Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | e. kusuma .n
Muhammad Shohibul Fikri (dok. PBSI)

Nama Muhammad Shohibul Fikri memang sudah tidak asing lagi di telinga badminton lovers tanah air mengingat kariernya sebagai atlet bulu tangkis di nomor ganda putra yang masuk dalam jajaran top 20 BWF World Rank. Sebagai salah satu atlet ganda putra andalan Pelatnas, Fikri sudah memiliki banyak jam terbang dan sederet prestasi di kancah dunia.

Pencapaian tertinggi berupa gelar juara All England 2022 bersama Bagas Maulana yang kala itu berhasil mengalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di babak final. Tentu pencapaian ini cukup layak dibanggakan mengingat level turnamen Super 1000 sekaligus menciptakan all Indonesian final.

Namun, setelah pencapaian di All England tersebut, Bagas/Fikri justru terpantau belum naik podium juara kembali meski cukup sering lolos ke babak final di sejumlah turnamen BWF. Di Orleans Masters 2023, Bagas/Fikri harus puas menjadi runner up turnamen Super 300 setelah kalah dari wakil China, Chen Boyang/Liu Yi dalam dua gim langsung. 

Bahkan situasi yang hampir sama juga terulang kembali di Thailand Open 2023 saat melawan unggulan China lainnya, Liang Weikeng/Wang Chang. Kalah dalam dua gim, Bagas/Fikri kembali menjadi runner up Super 500.

Pada dua turnamen selanjutnya di level Super 750 pada tahun yang sama, Bagas/Fikri kembali sukses tembus partai final. Lagi-lagi bak laga antiklimaks, Bagas/Fikri kembali kalah dan harus legawa langganan menjadi runner up.

Di Denmark Open 2023, BaKri, julukan ganda putra Pelatnas tersebut bahkan kalah dari wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Sementara di French Open 2023, Bagas/Fikri takluk di hadapan unggulan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen usai lakoni laga rubber game.

Memasuki agenda turnamen BWF tahun 2024, gelar sebagai runner up masih terus mengintai Fikri. Masih berpasangan dengan Bagas, kegagalan meraih gelar juara terjadi di Swiss Open 2024. Kala itu di laga final, Bagas/Fikri kalah dari andalan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy.

Tak pelak label sebagai ‘manusia silver’ pun mulai tercetus di kalangan badminton lovers tanah air. Kemudian menyusul keputusan bongkar pasang di sektor ganda putra Pelatnas pun mulai terealisasi di mana dua pasangan ditukar. Fikri dipasangkan dengan Daniel Marthin, sementara Bagas menjadi partner Leo Rolly Carnando.

Harapannya akan ada gebrakan baru dari sektor ganda putra pelapis Fajar Alfian/M. Rian Ardianto yang berpotensi meraih gelar juara. Dengan rombakan Fikri/Daniel dan Leo/Bagas pun diharapkan penyegaran di sektor ganda bisa memicu performa yang lebih baik lagi.

Namun, label sebagai ‘manusia silver’ masih belum mau lepas dari Fikri. Usai tembus final Thailand Masters 2025, Fikri/Daniel malah gagal naik podium juara kembali dan harus puas menjadi runner up setelah dikalahkan oleh wakil Korea Selatan, Jin Yong/Seo Seung Jae.

Kejadian di Swiss Open tahun lalu kemudian terulang pada edisi 2025. Kali ini Fikri yang sudah menjadi rekan tandem Daniel juga tembus babak final dan kembali kalah. Fikri/Daniel belum mampu mematahkan label ‘manusia silver’ usai takluk di hadapan Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh.

Dengan sederet gelar sebagai runner up yang disandang M. Shohibul Fikri bersama dua rekan tandemnya, julukan sebagai ‘the real manusia silver’ mulai jadi perbincangan hangat di kalangan badminton lovers tanah air. Apakah di turnamen selanjutnya label ini bisa terpatahkan? Let’s wait and see! 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

e. kusuma .n