Di balik bentuk rupa mainan tradisional yang bersahaja, ternyata memiliki sejumlah keuntungan dan kelebihan jika dibandingkan dengan mainan modern masa kini. Salah satunya adalah harga dan biaya pembuatan yang relatif murah, berbahan alami, tanpa kandungan kimia, serta tidak mencemari lingkungan.
Bahkan mainan yang minim dari bahan pengawet dan cat pewarna bersenyawa kimia ini sudah layak jika disebut sebagai mainan ramah lingkungan. Polosnya kebahagiaan dan keceriaan khas bocah belia kadang lahir dari cara bermain mainan tradisional yang relatif sederhana ini. Hal ini justru kurang ditemukan pada mainan modern ala game online yang dimainkan penuh ketegangan serta menguras emosi, pikiran, dan mental anak.
Kelebihan lainnya permainan tradisional yang sering dipakai anak-anak jaman dahulu adalah sifatnya yang lebih mendorong anak membaur dengan alam sekitar, sehingga menajamkan sikap dan sifat kerja sama serta sinergi dengan teman-temannya.
Di satu sisi, mainan tradisional juga saling mengasah kemampuan interaksi, bersosialisasi, bekerjasama dan saling membantu. Hal ini dapat dilihat dari permainan lompat tali, petak umpet, layang layang, kelereng, sepak bola, dan lain-lain.
Bentuk permainan ini cenderung menyehatkan tubuh dan pikiran anak anak. Hal ini jarang ditemukan di mainan modern yang lebih banyak mengejar kemenangan individual dan kompetisi semata.
Dalam sejarahnya, boleh kita sebut bahwa mainan tradisional adalah salah satu produk budaya yang lahir dari cara hidup dan cara pikir sebuah daerah atau wilayah di sebuah zaman.
Permainan ini lahir dari sistem tatanan dalam sebuah peradaban, sehingga sering dijuluki warisan budaya dan turunan nenek moyang yang sangat unik nan khas.
Beralihnya zaman dan peradaban ke arah kecenderungan teknologi dan globalisasi, kini semakin menggeser peran dan pamor mainan anak tradisional. Mainan tradisional dipandang sebagai mainan kuno dan ketinggalan jaman.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Perempuan dan Anak-anak di Gaza Kelaparan dan Terusir, Iran Minta Dunia Bela Palestina
-
Politisi PDIP: Dukungan Anak Abah dan Ahokers Untuk Pram-Rano Bikin Demokrasi Sejuk
-
Pram-Rano Disebut Sengaja Tak Munculkan Atribut PDIP dan Megawati: Untuk Rayu Anak Abah
-
Belum Resmi Cerai, Paula Verhoeven Singgung Pemimpin dalam Rumah Tangga
-
Anak Thom Haye Sakit: Mungkin Ada Sesuatu yang Salah
Kolom
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
Terkini
-
Jung Woo-sung Konfirmasi Punya Anak dengan Model Moon Ga-bi
-
Bikin Awet Muda! 3 Rekomendasi Sunscreen dengan Kandungan Anti-Aging
-
PSSI Rilis 27 Nama Pemain Timnas untuk AFF Cup 2024, Ada Alumni PD U-17
-
Thom Haye Ungkap Cerita Lucu di Balik Gol Pertama Marselino Lawan Arab
-
Review Film Officer Black Belt, Kisah Kim Woo Bin dalam Menangkap Penjahat