Menulis merupakan bentuk ekspresi diri terhadap suatu problem di sekitar. Sebuah fenomena akan memberikan nalar kritis bagi kita sebagai manusia untuk memberikan tanggapan sesuai dengan perspektif yang dimiliki.
Tanggapan terhadap suatu fenomena dapat dilakukan dengan berbagai aksi, seperti dengan menulis supaya menjadi bahan literasi dan mampu memberikan manfaat kepada orang banyak.
Segala unsur dalam kehidupan ini sebenarnya dapat dituliskan dalam bentuk tulisan. Dengan problematisasi yang terjadi itu akan memberikan sudut pandang yang berbeda dan dapat menghasilkan suatu karya kebaruan.
Seorang penulis harus mampu berangkat dari problematisasi yang kuat terhadap apa yang ingin ditulis. Karena ketika seorang penulis tidak mempunyai problematisasi dalam menulis, sama halnya orang itu kurang kerjaan.
Problematisasi tidak harus semewah mungkin, tetapi problematisasi dapat berangkat dari hal yang sederhana. Kemudian, mempolarisasinya dengan baik berdasarkan pada sudut pandang penulis sendiri.
Boleh juga meminjam pandangan orang lain yang sudah menulis sebagai bahan acuan untuk memberikan tanggapan lain yang berbeda. Namun bukan berarti copy paste, melainkan mencari titik lemahnya yang bisa dijadikan kelebihan dalam tulisan kita.
Setiap Waktu Kita Bisa Menulis
Mungkin sebagian dari kita menganggap bahwa menulis adalah kegiatan yang banyak menyita waktu. Ketika harus menyusun timeline tertentu untuk digunakan aktivitas menulis.
Anggapan itu saya sepakat-sepakat saja. Bahwa kegiatan menulis akan butuh waktu lama dan dapat mengorbankan kegiatan kita yang lain. Tetapi, muncul pertanyaan yang mendasar, emangnya mau menulis tentang apa?
Jika ingin menulis suatu buku atau ingin melakukan riset tertentu di dalam masyarakat, jelas itu akan memakan waktu cukup lama yang bisa mengorbankan agenda kita yang lain.
Sebenarnya menulis dapat kita dijadikan sebagai hobi. Jika hal itu mampu kita terapkan, maka kegiatan menulis akan mudah kita lakukan. Dan itu tidak akan sulit untuk dilakukan ketika sudah menjadi hobi dan minat kita.
Orang bisa sukses main sepak bola karena sudah menjadi hobinya, orang pandai design karena sudah terbiasa dan senang melakukannya, orang bisa pandai balapan motor karena terbiasa dan juga sudah menjadi hobinya.
Begitu pun dengan menulis, aktivitas menulis dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, kalau sudah menjadi kebiasaan tentu akan lebih menyenangkan untuk dilakukan.
Jika aktivitas menulis terus dilakukan, maka hal itu dapat melatih kedisiplinan dalam menulis. Kegelisahan akan muncul terhadap persoalan dan keinginan untuk menulis akan lebih nyaman dan akan terus terusik.
Mari Menulis
Seperti halnya pekerjaan pada umumnya, kegiatan menulis akan terus menuntut kita. Saya di sini akan berbagi cerita aktivitas menulis yang saya lakukan. Walaupun, tulisan saya tidak sedalam menjelaskan persoalan dan juga mungkin sangat kurang orang yang membaca.
Akan tetapi, aktivitas menulis bagi saya adalah suatu hobi dan ekspresi diri. Persoalan tidak ada yang membaca, itu bukan hal fundamental dalam menulis. Karena pada intinya kita menulis untuk melatih diri dan mencoba memberikan tanggapan terhadap suatu persoalan menurut versi kita.
Setiap waktu dapat dilakukan dengan menulis. Berjalan dengan melihat fenomena dapat diaktualisasikan dengan menulis.
Setelah pulang kerja atau sedang kerja itu dapat kita sisakan waktu untuk menulis. Berhenti sejenak untuk bekerja, dan disana kita bisa berpikir dan ingin menulis atas apa yang kita rasakan. Entah itu perjuangan kita dalam pekerjaan atau juga mampu melihat fenomena dengan adanya keganjalan dari kerjaan yang kita lakukan.
Karena penulis akan lebih nyaman ketika dalam tulisannya ia mampu mencurahkan sesuai yang ia rasakan ke dalam tulisan. Menulis berangkat dari hati akan dapat membangkitkan rasa simpati kepada pembaca.
Semoga kegiatan menulis akan terus dapat kita lakukan, sembari memperbaikinya agar dapat menjadi tulisan yang diminati orang banyak. Karena tulisan mampu memberikan jawaban terhadap persoalan.
Jika suatu tulisan dapat membuat orang termotivasi, secara tidak langsung kita juga telah membantu orang tersebut.
Menulis adalah kemampuan produktif yang aktif, karena menulis dapat menghasilkan tulisan atau karya. Beda dengan membaca yang sifatnya abstrak, tetapi menulis dan membaca dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
Kolom
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
-
Polemik KPU Menghadapi Tekanan Menjaga Netralitas dan Kepercayaan Publik
-
Coffee Shop Menjamur di Era Sekarang, Apakah Peluang bagi Para Pengusaha?
-
Dari Balik Layar Pilkada: Relawan dan Peran Besar Mereka
-
Perilaku Konsumtif, Fenomena Latte Factor dan Efek terhadap Keuangan Gen Z
Terkini
-
7 Drama Korea Tayang Desember 2024, Ada Squid Game Season 2!
-
Sinopsis Drama Korea Who Is She, Dibintangi Kim Hae Sook dan Jung Ji So
-
Ulasan Novel Semasa, Mencari Arti Rumah dalam Kisah Keluarga Kecil
-
Review Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri, Sekuel yang Lebih Ngeri
-
Ulasan Film 'Green Book': Bersatunya Dua Perbedaan dalam Satu Mobil