Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Marc Marquez (Instagram/marcmarquez93)

Marc Marquez saat ini tengah menunjukkan penampilan terbaiknya dalam lima tahun terakhir. Perjalanan kariernya memang sempat mengalami masa suram setelah insiden fatal pada musim 2020.

Kala itu, Marquez mengalami cedera serius di lengan kanannya akibat kecelakaan, yang memaksanya menepi dari lintasan dalam waktu lama.

Cedera itu menjadi awal dari rentetan musim yang berat bagi sang juara dunia delapan kali tersebut. Terakhir kali ia mengangkat trofi juara dunia MotoGP adalah pada tahun 2019, sebelum akhirnya mengalami penurunan performa yang drastis.

Dalam rentang 2020 hingga 2023, Marquez tidak hanya disibukkan oleh proses pemulihan cedera yang lama, tetapi juga kesulitan menghadapi performa motor Honda yang semakin menurun.

Tahun-tahun itu menjadi periode paling kelam dalam kariernya. Banyak yang mulai meragukan apakah ia masih memiliki kapasitas untuk bersaing di papan atas MotoGP.

Namun, Marquez menolak menyerah. Pada akhir musim 2023, ia mengambil keputusan besar dengan meninggalkan Honda dan memilih bergabung dengan Gresini Racing.

Tujuan utamanya hanya satu, membuktikan bahwa dirinya masih layak diperhitungkan sebagai salah satu pembalap terbaik dunia. Marquez sendiri mengakui jika momen ini menjadi tantangan tersulit dalam kariernya.

"Seperti yang pernah saya katakan, tantangan terbesar saya, tantangan tersulit dalam karier saya, adalah bangkit dari cedera itu," ujar Marc, dilansir dari laman Crash.

Musim 2024 menjadi titik balik yang dinantikan. Bersama Gresini, Marquez berhasil meraih tiga kemenangan dan menutup musim di peringkat ketiga klasemen akhir. Hasil itu menjadi sinyal kuat bahwa dirinya masih kompetitif.

"Tahun lalu adalah tahun yang krusial setelah pulih dari cedera, tanpa tahun itu mustahil bagi saya untuk mengenakan setelan kulit merah dan memimpin kejuaraan," tambahnya.

Performa impresif tersebut membuka peluang baginya untuk naik ke tim pabrikan Ducati, meskipun tim asal Italia itu harus rela melepas dua kandidat kuat lainnya, yaitu Jorge Martin dan Enea Bastianini.

Tahun 2025 semakin menegaskan kebangkitan Marquez. Dia berhasil meyakinkan Ducati bahwa mereka tidak salah memilih pembalap. Dalam 11 seri awal MotoGP musim ini, ia mendominasi dengan memenangkan sebagian besar sprint dan balapan utama, serta mengamankan posisi teratas klasemen sementara.

Lebih istimewa lagi, ia sukses menaklukkan tiga sirkuit yang selama ini menjadi tantangan baginya, yakni Lusail, Mugello, dan Assen.

Di sirkuit Lusail, Marquez berhasil meraih pole position di sesi kualifikasi dan menjadi pole keempatnya berturut-turut di musim ini. Marc juga meraih kemenangan di sesi sprint dan main race, ini adalah kemenangan perdananya di Lusail setelah terakhir kali tahun 2014 silam.

Kemudian, di sirkuit Mugello, Marquez tampil tak kalah memukau. Dia kembali meraih pole position dan menjadi pole ke-100 dalam kariernya di semua kelas, kemudian dia juga menang di sesi sprint dan main race.

Di sirkuit Assen pun tak jauh berbeda, meskipun dia tidak start dari posisi terdepan, tapi Marc mengukuhkan posisinya sebagai pembalap terkuat di grid dengan meraih kemenangan di hari Sabtu dan Minggu.

Di balik kebangkitan Marquez ini, ada banyak hal yang harus dia korbankan. Mulai dari meninggalkan Honda, tim yang sudah membersamainya sejak debut di MotoGP dan memenangkan 6 kali juara dunia, kepala kru yang selalu menjadi andalannya, Santi Hernandez, serta sponsor yang pribadi utamanya, Red Bull.

Namun, semua itu telah dibayar lunas dengan performa dan hasil yang dia dapatkan saat ini di Ducati merah. Marc Marquez yang dulu telah kembali dan kita hanya tinggal melihat serta menunggu The Baby Alien mengukir namanya lagi di Tower of Champions sebagai juara dunia MotoGP.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno