Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Selebrasi pemain Vietnam U-17 setelah menjebol gawang Malaysia di babak kualifikasi Piala Asia U-17 2026 (dok. AFC)
M. Fuad S. T.

Setelah menjalani masa-masa indah yang cukup singkat dengan para pemain naturalisasinya, persepakbolaan Malaysia kini menuai beragam cobaan.

Dimulai dari terungkapnya skandal para pemain keturunan yang beberapa waktu lalu diklaim memiliki darah Malaysia, hingga kini disusul dengan kegagalan sang Harimau Muda, Timnas Malaysia U-17 yang urung untuk tampil di putaran final Piala Asia U-17 tahun depan.

Dilansir laman resmi AFC, Timnas Malaysia U-17 yang bersaing sengit dengan Timnas Vietnam U-17, pada akhirnya harus terjerembab di pertarungan terakhir melawan rival bebuyutannya tersebut.

Alih-alih memenangi pertarungan, pada laga terakhir grup C melawan Vietnam yang juga berstatus sebagai tuan rumah, Malaysia justru terkapar dengan gelontoran empat gol tanpa balas.

Kekalahan tersebut tak hanya membuat Malaysia mengakhiri empat kemenangan yang mereka catatkan di babak kualifikasi ini sebelumnya, namun juga menjadi penanda akhir dari perjalanan mereka untuk merengkuh satu tiket ke Arab Saudi tahun depan.

Ironisnya, kegagalan Malaysia ini juga membuat mereka harus rela terkudeta dari kumpulan empat tim terbaik Asia Tenggara di Piala Asia U-17 tahun depan. Pasalnya, ketika Malaysia harus absen dari gelaran, para rival mereka, yakni Thailand dan Vietnam melenggang mulus ke putaran final.

Bahkan, Myanmar yang sebelumnya selalu saja menjadi tim kelas kedua di kawasan Asia Tenggara, kali ini berhasil unjuk gigi setelah mengangkangi Nepal, Afghanistan dan tim sekelas Oman serta Suriah di babak kualifikasi grup G.

Alhasil, Malaysia yang selama ini dikenal sebagai satu dari empat kekuatan sepak bola utama di Asia Tenggara bersama Indonesia, Thailand dan Vietnam, harus terkudeta oleh Myanmar yang melakoni babak kualifikasi ini dengan sangat di luar dugaan.

Sehingga, pada akhirnya putaran final Piala Asia U-17 tahun depan, Asia Tenggara tak lagi diwakili empat tim tradisional yang selama ini selalu bersaing di jajaran empat tim terbaik kawasan, karena kini Malaysia U-17 sudah resmi terkudeta oleh Myanmar dalam kumpulan The Big Four ASEAN.

Lantas, apakah ini adalah tanda-tanda bakal menurunnya prestasi persepakbolaan Malaysia? Bisa jadi demikian.

Jika hal ini terus menerus terjadi secara berkesinambungan, maka bukan tak mungkin The Big Four ASEAN yang sebelumnya berisikan Indonesia, Thailand, Vietnam dan Malaysia, akan mengalami perubahan komposisi di dalamnya.