Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Desyta Rina Marta Guritno
Marco Bezzecchi (Instagram/@marcobez72)

Marco Bezzecchi sedang menapaki babak baru yang sangat positif dalam kariernya di MotoGP musim ini. Pembalap asal Italia tersebut tampil impresif bersama Aprilia, tim pabrikan yang baru ia bela di awal musim ini.

Setelah melalui tahun yang sulit sebelumnya, kini Bezzecchi bangkit dengan torehan hasil yang mengesankan. Sampai pertengahan musim, ia telah lima kali naik podium. Salah satunya bahkan berbuah kemenangan saat di GP Inggris.

Performa konsistennya juga terlihat di GP Assen ketika ia berhasil meraih dua podium sekaligus. Pada sprint race di hari Sabtu, Bezzecchi finis di urutan ketiga, lalu di main race hari Minggu, ia berhasil memperbaiki hasilnya dengan finis kedua.

Di GP Jerman, ia kembali naik podium dengan finis di posisi kedua pada sprint race. Sedangkan di GP Ceko, pembalap bernomor 72 itu mengamankan podium kedua di sesi balap utama.

Deretan hasil positif ini membuatnya kini kokoh berada di peringkat empat klasemen sementara dengan koleksi 156 poin. Menariknya, ia juga menjadi pembalap non Ducati dengan peringkat tertinggi musim ini.

Sebelumnya, Marco Bezzecchi pernah mencetak prestasi yang membanggakan ketika membela VR46 pada musim 2023, di mana ia berhasil finis ketiga di klasemen akhir.

Namun, musim berikutnya menjadi masa yang berat baginya. Dia kesulitan mempertahankan konsistensi dan hanya mampu menyelesaikan musim di peringkat ke-12, sulitnya motor GP23 diduga menjadi salah satu penyebab menurunnya performa Bezz.

Usai melewatkan musim yang sulit, Marco Bezzecchi mengambil keputusan besar untuk meninggalkan VR46 dan bergabung dengan Aprilia demi mencari tantangan baru dan peluang kompetitif yang lebih besar.

Sebagai pembalap tim pabrikan, tanggung jawab Bezzecchi pun semakin besar. Selain dituntut untuk meraih hasil terbaik di setiap balapan, ia juga terlibat dalam tugas pengembangan motor Aprilia agar semakin kompetitif menghadapi pabrikan lain.

Awalnya, ia akan berbagi tugas dengan rekan setimnya, Jorge Martin. Namun, cedera yang menimpa Martin membuat beban pengembangan motor harus ia pikul sendiri dalam beberapa seri terakhir. Situasi tersebut tentu bukan hal mudah, apalagi ini asalah musim pertamanya bersama tim tersebut.

Meski sudah berpisah dengan tim VR46 Racing, Bezzecchi tetap berkomunikasi dengan Valentino Rossi, Sang Mentor sekaligus pendiri VR46 Academy dan VR46 Racing.

Rossi masih rutin memberikan nasihat kepadanya meski kini mereka sudah tidak berada dalam satu tim yang sama. Bezzecchi diketahui merupakan salah satu murid akademi VR46 yang sukses menembus MotoGP, bersama pembalap hebat lainnya seperti Pecco Bagnaia, Enea Bastianini, Franco Morbidelli, dan Luca Marini.

"Vale punya banyak pengalaman, dia selalu menjadi pembalap terbaik di setiap kategori sepanjang kariernya. Dia masih memberi kami banyak nasehat," ujar Bezzecchi, dilansir dari laman MotoGP News.

Baginya, mendengarkan saran Rossi selalu menjadi motivasi tersendiri. Namun, ia sadar untuk bisa setara dengan Sang Guru bukanlah perkara mudah. Rossi yang sudah menjadi legenda MotoGP tentu memiliki jejak karier yang luar biasa, sesuatu yang diakui Bezzecchi sulit untuk disamai.

"Dia selalu menjadi inspirasi yang fantastis, tapi di saat yang sama, mustahil untuk menjadi seperti dia. Tapi itu membantu kami belajar darinya, metodenya, dan pendekatannya terhadap balapan," tambahnya.

Meski demikian, ia tidak ingin menyerah begitu saja. Ia bertekad untuk terus belajar dan menerapkan setiap saran yang diberikan Rossi, agar dapat meningkatkan kualitas balapnya di lintasan.

Hasil positif yang diraihnya musim ini membuktikan bahwa arahan sang guru tidak sia-sia. Kini, ia menatap balapan selanjutnya dengan rasa percaya diri tinggi.

Target utamanya tidak lain adalah kembali mewujudkan Bezzecchi tahun 2023 atau bahkan melampauinya. Dia yakin dengan kerja keras dan dukungan tim, perlahan tujuannya akan segera terwujud.

Desyta Rina Marta Guritno