Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Nova Arianto, pelatih Timnas Indonesia U-17 untuk Piala Dunia U-17 (pssi.org)
M. Fuad S. T.

Pasukan Garuda Muda akan mengawali langkah mereka di turnamen Piala Dunia U-17 pada hari kedua pagelaran.

Sebagaimana jadwal yang dirilis oleh induk sepak bola dunia alias FIFA, Evandra Florasta dan kolega akan menjalani pertarungan perdananya dengan melawan Zambia pada Selasa (4/11/2025).

Target memberikan pencapaian terbaik tentu saja diusung. Bukan hanya terbaik dari segi lontaran prestasi, namun juga setidaknya capaian yang lebih baik ketimbang yang telah ditorehkan di edisi sebelumnya.

Sekadar berkilas balik, pada gelaran Piala Dunia U-17 edisi 2023 lalu di kandang sendiri, Timnas Garuda Muda hanya mampu finish sebagai peringkat ketiga pada klasemen akhir grup A.

Meskipun berstatus sebagai tuan rumah, Arkhan Kaka dan kolega kalah bersaing dengan Maroko dan Ekuador yang menempati peringkat pertama dan kedua. Posisi mereka hanya setingkat lebih baik ketimbang Panama U-17, yang mana mengakhiri turnamen sebagai tim juru kunci grup A.

Pada turnamen debutnya tersebut, Skuat Muda Merah Putih hanya mampu mengumpulkan 2 poin, yang mana hasil itu mereka dapatkan dengan menahan imbang Ekuador di laga pembuka, serta Panama di laga kedua.

Dan kondisi inilah yang kini menjadi "titik mati" untuk dilampaui oleh pelatih Timnas Indonesia saat ini, Nova Arianto. Dengan koleksi dua poin yang didapatkan oleh Timnas Indonesia U-17 di turnamen sebelumnya, maka asisten pelatih dari Shin Tae-yong itu mau tak mau harus mampu untuk melewati atau setidaknya menyamai jumlah tersebut.

Karena akan sangat mungkin, pencapaian mantan pemain PSIS Semarang dan Persib Bandung tersebut akan selalu dibanding-bandingkan dengan Bima Sakti yang menjadi pelatih sebelumnya. Sehingga, capaian minimal dua poin coach Nova dan anak asuhnya secara tak langsung akan menjadi sebuah indikator dari kesuksesan mereka dalam keikutsertaan di gelaran kali ini.

Jika dipikir-pikir, sejatinya coach Nova dan anak asuhnya tak terlalu berat untuk menyamai atau bahkan melewati dua poin yang menjadi patok mati indikator kesuksesannya di gelaran.

Pasalnya, dengan hanya meraih satu kali kemenangan pun, baik itu saat melawan Zambia, Honduras atau bahkan Brazil, maka pelatih yang dulu dikenal dengan selebrasi "Suster Ngesot" tersebut sudah pasti akan melewati pencapaian dari Bima Sakti dan Timnas Indonesia U-17 di edisi sebelumnya.

Bahkan, jikapun tak bisa meraih kemenangan, dengan tiga hasil imbang saja coach Nova sudah akan mengumpulkan tiga poin, yang mana jumlah poin tersebut juga sudah melampaui dua poin mati yang dikumpulkan oleh coach Bima Sakti bersama Anak-Anak Garuda dua tahun lalu.

Kira-kira, bisa atau tidak ya coach Nova menyamai atau bahkan melewati dua poin mati yang telah ditinggalkan oleh pendahulunya tersebut? Mari kita nantikan bersama!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS