Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Imran Nahumarury, pelatih Malut United yang telah resmi dipecat. (ligaindonesiabaru.com)

Kabar mengejutkan datang dari Malut United FC. Klub asal Maluku Utara yang baru dua tahun berdiri itu resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih kepala, Imran Nahumarury. Padahal Imran sukses mengantar Laskar Kie Raha finis di posisi tiga besar BRI Liga 1 2024/2025.

Banyak yang mengira posisi Imran akan aman, mengingat prestasi impresif yang diraih oleh klub debutan itu. Namun, kenyataan berkata lain. Manajemen Malut United justru mengambil keputusan tak terduga dengan memutus kontrak sang pelatih yang baru saja memperpanjang masa baktinya.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Malut Maju Sejahtera, Dirk Soplanit, melalui pernyataan resmi klub pada Senin, 16 Juni 2025. Tidak hanya Imran, klub juga memutus kerja sama dengan Direktur Teknik, Yeyen Tumena.

Pernyataan Dirk menegaskan bahwa pencapaian prestasi bukan satu-satunya acuan klub dalam membangun masa depan. Fokus utama klub ke depan tidak hanya tertuju pada hasil di lapangan, tetapi juga pada pengembangan sistem dan bisnis yang lebih berkelanjutan.

“Dua tahun ini kami belum berbisnis sama sekali. Kami fokus membuat branding klub dan menyiapkan semua infrastruktur menjadi klub profesional. Setelah itu baru memikirkan pengembangan bisnis,” ungkap Dirk dalam keterangannya sebagaimana mengutip ligaindonesiabaru.com, Selasa (17/6/2025).

Pernyataan itu memberikan sinyal kuat bahwa arah Malut United ke depan akan berubah. Klub yang sebelumnya fokus pada identitas dan pencapaian di atas rumput hijau kini mulai menata diri untuk masuk ke sektor bisnis olahraga yang lebih matang.

Sebagai pelatih, Imran memang berhasil membawa Malut United promosi dan langsung bersaing di papan atas. Namun, Imran sendiri sebelumnya menyatakan bahwa masih banyak ruang evaluasi yang harus dilakukan tim pelatih. Ia juga menegaskan bahwa taktik akan berubah seiring kompetisi yang makin kompetitif.

Hal ini menunjukkan bahwa baik manajemen maupun tim pelatih menyadari bahwa keberhasilan musim lalu belum tentu bisa diulang dengan pendekatan yang sama. Maka tak heran, evaluasi menyeluruh tetap dilakukan, termasuk terhadap posisi pelatih kepala.

Sebagai klub debutan yang meraih 57 poin dari 34 pertandingan, Malut United jelas tampil mengesankan. Namun ekspektasi publik dan manajemen akan terus meningkat, dan posisi pelatih tentu menjadi salah satu titik yang paling mudah disorot dalam evaluasi kinerja.

Meski berat, keputusan untuk melepas Imran tampaknya sudah bulat. Di sisi lain, ini juga membuka peluang besar bagi Malut United untuk membenahi banyak aspek, mulai dari segi teknis maupun non-teknis.

Depak Imran Nahumarury, Malut United Berpotensi Rekrut Pelatih Asing?

Langkah Malut United yang mendepak pelatih lokal juga membuka diskusi soal regenerasi dan dominasi pelatih asing di kompetisi Liga 1. Dengan keluarnya Imran, praktis nyaris tidak ada lagi pelatih lokal yang memegang jabatan kepala pelatih di klub-klub top Indonesia.

Nama pelatih senior seperti Rahmad Darmawan sempat disebut-sebut sebagai salah satu kandidat pengganti. Selain nama-nama lokal, peluang terbesar justru terbuka bagi pelatih asing yang dianggap bisa membawa pendekatan berbeda. Klub ini sebelumnya juga menunjukkan niat serius untuk memperkuat skuadnya lewat rekrutmen pemain asing.

Belum ada pengumuman resmi mengenai siapa yang akan menjadi pelatih kepala selanjutnya. Tapi gelagat Malut United sejauh ini mengindikasikan bahwa mereka akan sangat selektif dalam menentukan nahkoda tim yang baru.

Jika benar pelatih asing yang masuk, maka transisi dari Imran ke sosok baru ini akan menjadi ujian awal bagi strategi bisnis dan profesionalisme yang tengah dibangun klub. Dan tentu, ini akan menjadi sorotan tajam dari publik dan penggemar.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rana Fayola R.