M. Reza Sulaiman | M. Fuad S. T.
Mantan Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor (instagram Alex Pastoor)
M. Fuad S. T.

Dua komentar yang saling bertolak belakang dilontarkan oleh mantan 2 pegawai PSSI, Alex Pastoor dan Shin Tae-yong. Pasca kegagalan Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026, Alex Pastoor yang merupakan mantan Asiaten Pelatih Skuat Garuda menyatakan bahwa lolos ke Piala Dunia 2026 adalah sebuah hal yang tak logis bagi tim seperti Indonesia saat ini.

"Mencapai Piala Dunia memang luar biasa, tetapi sebagai tim peringkat ke-119, hal itu tidak mudah atau logis,” ujar Alex Pastoor sepertimana dikutip dari laman Suara.com (22/10/2025).

Berbeda dengan Alex Pastoor yang melontarkan komentar bernada negatif dan pesimis, eks pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong justru memberikan komentar yang penuh dengan optimisme tinggi.

Alih-alih menjelekkan atau mencibir, eks pelatih Ulsan HD tersebut sepertimana dilansir laman Suara.com (22/10/2025), justru memberikan pesan pembakar semangat kebangkitan bagi Timnas Indonesia dan seluruh pendukungnya. 

Uniknya, perbedaan pandangan yang terjadi antara Alex Pastoor dan STY ini juga ternyata berkesesuaian dengan capaian kedua pelatih ini ketika melatih sebuah tim.

STY yang membangun tim dengan penuh rasa optimisme, secara garis besar mampu memberikan afirmasi positif kepada tim yang dibesutnya, sehingga secara pencapaian, tim-tim yang diasuhnya kebanyakan mendapatkan catatan yang gemilang.

Seperti contoh, saat menukangi Timnas Indonesia senior, STY mencatatkan 1,61 poin per pertandingan. Bahkan capaian poin per pertandingan STY juga sempat berada di angka 2,43 ketika dirinya menjadi nakhoda Korea Selatan U-23 pada tahun 2015 hingga 2016 lalu.

Sementara Alex Pastoor yang cenderung memberikan kesan pesimis kepada Timnas Indonesia, ternyata poin per petandingan tertingginya hanya berada di angka 1,51 ketika dirinya menangani Excelsior pada thaun 2009 hingga 2011 lalu.

Selebihnya, poin per pertandingan yang didapatkan oleh timnya berada di bawah itu, termasuk hasil tragis hanya mendapatkan rerata pencapaian poin di angka 0,86 ketika menangani Slavia Praha pada 2014 lalu 

Lantas, apa korelasinya dengan komentar yang dikeluarkan oleh kedua pelatih ini? Ibarat filosofi masyarakat Jawa yang berbunyi, "Ajining Raga Saka Busana, Ajining Diri Saka Lathi (Representasi kehormatan seseorang dilihat dari pakaiannya, harga diri seseorang ditentukan oleh ucapannya)" apa yang dilontarkan oleh kedua sosok ini sangat berkesesuaian dengan pemikirannya masing-masing.

Ketika seorang pelatih menatap sebuah tim dengan padangan pesimis, maka semesta akan selalu mengaturnya untuk terus menuai kegagalan, sementara jika seorang pelatih memandang sebuah tim dengan pandangan yang penuh dengan optimisme dan kepercayaan diri, maka semesta akan selalu membukakan jalan baginya untuk menuai keberhasilan.

Dan hal itulah yang tergambar pada pencapaian dari seorang Alex Pastoor serta Shin Tae-yong, yang mana Pastoor yang dilingkupi rasa pesimis, tak bisa melampaui catatan apik STY yang dalam melatih selalu memberikan aroma optimis dan percaya di timnya. 

Jadi, dari sini kita bisa belajar, ternyata cara pandang seseorang, lontaran kalimat yang disampaikan, juga berkesesuaian dengan prestasi dan pencapaian mereka.

Pantas saja ya jika STY selama ini catatan melatihnya lebih mentereng ketimbang Alex Pastoor. Cara berpikir mereka tentang sebuah tim saja sudah berbeda dan berbalik 180 derajat, kok!