Salah satu pemain paling muda di Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta kembali menarik perhatian khalayak. Setelah tampil cukup memikat pada gelaran Piala Asia U-17 di Arab Saudi beberapa waktu lalu dan membuat para penggemar sepak bola berdecak dengan aksinya, kini pemain Bhayangkara FC tersebut membuat induk sepak bola dunia, FIFA angkat komentar.
Melalui laman resmi mereka, fifa.com (23/4/2025) pemain yang belum genap berusia 17 tahun tersebut dinobatkan oleh FIFA sebagai salah satu dari enam pemain terbaik di gelaran.
Dalam artikelnya yang berjudul "Six starlets who shone at AFC U-17 Asian Cup," federasi tertinggi persepakbolaan dunia tersebut memasukkan nama Evandra Florasta dalam daftar penampil paling bersinar di turnamen, bersanding dengan Asilbel Aliev dar Uzbekistan, Abdulrahman Sufyani dari Saudi Arabia, Kim Eunseong dari Korea Selatan, Kim Yu-jin dari Korea Utara dan Muhammad Nazriev dari Tajikistan.
Masuknya nama Evandra Florasta dalam daftar pengakuan pemain terbaik gelaran Piala Asia U-17 oleh FIFA ini tentunya semakin mempertegas kualitas para pemain yang dimiliki oleh Timnas Indonesia.
Meskipun langkah anak asuh Nova Arianto tersebut harus terhenti di babak perempat final pasca dihantam enam gol tanpa balas dari Korea Utara, namun setidaknya ada pengakuan kualitas kepada salah satu penggawa Garuda Muda.
Namun yang menjadi persoalan adalah, bukan pujian dari FIFA ini, namun keberlangsungan karier dan pencapaian seorang Evandra di masa mendatang.
Pasalnya, jika kita melihat sejarah "pengakuan" dunia sepak bola internasional terhadap kualitas para pemain Indonesia, sejatinya hal tersebut bukanlah suatu hal yang asing.
Karena kita tahu, sebelum diakuinya kualitas yang dimiliki oleh Evandra Florasta ini, para pemain muda Indonesia juga pernah mendapatkan pengakuan serupa karena bakat yang mereka miliki.
Mengacu pada laman Suara.com (17/10/2024), hingga sejauh ini, setidaknya sudah ada tiga nama pemain muda Indonesia yang mendapatkan label sebagai wonderkid dunia.
Mereka adalah Egy Maulana Vikri yang masuk dalam daftar 60 pemain muda terbaik versi The Guardian tahun 2017, kemudian Arkhan Kaka di tahun 2024 lalu, dan tentu saja Marselino Ferdinan pada tahun 2021.
Namun sayangnya, meskipun mereka mendapatkan embel-embel sebagai salah satu talenta muda terbaik di dunia, mereka sampai saat ini belum benar-benar bisa menunjukkan kualitasnya di level yang lebih tinggi.
Tentu kita sepakat, di pentas persepakbolaan dalam negeri, baik Arkhan Kaka, Egy Maulana Vikri maupun Marselino Ferdinan dapat dikatakan sangat over power. Namun ketika mereka memutuskan untuk bertarung di level yang lebih tinggi, kualitas yang mereka miliki masih belum cukup untuk menghidupkan persaingan.
Sebelum kembali ke Liga 1 Indonesia, Egy Maulana Vikri tercatat sempat melanglang buana ke beberapa klub benua Eropa.
Meskipun saat itu dirinya bergabung dengan tim gurem yang namanya jarang dikenal di persepakbolaan benua biru, namun sang pemain tetap saja masih belum bisa mendapatkan kepercayaan sebagai pemain reguler di klub.
Pun demikian dengan Marselino Ferdinan. Setelah memutuskan untuk abroad ke KMSK Deinze, kemudian ke Oxford United, mantan pemain Persebaya Surabaya tersebut hingga saat ini masih kesulitan untuk bisa menaklukkan kerasnya persaingan internal di tim.
Sementara Arkhan Kaka? Sampai sejauh ini masih belum memutuskan hendak ke mana dirinya upgrade kualitas dalam bersepakbola.
Dan hal inilah yang harus benar-benar dipelajari oleh Evandra Florasta. Meskipun tampil bersinar dan mendapatkan pengakuan luas dari dunia intrnasional karena bakat yang dimilikinya, hal itu bukanlah suatu hal yang bisa diandalkan tanpa diiringi dengan peningkatan level dan kualitas yang dimilikinya.
Sehingga, ketika nantinya memutuskan untuk berkarier ke dunia yang jauh, dirinya bisa menghidupkan persaingan sekaligus membuktikan bahwa dirinya tak hanya numpang singgah di tim yang merekrutnya.
Baca Juga
-
Thailand Berencana Ubah Format SEA Games, Apa Keuntungan dan Kerugian bagi Kontestan?
-
Jay Idzes dan Venezia: Ketika Loyalitas Serta Kesetiaan Bertarung Melawan Mimpi Besar
-
Kevin Diks Cedera, Bukan Perkara Mudah untuk Menggantikan Posisinya di Timnas Indonesia
-
Bhayangkara FC Ambisius Bangun Kekuatan, Para Pemain Diaspora Jangan Terburu-buru Tergoda!
-
Uniknya Thailand, Ubah-Ubah Aturan Demi Bisa Kembalikan Medali Emas Sepak Bola SEA Games
Artikel Terkait
-
Tinggi Badan Kayne van Oevelen, Kiper Keturunan Arek Suroboyo Bikin Maarten Paes Minder
-
Luapan Kemarahan Jay Idzes: Saya Kecewa Harusnya Tak Seperti Ini
-
Bocoran Mengejutkan! China Bisa Lolos Piala Dunia 2026 meski Kalah dari Timnas Indonesia
-
Penyerang Jangkung 23 Tahun Kasih Kode ke PSSI, Calon Penerus Ragnar dan Ole Romeny
-
Evandra Florasta Menggila di Piala Asia U-17, FIFA Sampaikan Pujian Deras!
Hobi
-
Kejutan! Persib Bandung sedang Berburu 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia
-
Masa Depan Mass Effect Terancam, BioWare PHK Banyak Developer Senior
-
Evandra Florasta Menggila di Piala Asia U-17, FIFA Sampaikan Pujian Deras!
-
Fakta Menarik Sudirman Cup: Sejarah hingga Negara Langganan Juara
-
Lika-liku Tim Indonesia Menuju Sudirman Cup 2025, Bikin BL Ketar-ketir
Terkini
-
Rahasia dan Penjelajahan Tempat Kelahiran Papa dalam Novel Bingkai Memori
-
Review Film Possession: Kerasukan, Tampilkan Teror dalam Rumah Tangga
-
5 Drama Jepang yang Dibintangi Rin Takanashi, Terbaru Ada Musashi no Rondo
-
Langkah Kecil Bandung: Mengguncang Dunia dan Membangun Solidaritas Global
-
Film Laputa - Castle in the Sky: Petualangan Ajaib dari Langit