Berkaitan dengan performa motor KTM RC16 yang masih belum mampu menyaingi Desmosedici GP24 milik Ducati, Pol Espargaro selaku test rider KTM meminta juniornya, Pedro Acosta, untuk lebih sabar.
Sebagai pembalap yang lebih senior, Pol juga memberi nasehat bahwa pembalap terbaik tidak harus selalu memenangkan balapan atau gelar juara dunia.
"Acosta harus memahami bahwa pembalap MotoGP yang terbaik atau tercepat tidak selalu menang," ungkap Pol, dilansir dari laman Motorsport.
Hal tersebut dikarenakan MotoGP tidak seperti olahraga-olahraga yang lain, di mana yang terbaik sudah pasti jadi pemenangnya. Menurut Pol, MotoGP menuntut lebih banyak hal selain bakat, untuk bisa mendukung seorang pembalap bisa jadi pemenang.
Motor yang kompetitif misalnya, bakat yang baik jika tidak dibarengi dengan mesin yang mumpuni, maka kemenangan dan gelar hanya bisa jadi angan-angan saja di ajang ini.
"Sayangnya ini adalah olahraga yang tidak seperti tenis atau sepak bola, di mana yang terbaik menang. Di sini Anda harus memperhatikan hal-hal lain (seperti motor yang kompetitif) selain bakat untuk bisa menang," ujarnya.
Pedro Acosta sendiri saat ini sudah mulai merasa frustasi karena tertinggal jauh dan kalah saing dari pembalap Ducati. Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini KTM sedang berupaya untuk mengembalikan performa terbaik mereka setelah mengalami kemunduran performa di pertengahan musim.
Penampilan di GP Austria 2024 lalu sepertinya membuat Sang Rookie merasa lebih tertekan dan kecewa. Pasalnya, Red Bull Ring sejatinya merupakan sirkuit yang paling akrab dengan karakter motor KTM, tapi pada kenyataannya finis tertinggi mereka adalah di P5 dan diraih oleh Brad Binder.
Padahal, di awal musim KTM dan Pedro Acosta tampil sangat meyakinkan dengan meraih beberapa podium. Performa gemilang tersebut kemudian membuat KTM tidak berpanjang lebar dan langsung mengontrak Acosta untuk bergabung dengan tim pabrikan.
Dalam situasi seperti ini, tidak hanya Pedro Acosta yang mengalami masa-masa sulit, tentunya keempat rider KTM yang lain juga mengalami masalah yang sama.
Akan tetapi, dengan karakter Acosta yang lebih agresif wajar saja jika masalah ini membuatnya tampak lebih gelisah dibandingkan dengan Binder, Miller, atau Augusto Fernandez.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Jadwal Formula 1 GP Monako 2025, Charles Leclerc Tak Yakin Bisa Menang Lagi
-
Jadwal MotoGP Inggris 2025, Enea Bastianini Siap Lanjutkan Kemenangan!
-
Performa Menurun, Apakah Ducati Masih Berminat Datangkan Pedro Acosta?
-
Aprilia Tolak Tawaran Jorge Martin, Honda Sudah Siapkan Senjata?
-
Hanya Mendominasi Sprint Race, Marc Marquez Harus Fokus di Main Race
Artikel Terkait
-
Bersaing Satu Sama Lain di Lintasan, Bagnaia dan Martin Sepakat Tetap Saling Menghormati
-
Mengenal Philo Paz Armand: Mantannya Azizah Salsha, Ternyata Seorang Pembalap F2
-
Jauh Sebelum Kenal MotoGP, Ducati Diam-diam Pernah Bikin Mesin Balap F1
-
Gagal Podium, Ini 2 Masalah Marc Marquez Selama MotoGP Austria 2024
-
Kado Spesial HUT Kemerdekaan RI, Kiandra Ramadhipa Raih Podium Kedua di IATC Malaysia
Hobi
-
Meski Bergabung Klub Brunei, Ramadhan Sananta Bakal Bermain di Salah Satu Liga Terbaik ASEAN
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tempatkan Duo Tim Arab di Posisi Sulit!
-
Dipanggil ke Timnas Indonesia, Jordi Amat Bisa Jadi Mentor Para Pemain Muda
-
Liga 1: Pieter Huistra Tatap Masa Depan di PSS Sleman, Bidik Target Baru?
-
BRI Liga 1: Bali United Dominasi Head to Head, Persebaya Bisa Ubah Sejarah?
Terkini
-
Mengeksplorasi Musik Estetik Lewat Lagu ONEUS Bertajuk Same Scent
-
Tren "In This Economy": Gaya Hidup Minimalis Jadi Pilihan Anak Muda
-
Menyikapi 'Film Ozora - Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel'
-
Review Lagu Kai Mmmh: Cinta Posesif dalam Balutan R&B yang Elegan
-
Pantai Manakarra, Tetap Menarik Meski Tanpa Pasir Pantai