Musim 2025 tampaknya menjadi periode yang penuh cobaan bagi tim KTM dan para pembalapnya. Sejak awal tahun, tim pabrikan asal Austria ini dihadapkan pada berbagai tantangan, baik di dalam maupun luar lintasan.
Salah satu persoalan besar yang cukup mengguncang tim ini adalah keuangan, kabar tentang masalah di internal KTM ini sempat muncul ke publik beberapa waktu lalu. Situasi finansial yang kurang stabil itu bahkan menimbulkan kekhawatiran akan kelangsungan proyek MotoGP mereka.
Dalam dunia balap yang sangat kompetitif, krisis finansial bukan hanya soal uang, tetapi bisa berdampak besar terhadap pengembangan motor dan kelangsungan tim secara keseluruhan.
Masalah di luar lintasan itu dibarengi dengan performa mereka yang tak kompetitif, hal ini semakin membuat situasi menjadi kacau. Para pembalap KTM kesulitan tampil konsisten di posisi depan.
Salah satu momen paling disayangkan terjadi ketika Maverick Viñales nyaris mengamankan podium kedua di GP Qatar awal musim lalu. Sayangnya, hasil tersebut harus dibatalkan bukan karena jatuh, melainkan akibat tekanan ban Vinales yang berada di bawah batas yang ditetapkan.
Kondisi ini menjadi semacam gambaran umum musim KTM yang penuh naik turun. Kenyataannya, butuh hingga 12 seri sebelum dua pembalap mereka, Pedro Acosta dan Enea Bastianini, akhirnya berhasil menembus podium untuk pertama kalinya musim ini.
Bagi pembalap sekelas mereka, itu tentu bukan pencapaian yang ideal. Acosta yang dikenal sebagai pembalap yang memiliki potensi sangat baik, dia bahkan sempat mengungkapkan rasa frustrasinya dengan performa motor KTM.
Bastianini sendiri yang tahun lalu finis di urutan keempat klasemen akhir, jelas mengharapkan hasil lebih baik. Namun kenyataannya, dua pembalap ini harus bekerja lebih keras dari biasanya hanya untuk bersaing di barisan depan atau bahkan untuk sekadar finis.
Nasib serupa dialami Brad Binder. Musim ini berjalan jauh dari kata mudah bagi pembalap asal Afrika Selatan tersebut. Performanya terlihat menurun, dan ia tampak tertinggal dibandingkan rekan-rekannya.
Jika Acosta dan Viñales menunjukkan performa yang cukup baik dengan beberapa kali bersaing dengan pembalap lain, Binder dan Bastianini justru masih berjuang keluar dari keterpurukan.
Mereka tampak kesulitan saat ingin menyalip pembalap lain, bahkan tak jarang posisinya semakin tertinggal. Binder kini masih berada di urutan ke-12 klasemen sementara, sedangkan Bastianini ada di urutan ke-17.
Meski begitu, di tengah segala tekanan dan hasil yang belum memuaskan, manajemen KTM tetap menunjukkan dukungan penuh terhadap para pembalapnya.
Bos KTM, Pit Beirer, menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Enea Bastianini dan Brad Binder, bahkan ketika keduanya sedang berada dalam masa-masa sulit.
Beirer mengakui bahwa dia tidak senang dengan performa mereka saat ini (KTM dan Brad Binder), tapi di sisi lain baik tim maupun pembalap sudah berupaya melakukan yang terbaik.
"Kami jelas tidak senang dengan performa kami berdua, Brad dan diri kami sendiri. Dia berjuang lebih keras untuk menjalankan paket ini dan sekarang tugas kita adalah mengembalikan kepercayaan dirinya kepadanya," ujar Beirer, dilansir dari laman Crash.
Selain Binder, Beirer juga memahami posisi Bastianini yang saat ini merasa tidak nyaman dengan motor RC16. Dan dia menyadari bahwa tanggung jawab untuk menyediakan motor terbaik berada di tangan seluruh anggota tim.
"Enea jelas tidak merasa nyaman memberikan penampilannya, dan hal yang sama juga terjadi pada Brad. Jadi, tugas kita adalah memberi mereka alat agar mereka merasa nyaman, karena di kelas ini, tanpa rasa percaya diri, Anda tidak dapat bersaing," katanya.
Komitmen ini menunjukkan bahwa KTM masih percaya dengan proyek jangka panjang mereka, termasuk mempertahankan dan membangun kerja sama yang solid bersama para pembalap yang mereka miliki saat ini. Dalam situasi seperti ini, kekompakan dan kepercayaan tim bisa menjadi kunci untuk bangkit dari keterpurukan.
Baca Juga
-
Merasa Kagum, Jorge Lorenzo Nilai Pedro Acosta Akan Menakutkan Bila Gabung Ducati
-
Jorge Lorenzo Bongkar Kelemahan Marc Marquez: Kadang Dia Terlalu Ambisius
-
Akrab dengan Honda, Bos LCR Juga Bingung Kenapa Ai Ogura Pilih Trackhouse
-
Katanya Harus Aman, Kenapa Motor MotoGP Tidak Pakai Kaca Spion?
-
Tegas! Laurent Mekies Sebut Max Verstappen adalah Inti dari Proyek Red Bull
Artikel Terkait
Hobi
-
Piala AFF U-23 Berakhir, Kadek Arel Ungkap Sifat Asli Gerald Vanenburg
-
Merasa Kagum, Jorge Lorenzo Nilai Pedro Acosta Akan Menakutkan Bila Gabung Ducati
-
Timnas Filipina dan 3 Alasan Piala AFF U-23 Edisi 2025 Tak Akan Terlupakan oleh Mereka
-
Liga 1: Ikat Igor Inocencio, Malut United Optimalkan Kuota Pemain Asing
-
Piala AFF U-23 dan Tebaran Ancaman Filipina Terhadap Kekuatan Mapan Sepak Bola Asia Tenggara
Terkini
-
Ulasan Novel Lautan dan Dendamnya: Mencari Tuhan dalam Balutan Romansa
-
Ulasan Novel Metaworld: Petualangan Menantang Mencari Batu Tazer
-
Waste No Time oleh XngHan & Xoul: Tak Ingin Lewatkan Momen dan Terus Maju
-
Ulasan Novel The Picture of Dorian Gray: Ketika Jiwa Terjual Demi Tampilan
-
Ulasan Novel Till Summer Do Us Part: Cinta Tak Terduga di Tengah Kebohongan