Seiring dengan perkembangan zaman dan lingkungan yang sangat dinamis, tidak dapat dipungkiri bahwa peran pemimpin menjadi kunci dalam keberhasilan organisasinya. Salah satunya yaitu peran kepemimpinan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengemban tanggung jawab sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam memimpin Yogyakarta menjadi sangat menarik untuk dibahas, mengingat Yogyakarta merupakan daerah yang diberikan otonomi khusus berbentuk daerah istimewa dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahannya sendiri.
Tak ayal, dalam kepemimpinannya Sri Sultan memiliki daya tarik tersendiri yang mampu memunculkan rasa segan dan hormat oleh rakyatnya.
Sumber Kekuasaan Sri Sultan Hamengku Buwono X
Dengan bertumpu pada kepribadian personal, Sri Sultan memiliki karakteristik kepribadian yang menjadikannya sebagai pemimpin dengan daya tarik, ketajaman intuisi, dan memiliki kemampuan yang baik dalam memengaruhi.
Maka tak heran bahwa dalam kepemimpinannya, Sri Sultan mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan dikagumi rakyatnya.
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Sri Sultan Hamengku Buwono X pada bulan Maret lalu memberikan pidato bagi masyarakat lokal pada saat pandemi.
Pada saat sarasehan, Sri Sultan “duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi” dengan segenap pemangku kepentingan, baik jajaran pemerintahan maupun masyarakat dan sekaligus menjadi “solidarity maker” dalam situasi krisis pandemi COVID-19 (Baiquni, 2020).
Dengan melihat lebih jauh bagaimana kepemimpinan Sri Sultan, dapat diulas dari sumber kekuasaan yang didapat oleh Sri Sultan, yaitu sumber kekuasaan referent power. Mengutip dari Yukl, referent power ini didasarkan pada kekuasaan yang melekat pada diris seseorang yang memiliki sumber daya atau sifat pribadi yang diinginkan.
Maka dari itu, dengan bersumber pada referent power, Sri Sultan Hamengku Buwono X dapat berperan layaknya seorang pemimpin sekaligus motivator dalam memimpin rakyatnya. Apalagi di saat pandemi sekarang ini, beliau mampu mengajak masyarakat untuk berkomitmen bersama dan dengan semangat gotong-royong dalam rangka menangani COVID-19.
Lantas, Bagaimana Taktik Pengaruh Sri Sultan Hamengku Buwono X Dalam Memimpin Rakyatnya?
Dari sisi taktik pengaruh yang digunakan Sri Sultan dalam memimpin rakyatnya merupakan kekuasaan inspirational appeals. Ini dapat dilihat dari bagaimana sikap Hamengku Buwono X yang sering menerapkan komitmen emosional kepada rakyatnya, sebagai contoh ketika beliau memegang prinsip bahwa kepemimpinan yang unggul mengharuskan adanya transformasi dari dalam hati dan penanaman karakter untuk bisa melayani dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab.
Maka tak heran bahwa adanya eksistensi pemimpin tersebut akan muncul sebuah daya tarik, kesetiaan dan perasaan kagum dari rakyatnya. Berdasarkan hal tersebutlah menjadikan Sri Sultan sebagai seorang pemimpin yang unggul dalam memimpin Yogyakarta.
Artikel Terkait
-
Ada Sebanyak 800 ribu Jiwa, DIY Diminta Percepat Program Vaksinasi untuk Difabel
-
Pemerintah Batalkan Keberangkatan Haji, Sri Sultan Minta Masyarakat Ikhlas
-
Jumlah Menipis, Sepuluh Tahun Kedepan Petani Indonesia Terancam Punah
-
Dalam Survei Ini Emil Dardak Lebih Diharapkan Nyapres Dibanding Gibran
-
Jengah Kasus Pungli Wisata Kembali Marak, Sri Sultan Minta Pemangku Wilayah Tindak Tegas
Kolom
-
Jejak Ketangguhan di Pesisir dan Resiliensi yang Tak Pernah Padam
-
Mengapa Widji Thukul Terasa Asing bagi Generasi Hari Ini?
-
Second Child Syndrome: Mengapa Anak Kedua Kerap Dianggap Lebih Pemberontak?
-
Dari Pesisir Belitung, Lahir Harapan Baru untuk Laut yang Lebih Baik
-
Saat Candaan Diam-diam Jadi Celah Bullying, Larangan Baper Jadi Tameng!
Terkini
-
Siluet di Tangga Saat Listrik Padam
-
Rel di Depan SMA 3: Gerbang Senja yang Tak Pernah Sepenuhnya Tertutup
-
5 Scrub Alami yang Bisa Kamu Dapatkan dari Dapur Rumah, Murah Meriah!
-
4 Inspirasi OOTD Kai EXO untuk Gaya Sehari-hari yang Simpel dan Fleksibel
-
Kawasan Mangrove Baros: Jejak Kepedulian Warga akan Konservasi Lingkungan