Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Azzahra Kusumasari
Ilustrasi permainan Futsal.[Galeri/ANC]

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, dukungan infrastruktur, dan akses internet yang lebih merata dari penyedia layanan seperti axis.co.id, potensi futsal dalam mendukung ekonomi kreatif semakin terbuka lebar.

Siapa bilang futsal cuma soal adu skill di lapangan sempit? Pada banyak kota, terutama di kawasan urban, futsal sudah bertransformasi menjadi ekosistem yang hidup. Selain pertandingan, ekosistem ekonomi kreatif futsal juga lahir dari bisnis perlengkapan futsal, mulai dari jersey custom, sepatu, hingga bola produksi lokal yang kini banyak diminati komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa futsal tidak hanya berhenti di lapangan, tetapi juga mendorong geliat usaha kreatif anak muda yang mampu menggerakkan roda perekonomian. Lapangan futsal yang dulunya sepi kini menjadi pusat interaksi, tidak hanya bagi pemain tetapi juga masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa futsal bukan lagi sekadar aktivitas hiburan semata, melainkan bagian dari industri olahraga yang terus tumbuh.

Menurut penelitian Wijaya (2022), keputusan masyarakat untuk menyewa lapangan futsal dipengaruhi oleh faktor harga dan kualitas pelayanan. Artinya, futsal sudah diperlakukan layaknya layanan jasa profesional, sama seperti kafe, coworking space, atau pusat hiburan lain. Di sinilah futsal mulai menempati posisi unik dalam peta ekonomi kreatif.

Lapangan Berstransformasi Menjadi Ruang Sosial dan Bisnis

Lapangan futsal bukan hanya menjadi arena untuk bertanding, tetapi juga menjadi ruang sosial. Remaja menjadikannya tempat membangun relasi, komunitas mahasiswa menggunakannya sebagai wadah pelepas stres, dan pelaku usaha lokal memanfaatkannya untuk berjualan makanan hingga peralatan olahraga. Aktivitas ini mampu menciptakan multiplier effect ekonomi yang nyata.

Studi Putri, Gustian, dan Rubiyatno (2024) di Pontianak membenarkan hal tersebut. Mereka menemukan bahwa penyewaan lapangan futsal bukan sekadar menguntungkan pengelola, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, seperti penjaga kantin, wasit, hingga penyedia jersey tim. Dengan kata lain, futsal memiliki potensi sebagai sektor penopang ekonomi kreatif daerah.

Kreativitas yang Timbul dari Lapangan

Industri futsal turut mendorong berbagai kreativitas dan inovasi batu di luar pertandingan. Desain jersey custom, konten media sosial komunitas, sampai turnamen yang dikemas sedemikian rupa dengan konsep festival musik menjadi contoh nyata. Generasi muda, terutama generasi  Z, membawa hal baru dengan membuat padu antara futsal dan budaya populer.

Tren ini memperlihatkan bahwa futsal dapat menjadi medium ekspresi sekaligus peluang bisnis kreatif. Bayangkan, dari hanya menyewa lapangan dua jam, bisa lahir konten media sosial, desain jersey yang dijual secara online, atau bahkan aplikasi booking digital. Futsal menjadi pintu masuk bagi kreativitas lintas bidang, mulai dari desain grafis sampai dengan teknologi digital.

Tantangan yang Harus Dijawab

Walaupun memiliki potensinya besar, industri futsal turut menghadapi tantangan. Persaingan penyewaan lapangan semakin ketat, kebutuhan akan inovasi layanan digital semakin mendesak, dan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan menjadi sorotan. Bayangkan apabila pengelolaan lapangan tidak memperhatikan efisiensi energi atau pun limbah plastik dari botol minuman para pemain. Maka kedepannuya, aspek hijau dan keberlanjutan bisa jadi nilai jual tambahan yang membedakan satu pengelola dengan lainnya.

Selain itu, peristiwa besar seperti pandemi COVID-19 sempat menjadi pukulan telak. Banyak lapangan yang menjadi tutup, komunitas terhenti, dan ekonomi sekitar ikut lesu. Namun, kebangkitan futsal pascapandemi menunjukkan daya tahan dan fleksibilitas pada sektor ini. Dari sini kita dapat belajar bahwa inovasi, seperti pemesanan online dan paket layanan turnamen akan semakin krusial untuk menjaga keberlangsungan usaha. 

Dari Komunitas Menuju Industri Kreatif

Futsal memiliki kekuatan unik, ia lahir dari komunitas, tetapi mampu juga tumbuh menjadi industri kreatif yang berdaya. Apabila dikelola dengan serius, futsal bisa menjadi ikon ekonomi lokal, bahkan mampu untuk melahirkan model bisnis baru yang menyatukan olahraga, rekreasi, dan teknologi. Pemerintah daerah pun dapat melihat futsal sebagai peluang strategis untuk dapat membangun ekonomi dengan basis komunitas dan generasi muda.

Futsal bukan hanya sekadar “main bola di lapangan kecil”. Ia menjadi ruang sosial, ruang bisnis, dan ruang kreativitas. Dengan berbagai dukungan riset, inovasi, dan kolaborasi, futsal sangat berpotensi menjadi mesin penggerak ekonomi kreatif yang berkelanjutan. 

Dengan dukungan ekosistem digital dari penyedia layanan anc.axis.co.id,  futsal bisa terus tumbuh sebagai bagian penting dari ekonomi kreatif anak muda.

Azzahra Kusumasari