Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fathia Azkia
Buku Ceria Ramadhan (dok. pribadi/Fathia Azkia)

Buku Ceria Ramadhan di 5 Benua – 25 Negara mengkaji tantangan shaum yang dialami oleh umat muslim di berbagai belahan dunia. Perbedaan letak geografis dan budaya setempat terkadang menjadi hambatan yang berat dalam menunaikan ibadah wajib ini. Namun, itu lah yang membuat pengalaman shaum menjadi lebih indah dan penuh warna.

Narasi pengalaman yang terkesan ‘nyata’ namun ringan akan didapat oleh pembaca begitu menamatkan buku ini. Para penulis yang berkontribusi adalah individu yang telah menjalani shaum secara langsung di negara-negara tersebut, atau telah melakukan riset terkait budaya setempat. Jadi, tak heran kalau narasinya terasa autentik dan mendalam. Ditambah lagi, cerita dikemas dalam gaya ‘cerpen anak-anak’, yang universal dan nyaman di semua lapisan usia.

Buku ini terdiri atas 5 bab dengan 25 sub-bab—sesuai dengan judulnya, yang mengangkat cerita dari 25 negara di 5 benua. Setiap bab dengan cermat menggambarkan pengalaman anak-anak yang menjalani shaum pertama mereka di negara dengan tantangannya masing-masing—mulai dari durasi shaum yang sangat lama, harus menjalani shaum seorang diri di lingkungan yang mayoritas non-muslim, hingga bertahan menghadapi cuaca ekstrem. Terlepas dari apakah tokoh yang diceritakan terinspirasi dari kehidupan nyata atau fiksi; anak-anak di buku ini keren–selalu menemukan cara untuk tetap semangat dan menemukan keindahan dalam menghadapi tantangan bulan ramadhan. 

Selain cerita inspiratif, buku ini dilengkapi juga dengan insight dan trivia yang memperluas wawasan. Misalnya, siapa sangka bahwa durasi shaum di Finlandia bisa mencapai 23 jam saat musim panas karena lokasinya yang berada di lingkaran Arktik? Atau bahwa Samoosa, kudapan yang berbentuk segitiga itu, ternyata berasal dari Afrika Selatan? 

Penyisipan beberapa kosa kata berbahasa asing pun dapat membantu menambah perbendaharaan kata: a domani (sampai besok dalam bahasa Italia, yang dibalas dengan a domain), komm herein (silakan masuk dalam bahasa Jerman), jiejie (kakak perempuan dalam bahasa Mandarin), dan masih banyak lagi. 

Ilustrasi menjadi daya tarik lain dari buku ini. Setiap halamannya dilengkapi dengan gambar kartun yang relevan dengan negara yang diceritakan. Misalnya, cerita dari China menampilkan ilustrasi Masjid Id Kah—masjid terbesar di Kota Kashgar, Xinjiang. Sementara cerita dari Australia dihiasi dengan kartun koala dan kanguru. Ilustrasi ini membuat buku lebih unik! Mengurangi kebosanan dari menatap kertas sepanjang waktu.

Pada akhir setiap sub-bab, penulis menyuguhkan fakta unik dan budaya ramadhan di masing-masing negara. Informasi ini mencakup tradisi khas, iklim, durasi shaum, kuliner ramadhan, hingga tips menjalani shaum di negara tersebut. Hal ini memperkuat pemahaman pembaca mengenai kehidupan ramadhan di berbagai belahan dunia.

Namun, buku ini bukanlah tanpa kekurangan. Dalam versi cetak yang saya miliki, terdapat kesalahan pencantuman bendera, di mana bendera Uni Emirat Arab digunakan untuk mewakili Arab Saudi. Beberapa sub-bab juga terasa kurang mendalam dalam mengeksplorasi budaya lokal, sehingga cerita terkesan terlalu general. Selain itu, beberapa cerita terasa terlalu singkat, sehingga kurang memberikan gambaran yang cukup tentang pengalaman ramadhan di negara tersebut.

Meski demikian, Ceria Ramadhan di 5 Benua – 25 Negara tetap merupakan bacaan yang layak untuk dinikmati. Buku ini memberikan pengalaman menarik yang memperluas wawasan budaya dan ikut merasakan keindahan ramadhan di berbagai negara. 

Identitas Buku

Judul: Ceria Ramadhan di 5 benua - 25 negara

Penulis: Wulan Mulya Pratiwi, Efa Refnita, Dian Akbas, dkk

Penerbit: Ziyad Books

Cetakan: I, 2018

Tebal: 304 halaman

ISBN: 978-602-317-440-9

Fathia Azkia