Menjelang peluncuran Assassin's Creed Shadows yang semakin dekat, Ubisoft terlihat sangat berhati-hati. Pasalnya, game ini telah menjadi sasaran kritik tajam dari beberapa kalangan, terutama karena karakter Yasuke, samurai Afrika yang menjadi salah satu protagonis utama.
Keberadaan Yasuke, yang terinspirasi dari tokoh sejarah nyata, memicu serangan rasis dari segelintir pihak, membuat Ubisoft harus menyiapkan langkah-langkah perlindungan untuk para pengembangnya.
Menurut laporan dari PC Gamer, Ubisoft telah mempersiapkan rencana anti-harassment yang cukup matang untuk menjaga keamanan karyawannya. Para pengembang bahkan diberikan saran untuk tidak memposting di media sosial bahwa mereka bekerja di Ubisoft, demi menghindari potensi serangan.
Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan CSE (Comité Social et Économique), kelompok yang berfungsi untuk melindungi hak-hak karyawan di Prancis. Ini merupakan langkah serius mengingat semakin meluasnya kampanye perundungan yang ditujukan pada pengembang game.
Ubisoft tak hanya mengandalkan nasihat untuk menghindari media sosial, tetapi juga memberikan dukungan psikologis dan hukum bagi para karyawan yang menjadi korban serangan terkait game ini.
Dengan adanya tim khusus yang akan memantau aktivitas di media sosial, Ubisoft siap untuk mengambil tindakan hukum jika diperlukan. Bahkan, seorang sumber yang dekat dengan perusahaan mengatakan bahwa perusahaan telah menyiapkan langkah lebih serius dibandingkan sebelumnya, untuk memastikan pengembang terlindungi dengan baik.
Fenomena perundungan terhadap pengembang game memang bukan hal baru. Sejak insiden Gamergate yang mencuat pada 2014, dunia game sering kali dihantui oleh kampanye perundungan yang tak berdasar. Misalnya, dalam kasus The Last of Us Part II, aktor suara Abby, Laura Bailey, menjadi sasaran kebencian hanya karena peranannya dalam game.
Tak hanya itu, Ubisoft juga mengalami backlash serupa terhadap Star Wars Outlaws karena penampilan karakter utama, Kay Vess. Semua ini menunjukkan bahwa perundungan dalam industri game semakin meluas.
Dengan rencana yang telah disiapkan, Ubisoft berharap dapat memberikan contoh positif bagi pengembang lainnya. Jika langkah ini sukses, semoga dunia game bisa bergerak menuju lingkungan yang lebih sehat, di mana kritik terhadap game bisa disampaikan dengan cara yang lebih konstruktif tanpa harus mengarah pada serangan pribadi.
Dengan adanya upaya ini, para pengembang seperti yang ada di balik Assassin's Creed Shadows bisa merasa lebih aman dan terdukung saat menghadapi reaksi dari komunitas.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Franchise Unknown 9 Dihentikan! Gagal Total, Sekuel Pun Dibatalkan
-
South of Midnight: Petualangan Magis Penuh Misteri yang Wajib Dinantikan!
-
Early Access Midnight Murder Club: Main Bareng Teman Tanpa Biaya Tambahan!
-
Ninja Gaiden Kembali dengan Protagonis Baru dan Tantangan Lebih Seru!
-
One-Winged Angel Final Fantasy 7 Menggema di Runway Louis Vuitton!
Artikel Terkait
-
8 Rekomendasi HP Murah Lancar Main Game, Tak Bikin THR Jebol
-
Asus ROG Phone 9 Pro: Fitur, Spesifikasi, dan Harga Resmi Indonesia
-
Turnamen PUBG Mobile Asia Tenggara, 2025 PMSL SEA Summer Resmi Digelar di Jakarta
-
Amankah Menggunakan VPN Mobile Legends Auto Win? Kenali Bahayanya
-
7 Aplikasi Game Penghasil Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Bisa Buat THR Lebaran!
Hobi
-
Wajib! 3 Hal yang Perlu Dievaluasi Timnas Indonesia Jelang Lawan Bahrain
-
Franchise Unknown 9 Dihentikan! Gagal Total, Sekuel Pun Dibatalkan
-
Menjamu Bahrain, Timnas Indonesia Wajib Cegah Tim Tamu Unggul Terlebih Dahulu!
-
Dibayangi Degradasi, Pieter Huistra Bisa Selamatkan Nasib PSS Sleman?
-
Ekstra Waspada! Saat Timnas Indonesia Hancur Lebur, Bahrain Justru Semakin Solid Bermain!
Terkini
-
4 Rekomendasi Anime Petualangan untuk Temani Mudik, Dijamin Antibosan!
-
Nggak Perlu Takut! Ini 6 Tips Hindari Penipuan Online saat Mudik Lebaran
-
Review The Twister - Caught in the Storm: Dokumenter Tornado Paling Mematikan
-
Inspirasi OOTD Hijab! Ini 4 Mix and Match Celana Cutbray ala Zahra Humaira
-
Oh Beauty Festival 2025, Puluhan Ribu Pengunjung Serbu Blok M di Tengah Gejolak Ekonomi