersebut juga menegaskan kompetisi akar rumput atau grassroot yang baik bisa menjadi penunjang dalam pembangunan tim nasional secara simultan. Hal ini tentunya akan bermuara kepada prestasi timnas Indonesia yang kian baik kedepannya.
“Jadi intinya pembangunannya simultan, yang di atas dipakai untuk naturalisasi, yang di bawah disiapkan program akar rumputnya untuk pemain muda,” imbuh Ponaryo Astaman.
Pembinaan sepakbola kelompok umur, khususnya dalam lingkup liga memang masih memerlukan banyak pembenahan di beberapa sektor. Melansir dari laman resmi Liga Indonesia Baru (ligaindonesiabaru.com), di liga Indonesia kelompok umur sendiri baru ada sistem kompetisi EPA (Elite Pro Academy) yang baru dihidupkan kembali usai pandemi Covid-19. Liga EPA tersebut terbagi atas U-15, U-18 dan U-20.
Baca Juga
-
Demi Menit Bermain, 4 Pemain Abroad Timnas Indonesia Ini Rela Pindah Klub
-
PSSI Kebut Naturalisasi Mauro Zijlstra, Media Asing: Terlalu Buru-Buru!
-
Piala Indonesia Comeback, I-League: Rencana Digelar Musim 2026/2027
-
Hadapi Manila Digger di ACL 2, Persib Bandung Miliki Modal Penting Jelang Laga!
-
Mees Hilgers Dikabarkan Gabung Crystal Palace, Tertahan Aturan Ketat Liga?
Artikel Terkait
Hobi
-
BRI Super League: Lawan Persijap Jepara, Persib Diprediksi Bakal Kesulitan?
-
BRI Super League: Mauricio Souza Usahakan Kemenangan di Markas Persis Solo
-
3 Pemain Kunci di Balik Keperkasaan Timnas Indonesia U-17 Atas Uzbekistan
-
BRI Super League: Dewa United Terpeleset, Semen Padang FC Beri Kejutan!
-
Casey Stoner: Pecco Bagnaia Harus Bersyukur Jadi Rekan Setim Marc Marquez
Terkini
-
Dilaporkan Gagal, Mediasi NewJeans dan ADOR akan Lanjut 11 September
-
Putus Rantai Sampah dengan Kebiasaan Membawa Sendiri
-
Sinopsis Romantic Anonymous, Drama Shun Oguri dan Han Hyo Joo di Netflix
-
Novel A Murder for Miss Hortense: Tragedi Masa Lalu yang Masih Membayang
-
Bukan Sekadar Teman, Ini Alasan Pelihara Hewan Bisa Redakan Stres