Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Jorge Martin (Instagram/88jorgemartin)

Cedera seringkali menjadi mimpi buruk bagi seorang pembalap MotoGP. Rasa sakit fisik bisa diatasi dengan perawatan medis, namun dampak mental yang ditinggalkan tidak selalu mudah disembuhkan.

Hal itu pula yang dialami Jorge Martin beberapa waktu lalu. Seperti yang kita ketahui, Martinator harus menepi bberapa waktu dari MotoGP 2025 dan melewatkan setidaknya 11 dari keseluruhan rangkaian seri musim ini. Banyak yang khawatir bahwa cedera tersebut bisa menurunkan skill balap sekaligus menurunkan rasa percaya dirinya.

Namun, dari sudut pandang Casey Stoner, situasi ini justru bisa menjadi bahan bakar untuk membuat Martin lebih tangguh. Mantan juara dunia itu melihat cedera bukan hanya sebagai hambatan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

"Jelas, ini bukan cara yang dia inginkan untuk memulai musim sebagai juara dunia. Namun, momen-momen seperti ini biasanya membuat Anda jauh lebih kuat," ujar Stoner, dilansir dari laman Crash.

Dia mengambil contoh dari perjalanan Marc Marquez, yang pernah melalui masa-masa sulit akibat cedera bahu. Marquez kala itu harus absen cukup lama, bahkan banyak yang menduga kariernya tidak akan pernah kembali seperti dulu.

Faktanya, Marquez memang sempat tertatih-tatih saat mencoba kembali. Butuh waktu baginya untuk benar-benar menemukan bentuk terbaik. Namun ketika kesempatan itu datang, ia menjawabnya dengan cara spektakuler.

Pada musim 2024 bersama Gresini Racing, Marquez langsung mencetak tiga kemenangan dan membuktikan bahwa dirinya masih memiliki kemampuan dan semangat yang sama. Kisah comeback itu bagi Stoner adalah bukti nyata bahwa seorang pembalap bisa lahir lebih kuat setelah jatuh di titik terendah.

"Kita telah melihat Marc (Marquez) kini kembali dari cedera yang sangat parah dan menemukan performa terbaiknya. Jadi kita tidak tahu apa yang akan kita harapkan dari Jorge di masa depan," tambahnya.

Jika dibandingkan, cedera yang dialami Martin sebenarnya tidak sepanjang perjalanan kelam Marquez. Waktu pemulihan Martin lebih singkat, dan ia bahkan sudah bisa kembali membalap pada musim yang sama.

Situasi ini jelas menguntungkan, apalagi ia berada di tim yang kompetitif seperti Aprilia, yang mampu menyediakan motor cepat serta dukungan penuh. Artinya, peluang untuk kembali ke jalur kemenangan masih sangat terbuka.

Stoner menyampaikan bahwa pengalaman seperti ini seharusnya tidak membuat Martin patah semangat. Justru, momen inilah yang bisa melatih ketahanan mentalnya.

Dalam dua seri terakhir, yaitu di Brno dan Austria, Martin sudah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Meski belum sepenuhnya berada di level yang ia harapkan, fakta bahwa ia bisa bersaing lagi di lintasan adalah sinyal positif.

Menurut Stoner, setiap pembalap besar akan diuji, entah itu oleh cedera, tekanan kompetisi, atau rasa frustrasi ketika hasil tidak sesuai harapan. Bahkan di puncak karier sekalipun, ujian itu bisa datang tiba-tiba.

Pesan yang coba ditegaskan Stoner adalah agar Martin tidak cepat merasa puas hanya karena bisa kembali membalap. Perjalanan menuju performa puncak masih panjang, dan akan ada banyak tantangan yang menanti. Kemenangan memang penting, tetapi kesabaran dan mental baja lebih berharga untuk karier jangka panjang.

"Jika titik tingginya terlalu tinggi, maka titik rendahnya juga terlalu rendah. Jadi, yang penting jangan terlalu lama berpuas diri dan cobalah untuk membumi karena titik terendah akan selalu menimpa Anda di beberapa titik dalam karir Anda," lanjutnya.

Memang karier seorang pembalap adalah perjalanan panjang penuh liku. Kegagalan, cedera, atau jatuh hanyalah bagian dari cerita. Yang terpenting adalah bagaimana mereka bangkit.

Jorge Martin adalah seorang juara dunia dan pastinya dia memiliki kualitas itu. Dan jika mampu melewati fase sulit ini dengan kepala tegak, Martin bukan hanya sekadar kembali, ia bahkan bisa menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno