Persepakbolaan Indonesia kembali mendapatkan kabar buruk menyusul turunnya sanksi dari induk sepak bola internasional, FIFA.
Imbas perlakuan suporter yang dinilai tak menyenangkan oleh FIFA, PSSI selaku organisasi yang paling bertanggungjawab atas persepakbolaan di negeri ini, dijatuhi denda dan sanksi oleh induk sepak bola tertinggi di dunia tersebut.
Menyadur laman Suara.com (11/5/2025), selain mendapatkan denda sebesar Rp400 juta dan pengurangan suporter hingga mencapai 15 persen dari total kapasitas stadion, khususnya di area belakang gawang di sisi utara dan selatan.
Tentunya, sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA kepada PSSI dan persepakbolaan Indonesia tersebut juga turut merugikan langkah Pasukan Merah Putih dalam lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde ketiga.
Pasalnya, meskipun ada klausul pengisian slot 15 persen pengurangan suporter tersebut untuk diisi dengan keluarga dan komunitas-komunitas serta kelompok tertentu, namun hal tersebut tentunya membuat pertarungan Indonesia di laga kandang melawan China nanti tak segegap-gempita laga-laga sebelumnya.
Terlebih lagi, laga melawan China di tanggal 5 Juni 2025 mendatang, juga akan menjadi laga yang turut menentukan langkah mereka di babak kualifikasi ini.
Sanksi FIFA Turut Pula Mereduksi Peluang Indonesia Menjadi Tuan Rumah Ronde Keempat
Bukan hanya akan mendapatkan kerugian saat menjalani pertarungan kandang melawan China, turunnya sanksi FIFA kepada Indonesia juga membuat langkah PSSI untuk mengajukan diri menjadi tuan rumah babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde keempat mendapatkan imbas negatif.
Meskipun bukan imbas dalam skala mayor, namun hal-hal yang terkait dengan kenyamanan seperti ini juga menjadi salah satu unsur yang dipertimbangkan oleh AFC, terlebih FIFA untuk menentukan kelayakan sebuah negara untuk menjadi tuan rumah event atau kompetisi yang berada di bawah naungan mereka.
Jika sebuah negara dinilai layak dalam segala hal, termasuk dari segi pelayanan dan kenyamanan tim yang menjadi kontestan, maka, baik AFC maupun FIFA tentunya akan memberikan rekomendasi dan persetujuan mereka terhadap negara tersebut untuk menjadi tuan rumah event.
Namun jika sebaliknya, maka bukan tak mungkin suatu negara akan dieliminasi dari daftar penyelenggara, bahkan saat mereka baru melakukan bidding tahap awal sekalipun.
Hal ini bahkan sudah pernah dirasakan oleh Indonesia beberapa waktu lalu, di mana di detik-detik akhir jelang penyelenggaraan, FIFA memutuskan untuk menganulir status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023, karena kondisi di dalam negeri yang dinilai tidak kondusif.
Padahal jika kita mengingat-ingat, saat itu riak-riak kecil yang muncul dari dalam negeri sama sekali tak berkaitan dengan tim kontestan secara langsung. Protes-protes keberatan yang ada kala itu, masih berupa opini-opini khalayak, yang mana tidak bersinggungan dengan tim di lapangan.
Dan seperti yang kita ketahui bersama, protes-protes yang tak menyentuh langsung dengan pelaku sepak bola di lapangan tersebut sudah cukup untuk membuat FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran yang ada di bawah naungannya. Apalagi dengan kondisi saat ini yang "perlakuan tak menyenangkan itu" secara langsung mengarah kepada para pemain di arena pertandingan?
Sebelumnya, menyadur unggahan akun instagram @seasiagoal, Indonesia melalui PSSI menyatakan bahwa mereka mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
Bersama dengan China dan dua negara dari kawasan Asia Barat, Indonesia tengah mencoba peruntungannya dengan bertarung untuk bisa dipilih oleh AFC sebagai tuan rumah di tahap keempat kualifikasi nanti.
Namun dengan adanya sanksi dari FIFA karena menilai Indonesia "tidak ramah" kepada tim tamu, tentunya hal tersebut sedikit banyak mereduksi peluang Indonesia untuk menjadi host di babak keempat nanti.
Kira-kira, peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah ronde keempat nanti masih ada atau sudah tertutup ya?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Keluar dari Zona Degradasi, Masih Ada 2 Laga yang Menentukan bagi Jay Idzes dan Venezia
-
Tinggalkan KAS Eupen, Klub Raksasa ASEAN Ini Bisa Jadi Tujuan yang Tepat bagi Shayne Pattynama
-
ASEAN All Stars: Laksana Bumbu Penyedap Jelang Pertarungan Vietnam Kontra Malaysia
-
Bukannya Bangkit, Klub Thom Haye Justru Kena Permak dan Melorot ke Dasar Klasemen
-
Bukan Hanya di Sepak Bola, Bahrain Juga Rasakan Pembalasan Berlipat di Ajang Level Asia Ini
Artikel Terkait
-
Korban STY Kini Jadi Pelatih Timnas Irak, Ada Potensi Bertemu Timnas Indonesia Lagi?
-
Mees Hilgers Umbar Kata-kata Bersayap di Medsos, Pindah Klub?
-
Shayne Pattynama Ikuti Langkah Pemain Naturalisasi Filipina dan Malaysia
-
Perbandingan Gaji Carlo Ancelotti 92 Kali Lipat Gaji Bulanan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
-
Media Eropa Puji Calvin Verdonk Menang Banyak saat Jadi Kapten NEC: Duel Sempurna, Umpan Akurat!
Hobi
-
Bruno Moreira Tegaskan Target Persebaya, Siap Akhiri Tren Imbang Beruntun?
-
Keluar dari Zona Degradasi, Masih Ada 2 Laga yang Menentukan bagi Jay Idzes dan Venezia
-
PSSI Dihukum, Media Asing Sebut Tim Indonesia Tetap Punya Kans Bersejarah
-
Thailand Open 2025 Day 1: Laga 5 Wakil Indonesia, Semua dari Ganda Campuran
-
Pelatih Persik Kediri Tanggapi soal Pelemparan Batu di Kanjuruhan, Trauma?
Terkini
-
Saat Gen Z Lebih Nyaman Curhat ke AI daripada Manusia: Apakah Itu Salah?
-
Review Novel The Lion Above the Door: Kisah Anak Mengungkap Sejarah yang Terlupakan
-
4 Padu Padan Chic ala Jungwoo NCT 127 yang Cocok untuk Daily OOTD Kamu!
-
Sutradara Siap Garap Trilogi Sekuel Film 10 Things I Hate About You
-
5 Drama Populer So Ji Sub, Terbaru Tampil Brutal di Mercy for None