Dalam laga antara China vs. Indonesia di matchday ke-4 babak kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dimenangkan oleh tuan rumah dengan skor tipis 2-1, ada beberapa hal yang patut menjadi sorotan dari sisi skuad garuda. Salah satu hal unik yang menjadi sorotan adalah performa dari salah satu punggawa timnas Indonesia, yakni Witan Sulaeman.
Dalam laga kontra China kemarin, Witan Sulaeman dipercaya oleh pelatih timnas Indonesia, yakni Shin Tae-yong untuk bermain sebagai pemain utama atau starting line-up. Namun, alih-alih memberikan performa yang cukup baik seperti saat laga melawan Arab Saudi dan Australia di matchday ke-1 dan ke-2 kemarin, pemain Persija Jakarta tersebut justru tampil di bawah ekspektasi dan cenderung underperform.
Bahkan, melansir dari laman 11v11.com, mantan pemain klub Slovakia, FK Senica tersebut hanya mencatatkan rating permainan sebesar 6.1 dan menjadi salah satu yang terendah di skuad timnas Indonesia saat melawan China. Hal ini tentunya cukup menarik mengingat Witan Sulaeman menjadi salah satu pemain yang memiliki stabilitas performa paling rendah diantara para pemain timnas Indonesia lainnya.
Performa Naik-turun Witan Sulaeman Perlu Mendapatkan Sorotan
Fenomena performa naik-turun winger timnas Indonesia, Witan Sulaeman memang perlu mendapatkan sorotan. Pasalnya, pemain yang mulai debut bersama timnas senior dari tahun 2021 ini cenderung dianggap sebagai pemain yang memiliki performa kurang stabil di skuad garud. Bahkan, ada anggapan bahwa âWitan Sulaeman sekalinya bagus akan bagus banget, tapi kalau sudah buruk akan buruk bangetâ. Hal ini tentunya menyoroti performa sang pemain yang memang cenderung kurang stabil.
Senada dengan anggapan tersebut, dari laga kontra Arab Saudi dan Australia, serta laga melawan Bahrain dan China kemarin menjadi bukti tak stabilnya performa Witan Sulaeman bersama tim nasional. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, dalam laga kontra Arab Saudi dan Australia di bulan Oktober 2024 kemarin, Witan Sulaeman menjadi salah satu bintang lapangan dengan menunjukkan performa yang luar biasa. Akan tetapi, semuanya seakan-akan sirna saat laga kontra China kemarin yang dimana Witan Sulaeman memiliki performa yang cukup buruk di atas lapangan.
Tentunya anomali yang menerpa Witan Sulaeman tersebut diharapkan dapat menemukan solusi jitu, baik dari staff pelatih tim nasional maupun dari sang pemain sendiri. Tentunya konsistensi performa yang baik merupakan salah satu faktor kunci dari baiknya permainan sebuah tim.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
-
Misi Gerald Vanenburg Lolos Piala Asia U-23 dan Bayang-bayang Prestasi STY
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
Dimas Drajad Gabung Malut United, Aroma Eks-Persib Kian Terasa di Skuad
-
Menjamu Laos, Skuad Timnas Indonesia U-23 Tak Boleh Remehkan Tim Lawan!
Artikel Terkait
-
Kalah Tipis, Shin Tae-yong Sebut Indonesia Tidak Beruntung Gara-Gara Ini
-
Artis Bahrain Ejek Kekalahan Timnas Indonesia dengan Lecehkan Lagu Indonesia Raya
-
Pelatih China Sindir Shin Tae-yong yang Sebut Timnas Indonesia Kurang Beruntung
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Terjun Bebas usai Dihajar China, Potensi Disalip Malaysia
-
STY Blunder? Rotasi Pemain Dinilai Jadi Biang Kerok Kekalahan Skuad Garuda
Hobi
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
Membahasakan Inklusivitas Sosial Melalui Olahraga Futsal
-
Sebut Timnas Indonesia Bakal Pakai Trik Kotor, Kapten Lebanon Bicara Fakta?
-
Futsal di Era Digital: Dari Lapangan ke Layar Sosial Media
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
Terkini
-
Kotabaru: Bukan Sekadar Kafe Estetik, Ini Jantung 'Kalcer' Anak Muda Jogja!
-
CRZY oleh Haechan NCT: Pesona Tak Terduga yang Bikin Kamu Tergila-gila
-
Propaganda Buzzer, Ancaman Doxxing dan Masa Depan Iklim Demokrasi Digital
-
Blunder Klarifikasi Anak Menkeu Baru: Niatnya Minta Maaf soal Agen CIA, Malah Seret Ternak Mulyono?
-
Sutradara Beber Alasan Akhiri Kisah Duo Warren di The Conjuring: Last Rites