Perseteruan Valentino Rossi dengan Marc Marquez yang terkenal dan masih terus berlanjut hingga saat ini, ternyata bukan yang satu-satunya.
Ya, The Doctor di sepanjang kariernya di MotoGP memiliki beberapa rival besar, di antaranya adalah Max Biaggi pada tahun 2004, Casey Stoner pada 2008, dan juga Jorge Lorenzo di musim 2009.
Uniknya, dari ketiga rival Rossi tersebut ditambah dengan Marc Marquez, mereka sama-sama pembalap yang terkuat di masanya. Sepertinya pembalap dengan nomor ikonik 46 tersebut memang memiliki kebiasaan bermusuhan dengan pesaingnya di lintasan.
Salah satu persaingan terhebat dan terintens yang pernah dialami Valentino Rossi adalah saat dirinya berada satu tim dengan Jorge Lorenzo di Yamaha.
Rossi menganggap Lorenzo tidak ramah saat berada di lintasan balap, siapa sangka hal ini sampai mempengaruhi hubungan keduanya di luar lintasan, bahkan sampai membuat garasi mereka dibatasi dengan tirai besi.
Dilansir dari laman Motorcycle Sports, dalam sebuah siniar dengan Mig Babol, VR46 menceritakan bagaimana perasaan tidak sukanya saat Yamaha memboyong Lorenzo ke tim mereka.
"Pada tahun 2008 mereka menempatkan Jorge Lorenzo di dalam tim, jelas saya tidak terlalu senang karena saya tahu dia adalah pembalap yang sangat cepat," ungkap Rossi.
Lebih lanjut Rossi menjelaskan bahwa saat itu mereka menggunakan pilihan ban yang berbeda, Lorenzo menggunakan Michelin, sedangkan Rossi menggunakan Bridgestone.
Tahun berikutnya, intensitas rivalitas keduanya semakin meningkat setelah Lorenzo memilih untuk menggunakan merek ban yang sama dengan Rossi hingga berujung pada pemasangan tembok pembatas.
Menurut Rossi, tindakan tersebut dia lakukan untuk menjaga datanya agar tidak diketahui oleh Lorenzo, tapi pada kenyataannya mereka tetap saling mengetahui satu sama lain.
"Itu terjadi pada tahun 2009, dan dia juga memasang Bridgestone. Saya memasang tembok di pit karena saya tidak ingin dia melihat data saya, dan itu menjadi kontroversi besar. Namun ini adalah tipuan besar, karena ada banyak kontroversi dan pada akhirnya, data saya tetap menjadi miliknya, sama seperti saya melihat datanya," ungkapnya.
Puncak permusuhannya dengan Lorenzo terjadi ketika keduanya saling memperebutkan gelar juara dunia pada tahun 2015, kemenangan yang 'seolah-olah' milik Rossi 'seolah-olah' disabotase oleh Lorenzo.
Itu juga yang memicu perang abadi antara kubu Rossi dan Marquez, karena Marc Marquez pada waktu itu dianggap 'membantu' Lorenzo dalam merebut gelar juara.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ogah Pusing, Max Verstappen Anggap Gelar Juara Dunia Tidak Terlalu Penting
-
Jadwal F1 GP Abu Dhabi 2025: 3 Pembalap Siap Rebut Gelar Juara Dunia
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
-
Sprint Race MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Giveaway Medali Kemenangan
Artikel Terkait
-
Hosting Fee Belum Dibayar, Kapan MotoGP Mandalika 2024 Digelar?
-
Andrea Dovizioso: Marc Marquez yang Kita Lihat Ini Bukan Versi Terbaiknya
-
Pantas Banyak yang Pilih ke Malaysia, Segini Beda Harga Tiket Nonton MotoGP di Mandalika vs Sepang
-
Karut Marut MotoGP Mandalika: Terancam Gagal Gegara Hosting Fee Belum Dibayar
-
Marc Marquez Diejek, Pemilik Gresini Racing Ikut Merasa Sakit Hati
Hobi
-
SEA Games 2025 dan Potensi Main Mata Malaysia-Vietnam untuk Singkirkan Pasukan Garuda Muda
-
Meski Sukses di Kanada, John Herdman Tak Cocok untuk Melatih Timnas Indonesia! Tahu Alasannya?
-
Filipina U-22, SEA Games 2025 dan Potensi Besar Pengulangan Rekor The Azkals di Piala AFF 2010
-
Yakob Sayuri Jadi Korban Rasisme, PSSI Didesak Ambil Tindakan Tegas!
-
Indra Sjafri Ungkap Biang Kerok Kekalahan Memalukan atas Filipina, Ada Apa?
Terkini
-
Intip Sinopsis Film Timur yang Gaet Penjual Burger untuk Perankan Prabowo
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
4 Rekomendasi Body Lotion Kolagen, Bikin Kulit Tetap Kenyal dan Glowing!
-
Merantau: Jalan Sunyi yang Diam-Diam Menumbuhkan Kita
-
Yakob Sayuri Jadi Sasaran, Rasisme Masih Ada di Sepak Bola