Penyerang Timnas Indonesia U-23, Jens Raven berhasil mencuri perhatian para penggemar sepak bola kawasan di gelaran Piala AFF U-23 edisi 2025 ini. Baru merasakan debut perdana bersama Skuat Garuda Muda, pemain yang baru berusia 19 tahun tersebut langsung berhasil mencatatkan rekor mentereng.
Bagaimana tidak, sepertimana diinformasikan oleh laman aseanutdfc, dalam laga debutnya bersama Skuat Indonesia U-23, mantan pemain Dordrecht U-21 tersebut langsung menciptakan enam gol ke gawang Brunei Darussalam. Jumlah gol yang mencapai dua kali hattrick dalam satu pertandingan, menjadi sebuah rekor individu yang dalam catatan AFF, baru kali pertama diciptakan oleh pemain yang berkiprah di turnamen level 23 tahun milik induk sepak bola Asia Tenggara tersebut.
Maka tak mengherankan jika di kemudian hari, bermunculan suara yang menyatakan bahwa Jens Raven layak untuk naik kelas ke Timnas Indonesia senior dan menjadi opsi pengisi lini serang. Terlebih lagi, kondisi lini serang Timnas Indonesia senior saat ini juga tengah mengalami krisis.
Penyerang andalan mereka, Ole Romeny terkonfirmasi mengalami cedera pasca tampil di gelaran Piala Presiden 2025 lalu, dan berpotensi untuk absen dari ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada bukan Oktober mendatang.
Sehingga, ketika Raven tampil dengan sangat apik bersama Timnas Indonesia U-23, maka mereka pun menyuarakan keinginan agar pemain Bali United tersebut dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas senior.
Namun sayangnya, dalam pandangan pribadi saya, Jens Raven masih belum sepenuhnya siap untuk bertarung di level Timnas Indonesia senior. Pasalnya, secara statistik, Raven belum benar-benar membuktikan kualitas dan ketajamannya dalam menjebol gawang tim-tim lawan yang dihadapi oleh Indonesia.
Memang benar, Jens Raven sejauh ini telah menciptakan enam gol dan menduduki puncak daftar topskorer sementara turnamen, namun patut untuk diingat, keenam gol tersebut semuanya diciptakannya ke gawang Brunei Darussalam, yang secara perhitungan di atas kertas bukanlah tim yang seimbang dengan skuat Garuda Muda.
Berkebalikan dengan kegacorannya saat bersua dengan Brunei Darussalam, hal berbeda justru ditunjukkan oleh Raven saat berhadapan dengan Filipina dan Malaysia. Meskipun di dua laga tersebut Raven tak bermain penuh, namun dirinya terlihat sangat kesulitan untuk membobol gawang dua tim yang menjadi lawan Pasukan Garuda Muda itu.
Baik di pertandingan melawan Filipina U-23 maupun Malaysia U-23, Raven "hanya sekadar" mampu menciptakan peluang saja, tak sampai menjebol gawang mereka.
Sehingga, hingga turnamen memasuki babak semifinal ini, dari tiga tim yang dihadapi oleh Raven, dirinya hanya mampu menjebol gawang Brunei Darussalam yang notabene merupakan tim paling lemah di grup A.
Sementara ketika melawan Filipina dan Malaysia yang memiliki kualitas lebih baik daripada Brunei, Raven tak mampu untuk menjebol gawang mereka.
Kenyataan ini tentunya secara tak langsung juga menjadi sebuah pertanda jika sang pemain belumlah cukup kematangan untuk promosi ke Timnas Indonesia senior. Pasalnya, di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde keempat nanti, lawan-lawan yang bakal dihadapi oleh Pasukan Garuda sudah bukan lagi negara-negara yang berlevel regional Asia Tenggara.
Karena kita semuanya pasti sudah mengetahui bersama, kekuatan dari Arab Saudi maupun Irak yang akan menjadi lawan Pasukan Merah Putih di grup B ronde keempat nanti, masih berada di atas level negara-negara Asia Tenggara yang saat ini dihadapi oleh Raven bersama Skuat Garuda Muda.
Dan karena Raven sejauh ini baru efektif dalam menjebol tim sekelas Brunei Darussalam, maka akan sangat mungkin dirinya pun akan menemukan kesulitan yang sama jika saat ini dipaksakan untuk bermain di Timnas Indonesia senior untuk menggantikan Ole Romeny yang sudah terbukti ketajamannya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Laga Kontra Lebanon dan Statistik Menipu yang Mulai Merambah Timnas Indonesia Senior
-
FIFA Matchday, Timnas Indonesia dan Patrick Kluivert yang Urung Pasang Barisan Bek Mewah
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Laga Pamungkas vs Korea Selatan, Bagaimana Kans Lolos Timnas U-23 Melalui Jalur Runner-up?
-
Sukses Tundukkan Korsel, 3 Style Permainan STY Ini Mungkin Bisa Diduplikasi oleh Gerald Vanenburg
Artikel Terkait
-
Kemarahan Hokky Caraka dan Pentingnya para Suporter Indonesia Berpikiran Waras
-
Kabar Pemain Keturunan Mauro Zijlstra Promosi ke Skuad Senior, Kevin Diks Debut Manis
-
Bakal Sikat Thailand, Siapa Lawan Timnas Indonesia di Final Piala AFF U-23 2025?
-
Jelang Duel Panas Lawan Indonesia, Kiper Thailand U-23 Senggol Suporter Garuda
-
Rivalitas Panas Indonesia vs Thailand U-23: Rekor, Statistik Jelang Semifinal Piala AFF U-23 2025
Hobi
-
Timnas Gagal Lolos Piala Asia U-23, Gerald Vanenburg Justru Singgung STY
-
Laga Kontra Lebanon dan Statistik Menipu yang Mulai Merambah Timnas Indonesia Senior
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
Membahasakan Inklusivitas Sosial Melalui Olahraga Futsal
-
Sebut Timnas Indonesia Bakal Pakai Trik Kotor, Kapten Lebanon Bicara Fakta?
Terkini
-
Indonesia Terjebak 76 Ribu Ton Sampah per Hari: Bisakah Limbah Makanan Jadi Solusi Berkelanjutan?
-
Demokrasi Digital, Kuasa Influencer dan Krisis Kepakaran
-
Baru Jadi Anak Pejabat, Yudo Sadewa Hina Orang Miskin: Punya Mental Kepiting dan Suka Ngemis
-
Bocoran Wednesday Season 3: Lebih Banyak Rahasia Addams Family akan Terkuak
-
Definisi Self Love Level Menteri: Budi Arie Posting Ucapan 'Terima Kasih' Buat Dirinya Sendiri