Kabar terbaru datang dari Pelatnas PP PBSI yang disebut-sebut melakukan perubahan susunan tim pelatih yang sebenarnya juga belum lama dirombak. Menurut lansiran resmi pihak PBSI melalui akun official media sosial Instagram @badminton.ina, ada rotasi pelatih Pelatnas PBSI 2025 yang dirilis resmi pada Selasa (08/04/2025).
Disebutkan jika pelatih di beberapa sektor turut mengalami perubahan, baik untuk atlet utama maupun pratama. Salah satu yang cukup banyak menjadi sorotan adalah pelatih untuk sektor tunggal putra yang sebelumnya dirangkap oleh Kepala Pelatih Pelatnas, Mulyo Handoyo.
Rotasi pelatih kali ini melibatkan Indra Wijaya yang ditunjuk sebagai kepala pelatih tunggal putra utama menggantikan Mulyo Handoyo. Disampaikan oleh pihak PP PBSI yang menyebutkan jika penggantian ini dikarenakan alasan kesehatan.
"Nah, sekarang saya lebih difokuskan sebagai koordinator pelatih atau pelatih kepala", kata Mulyo menjelaskan.
Meski begitu, coach Mulyo tetap aktif berperan dalamp evaluasi teknis atlet Pelatnas.
"Saya tetap aktif. Setiap hari saya diskusi dengan para pelatih, evaluasi program, dan mengawal regenerasi. Hanya kaki saya saja, tapi bukan masalah karena memang usia", tambah mantan pelatih Taufik Hidayat tersebut.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid. Binpres), Eng Hian menyampaikan penjelasan lebih lanjut jika kondisi kesejatan Mulyo Handoyo kurang mendukung untuk melakukan perjalanan saat mendampingi atlet dari satu turnamen ke turnamen lainnya.
“Berdasarkan kondisi kesehatan Pak Mulyo, dokter menganjurkan agar tidak melakukan perjalanan ke turnamen-turnamen dalam beberapa waktu ke depan. Kami juga ingin Pak Mulyo lebih fokus sebagai kepala pelatih”, ungkap Eng Hian dalam keterangan resminya beberapa hari yang lalu.
Mengingat sebelumnya Indra Wijaya yang sempat menjadi pelatih Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani serta baru saja menjabat sebagai Kepala Pelatih tunggal putra pratama, tentu ada kekosongan kursi kepelatihan kembali.
Menyikapi situasi ini, PP PBSI juga melakukan rotasi pelatih lanjutan. Herli Djaenudin yang menjadi asisten Indra Wijaya di tunggal putra pratama dipercaya untuk menangani tunggal putri pratama. Sedangkan di tunggal putra pratama, Wiempie Mahardi ditunjuk sebagai Kepala Pelatih yang baru.
Bisa dibilang coach Herli dan coach Wiempie bertukar peran dalam membangun calon-calon penerus sektor tunggal putra dan tunggal putri Pelatnas. Dengan rotasi ini diharapkan ada perubahan yang positif dalam pengembangan potensi maupun perbaikan prestasi atlet muda Indonesia.
Lebih lanjut Eng Hian juga menyampaikan harapan kepada atlet muda pratama yang bakal naik menjadi pelapis atlet senior bisa tampil semakin maksimal dalam menjalankan program latihan dari pelatih yang baru ditunjuk.
“Kami berharap dengan rotasi ini prestasi di sektor tunggal putra dan putri pratama bisa lebih baik lagi”, jelas Eng Hian menambahkan pernyataan sebelumnya.
Tidak sampai hanya di nama-mana tersebut di atas, perubahan susunan pelatih yang dilakukan Pelatnas PBSI juga menyeret nama mantan atlet tunggal putra Indonesia, Ihsan Maulana Mustafa. Selain rotasi pelatih, PP PBSI juga merekrut Ihsan Maulana menjadi asisten pelatih untuk sektor tunggal putra pratama.
Bukan sekadar ancang-ancang atau wacana, ternyata ajakan dari Pelatnas Cipayung tersebut bersambut dan sudah disanggupi oleh Ihsan Maulana. Mantan atlet tunggal putra yang masih satu angkatan dengan Jonatan Christie ini ditarik menjadi pelatih juga bukan tanpa alasan yang kuat.
Menurut Kabid Binpres Eng Hian, penunjukan Ihsan Maulana tidak lepas dari latar belakang sebagai mantan atlet tunggal putra tanah air dan didukung pengalamannya sebagai pelatih. Diketahui Ihsan Maulana sendiri pernah menjadi pelatih di klub PB Mutiara Cardinal Bandung.
“Kami mempunyai kebutuhan asisten pelatih yang bisa turun langsung ke lapangan”, jelas Eng Hian terkait penunjukan Ihsan Maulana dalam tim pelatih di Cipayung.
Baca Juga
-
Ada Peran Orang Tua Cegah Potensi Anak Jadi Pelaku Bullying, Ajarkan Empati!
-
Agresivitas Pelaku Bullying Menurut Psikologi, Benarkah Tak Selalu Jahat?
-
Permalukan Orang Jadi Hiburan: Fenomena Prank yang Melenceng Jadi Bullying!
-
Ketika Grup Chat Jadi "Medan Bullying": Bagaimana Cara Menghadapinya?
-
Learned Helplessness: Saat Korban Bullying Sulit Melawan, Stop Menghakimi!
Artikel Terkait
-
Skuad Indonesia di Sudirman Cup 2025, Kombinasi Atlet Senior dan Junior
-
Shin Tae-yong: Setahun ke Depan Saya Tidak Akan Jadi Pelatih
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Berupaya Jegal Timnas Indonesia U-17, Pelatih Yaman Akui Pakai Trik Berikut
-
Jadi Penulis Itu Pilihan, Bukan Pelarian
Hobi
-
Hadapi Filipina, Timnas Indonesia Jangan sampai Senasib dengan Myanmar
-
John Heitinga Dirumorkan Latih Timnas Indonesia, Rekam Jejaknya Cemerlang?
-
SEA Games 2025: 3 Pemain Filipina yang Patut Diwaspadai Indonesia di Pertarungan Perdana
-
Prediksi Line Up Timnas Indonesia vs Filipina, Hokky Caraka Layak Starter?
-
Jelang Lawan Filipina, Timnas Indonesia Disanjung Media Vietnam karena Ini
Terkini
-
Fenomena Job Hugging, Tanda Loyalitas atau Karier Stagnan?
-
Cerah Maksimal! 4 Skincare Daily Mask Niacinamide untuk Glowing Setiap Hari
-
Kisah Akbar, Disabilitas Netra yang Berkelana di Ruang Sastra Tukar Akar
-
Ari Lasso Beri Kejutan Romantis untuk Dearly Djoshua, Bantah Rumor Putus?
-
Rentetan Bullying Hingga Kekerasan di Sekolah, Bagaimana Peran Pendidik?