Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Christof
Ilustrasi bola kelereng (Anthony/Pexels).

Di balik bentuk rupa mainan tradisional yang bersahaja, ternyata memiliki sejumlah keuntungan dan kelebihan jika dibandingkan dengan mainan modern masa kini. Salah satunya adalah harga dan biaya pembuatan yang relatif murah, berbahan alami,  tanpa kandungan kimia, serta tidak mencemari lingkungan.

Bahkan mainan yang minim dari bahan pengawet dan cat pewarna bersenyawa kimia ini sudah layak jika disebut sebagai mainan ramah lingkungan. Polosnya kebahagiaan dan keceriaan khas bocah belia kadang lahir dari cara bermain mainan tradisional yang relatif sederhana ini. Hal ini justru kurang ditemukan pada mainan modern ala game online yang dimainkan penuh ketegangan serta menguras emosi, pikiran, dan mental anak.

Kelebihan lainnya permainan tradisional yang sering dipakai anak-anak jaman dahulu adalah sifatnya yang lebih mendorong anak membaur dengan alam sekitar, sehingga menajamkan sikap dan sifat kerja sama serta sinergi dengan teman-temannya.

Di satu sisi, mainan tradisional juga saling mengasah kemampuan interaksi, bersosialisasi, bekerjasama dan saling membantu. Hal ini dapat dilihat dari permainan lompat tali, petak umpet, layang layang, kelereng, sepak bola, dan lain-lain.

Bentuk permainan ini  cenderung menyehatkan tubuh dan pikiran anak anak. Hal ini jarang ditemukan di mainan modern yang lebih banyak mengejar kemenangan individual dan kompetisi semata.

Dalam sejarahnya, boleh kita sebut bahwa mainan tradisional adalah salah satu produk budaya yang lahir dari cara hidup dan cara pikir sebuah daerah atau wilayah di sebuah zaman.

Permainan ini lahir dari sistem tatanan dalam sebuah peradaban, sehingga sering dijuluki warisan budaya dan turunan nenek moyang yang sangat unik nan khas.

Beralihnya zaman dan peradaban ke arah kecenderungan teknologi dan globalisasi, kini semakin menggeser peran dan pamor mainan anak tradisional. Mainan tradisional dipandang sebagai mainan kuno dan ketinggalan jaman.

Christof