Rumor terbaru datang dari timnas Indonesia. PSSI dikabarkan kini tengah mencoba menjalin komunikasi dengan salah satu pemain keturunan Indonesia yang berkarier di Eropa, yakni Pascal Struijk.
Menurut pemberitaan media, bek yang kini memperkuat klub Inggris, Leeds United tersebut sedang dirumorkan menjadi pemain naturalisasi baru di skuad timnas Indonesia setelah beberapa foto yang menunjukkan dirinya berada dalam 1 momen bersama pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert.
“Sementara karier internasionalnya bersama Belanda belum berlanjut ke level yang konsisten, perhatian pun mulai mengarah kepada kemungkinan dirinya membela tim nasional lain. Indonesia menjadi salah satu opsi yang banyak diperbincangkan, mengingat darah keturunan dari pihak keluarga ibunya berasal dari Tanah Air,” tulis media Suara.com.
Peluang membela timnas Indonesia memang masih cukup terbuka lebar bagi Pascal Struijk. Dilansir dari laman transfermarkt.co.id, hingga saat ini dirinya belum dipanggil masuk ke dalam skuad inti timnas Belanda.
Dirinya hanya sempat dipanggil ke daftar pemain tunggu atau pemain pelapis dalam ajang UEFA Nations League tahun 2022 silam. Kondisi ini membuat banyak pihak yang memprediksi PSSI akan ‘menikung’ KNVB selaku induk federasi sepak bola Belanda dalam mendapatkan Pascal Struijk.
Namun, di sisi lain jika Pascal Struijk nanti hadir di skuad timnas Indonesia, tentunya hal ini akan membuat beberapa nama pemain timnas, termasuk beberapa pemain naturalisasi menjadi terancam posisinya.
Bahkan, duo kapten timnas Indonesia, yakni Jay Idzes dan Jordi Amat bisa pula terancam posisinya oleh kehadiran Pascal Struijk.
Pascal Struijk Dianggap Miliki Performa Lebih Baik Dibandingkan Jay Idzes?
Dilansir dari laman resmi AFC (the-afc.com), nama Jordi Amat sendiri memang pernah menjabat sebagai kapten timnas Indonesia pada tahun 2023-2024 silam. Bahkan, dirinya juga menjadi kapten utama bagi skuad garuda di ajang Piala Asia 2023 silam.
Namun, kini bek berusia 33 tahun tersebut dianggap sudah mengalami masa akhir karir profesionalnya sehingga lebih banyak menghasi bangku cadangan.
Kondisi inilah yang diprediksikan banyak pihak bahwa jika Pascal Struijk nantinya benar-benar dinaturalisasi maka akan kian menyingkirkan Jordi Amat dari skuad inti timnas Indonesia. Bahkan, dirinya juga bisa pula menjadi rival atau pesaing dari kapten timnas Indonesia saat ini, yakni Jay Idzes.
Lantas, mengapa Pascal Struijk bisa dianggap menjadi rival yang sepadan bagi Jay Idzes di timnas Indonesia? Salah satu alasan kuat adalah Pascal Struijk bermain di liga Inggris yang dianggap merupakan liga terbaik di dunia saat ini.
Meskipun di musim ini dia bermain di kasta EFL Championship atau kasta ke-2 liga Inggris, tetapi Pascal Struijk sukses membawa timnya, yakni Leeds United promosi ke kasta tertinggi liga Inggris atau Premier League pada musim depan.
Di satu sisi, Jay Idzes yang harus tertatih-tatih menyelamatkan timnya dari zona degradasi Serie A musim 2024/2025 kali ini memang memiliki performa yang sangat baik.
Namun, anggapan liga Italia masih berada 1 level dibandingkan liga Inggris memang membuktikan bahwa peluang Pascal Struijk menggeser Jay Idzes di skud utama tim nasional masih bisa saja terjadi.
Di sisi lain, ada persamaan gaya permainan antara Pascal Struijk dan Jay Idzes di sektor pertahanan. Mereka sama-sama memiliki postur 190 cm dan juga pernah menjabat sebagai kapten di klubnya masing-masing.
Hal ini membuat Pascal Struijk dan Jay Idzes dipastikan bisa menjadi rival atau pesaing yang cukup sepadan untuk memperebutkan 1 posisi di sektor bek tengah timnas Indonesia, khususnya sebagai peran defender-sweeper yang kini dipegang oleh Jay Idzes.
Namun, bukan berarti Jay Idzes dan Pascal Struijk tak bisa dimainkan secara bersamaan. Perbedaan kaki dominan di antara keduanya, yakni Pascal Struijk yang dominan kaki kiri dan Jay Idzes yang dominan kaki kanan membuat kedua pemain tersebut bisa saja dimainkan bersama-sama dalam skema 3 bek maupun 2 bek tengah.
Patut ditunggu apakah nantinya Pascal Struijk benar-benar dinaturalisasi dan dapat membela timnas Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Akhir Pahit di SEA Games 2025: Timnas U-22 Tersingkir, Rekor Indra Sjafri Terhenti
-
SEA Games 2025: Waketum PSSI Disebut Jadi Biang Keladi Kegagalan Timnas?
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah FIFA Series 2024: Untung atau Buntung?
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
Artikel Terkait
-
Buka-bukaan! Joey Pelupessy Bongkar Kepribadian Asli Patrick Kluivert
-
Sandy Walsh, Yokohama F. Marinos dan Teguran Keras Semesta Melalui Al-Nassr
-
Statistik Apik Striker China Wu Lei Pasca Cedera, Makin Gacor Jelang Lawan Timnas Indonesia
-
Babak 8 Besar ACL Elite, dan Hilangnya Tuah Sandy Walsh bagi Yokohama F. Marinos
-
Cetak Gol Meliuk untuk Dewa United, Mengapa Egy Maulana Tak Bisa Melakukannya di Timnas?
Hobi
-
Shin Tae-yong Klarifikasi Polemik Kapten Timnas Indonesia, Bela Asnawi?
-
Persib Bandung Move On dari Malut United, Fokus Hadapi Bhayangkara FC
-
Aksaraya Semesta: Ruang Aman Membaca Bebas dan Bertumbuh Bersama
-
Indra Sjafri Ungkap Suasana Ruang Ganti usai Kandas di SEA Games 2025
-
Pencapaian Medali Emas on the Track, Erick Thohir Puas Penampilan Atlet
Terkini
-
Hemat Waktu dan Tenaga, Ini 7 Cara Efektif Membersihkan Rumah
-
4 Cleanser Korea dengan Kandungan Yuja untuk Wajah Sehat dan Glowing
-
Menopause Bukan Akhir, tapi Transisi yang Butuh Dukungan
-
Rilis Trailer, Film Alas Roban Kisahkan Teror Mistis di Hutan Angker
-
Totalitas Tanpa Batas: Deretan Aktor yang Rela Ubah Penampilan Demi Peran