Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rana Fayola R.
Emil Audero, kiper keturunan yang perkuat Timnas Indonesia. (ANTARA/Zaro Ezza Syachniar/pri.)

Emil Audero tak hanya datang membawa nama besar dari Liga Italia. Di balik sosok tenangnya sebagai penjaga gawang, ada kisah cinta yang begitu dalam terhadap tanah airnya, yakni Indonesia.

Kiper berdarah keturunan Italia ini tak bisa menyembunyikan kedekatannya dengan Lombok yang merupakan tempat kelahirannya. Di setiap sesi latihan, ia terlihat selalu mengenakan gelang khas Lombok.

“Ya, ini dari Lombok, pulau saya. Saya benar-benar merasakan ikatan antara saya dan Indonesia. Tentu saja, saya lahir di sini,” ungkap Emil sebagaimana menyadur laporan Antara News, Selasa (3/6/3025).

Pernyataan tersebut tidak keluar hanya sebagai basa-basi. Emil tampak serius ingin membuktikan bahwa keputusan membela Merah Putih bukan sekadar formalitas, melainkan juga soal hati.

Gelang yang selalu melingkar di pergelangan tangannya adalah simbol kecil, tetapi penuh makna mendalam. Ini menjadi semacam pengingat bahwa ia datang dari Mataram, dan kini membawa harapan jutaan orang.

Debut resminya bersama Timnas Indonesia berpeluang besar terjadi dalam laga krusial menghadapi China yang dijadwalkan hari Kamis (5/6) mendatang. Pertandingan tersebut merupakan bagian dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Grup C.

Pemain berpengalaman itu kemungkinan besar akan dipercaya mengawal gawang Indonesia, menggantikan Maarten Paes yang harus absen karena terkena akumulasi dua kartu kuning.

Paes sebelumnya menerima kartu kuning saat menghadapi Arab Saudi pada September, lalu kembali menerima kartu kuning saat laga terakhir menjamu Bahrain.

Walaupun punya kans besar untuk tampil, Emil tetap harus bersaing dengan penjaga gawang lain yang turut dipanggil Timnas Indonesia. Misalnya adalah Ernando Ari, Nadeo Argawinata, serta Reza Arya.

Namun, pengalaman bermain di level tertinggi sepak bola Eropa tentu menjadi nilai tambah bagi kiper berusia 28 tahun itu.

Emil Audero Tak Grogi Hadapi Dominasi China

“Tidak ada rasa grogi. Saya menyiapkan pertandingan seperti biasa. Saya fokus pada latihan, dan semua teman-temanku melakukan sesi latihan yang sangat bagus,” tegas Emil, masih menyadur sumber yang sama.

Ini bukan kali pertama Emil bergabung dalam skuad Garuda. Sebelumnya, ia sudah masuk daftar pemain untuk laga melawan Australia dan Bahrain pada Maret lalu, meski hanya duduk di bangku cadangan.

Kesempatan kali ini bisa menjadi momen pembuktian. Baik kepada publik, maupun kepada dirinya sendiri bahwa memilih Indonesia adalah keputusan yang tepat.

Emil masuk dalam daftar pemain yang mengikuti pemusatan latihan (TC) di Bali sejak awal pekan lalu. Dalam proses pemusatan latihan tersebut, ia melihat perkembangan signifikan dari sisi taktik hingga chemistry tim.

“Kalau dibandingkan dengan bulan Maret, jelas kali ini lebih baik. Kami punya waktu untuk saling mengenal. Banyak pemain baru, saya juga salah satunya,” tambahnya.

Menurutnya, tim pelatih dan staf punya waktu lebih leluasa dalam mengembangkan kerja sama tim. Ia menyambung, “Saya pikir kemarin di Bali, kami memiliki kesempatan untuk berlatih dan saling mengenal dengan baik. Tentu saja, waktu membantu kami mendapatkan lebih banyak informasi tentang rekan satu tim.”

Menjelang laga melawan China, Emil menyebut dukungan suporter akan menjadi bahan bakar terpenting. Baginya, ini lebih dari sekadar pertandingan biasa.

“Saya tidak sabar mewakili negara saya. Saya tahu stadion akan penuh, dan dukungan dari rumah juga akan luar biasa. Ini hal terbaik yang bisa dirasakan pemain,” katanya.

Emil Audero diyakini hadir bukan sebagai bintang asing, melainkan sebagai putra daerah yang ingin memberi segalanya untuk Timnas Indonesia. Ikatan dengan Lombok, kesiapan mental melawan China, dan sikap rendah hatinya menjadi bukti bahwa darah merah putih benar-benar mengalir dalam dirinya.

Rana Fayola R.