Saat Anda bangun tidur di pagi hari, Anda kaget melihat jam sudah menunjukan angka 8 pagi. Padahal Anda harus tiba di kantor paling lambat jam 7.30 pagi. Pikiran Anda langsung kacau karena takut dimarahi bos.
Begitu Anda sudah sampai kantor, ternyata Bos kebetulan datang terlambat, sehinga Anda tidak jadi kena omel. Tapi, bukannya Anda fokus menyelesaikan pekerjaan, pikiran Anda sudah melayang-layang ke alam dunia makanan, merencanakan apa yang akan dimakan saat istirahat siang nanti. Ketika sudah siap menyantap makan siang pun, Anda malah memikirkan pekerjaan kantor. Dan begitu seterusnya.
Tanpa sadar kehidupan sehari-hari yang Anda alami tidak pernah Anda buat untuk memikirkan apa yang ada saat ini. Seperti kejadian cerita di atas.
Anda malah sibuk dengan penyesalan-penyesalan masa lalu dan kekhwatiran akan masa depan Anda. Itu artinya Anda tidak benar-benar berada di masa kini dengan sadar sepenuhnya.
Pada tahun 1997 Eckhart Tolle menulis sebuah buku berjudul The Power of Now, Panduan Pencerahan Spiritual. Buku tersebut menjadi best seller sampai laris terjual jutaan kopi di New York pada tahun dua ribuan. Bahkan artis sekelas Oprah Gail Winfrey merekomendasikan buku tersebut sebagai menu utama bacaan.
Dalam isi bukunya penulis mencoba mengajarkan sesuatu yang mendalam namun sederhana. Sehingga dapat membantu para pembaca menemukan ketenangan batin dan kepuasan yang lebih besar dalam hidup.
Ia juga menjelaskan bahwa apa yang Anda pikirkan tidak selalu sama dengan kenyataannya. Hal itu tergantung pikiran Anda. Di satu sisi pikiran dapat menjadi instrumen yang ampuh bila digunakan dengan tepat. Di sisi lain ia akan menjadi destruktif bila tidak bisa Anda kendalikan.
Hal yang paling penting dan harus Anda pikirkan adalah momen hari ini. Sebab, masa lalu adalah kumpulan peristiwa hidup yang sudah berlalu. Sedangkan masa depan adalah kumpulan momen saat ini yang menunggu hadir untuk terjadi dalam hidup.
Eckhart Tolle menegaskan bahwa kegelisahan dan penyesalan Anda akan menjadi sia-sia karena masa lalu tidak akan terulang kembali. Yang bisa Anda lakukan adalah mengerjakan momen saat ini dengan optimal agar menciptakan masa depan yang lebih baik.
Melakukan yang terbaik, menikmati proses dan juga menjaga fokus untuk melakukan aktifitas semaksimal mungkin pada hari ini akan mengurangi kecemasan Anda akan masa depan. Dengan demikian kesadaran pun muncul dan berkembang sehingga bisa menanggapi dengan tepat dan jernih atas peristiwa yang sedang terjadi.
Pikiran merupakan bagian dari kesadaran. Pada saat Anda berada pada posisi sadar, Anda akan berhenti menganalisis dan memisahkan. Sehingga yang ada hanya momen saat ini dan di sini.
Ketika Anda bisa menemukan dan memakai kesadaran, Anda bisa melawan rasa takut yang menyelimuti. Anda juga akan hidup tanpa harus terbawa pada penilaian baik-buruk atau benar-salah yang bisa melelahkan.
Tidak hanya itu, kesadaran Anda akan momen saat ini membantu Anda bisa menerima keadaan apapun yang sedang terjadi sepenuhnya. Andapun akan dibawa pada kedamaian hati dan kekuatan untuk bertindak sesuai dengan kondisi yang ada.
Akhir kata, Anda bisa saja terjebak dalam situasi penyesalan masa lalu dan kecemasan akan masa depan. Namun, selama Anda sadar betul atas apa yang terjadi saat ini, maka Anda akan baik-baik saja. Itulah yang penulis maksud dengan "Kehebatan Masa Kini". Semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Sering Dianggap Buruk, Ini 5 Kelebihan Menjadi Orang Pemalu
-
Diperpanjang Lagi sampai 4 Oktober, PPKM Level 2-3 Berlaku di Jawa dan Bali
-
Jalan Keluar Suatu Masalah Jadi Pemantik Masalah Selanjutnya
-
Gelisah jelang Hari Senin, Ini 5 Cara Jitu Menanggulangi Lunaediesophobia
-
5 Minuman Berkhasiat yang Bisa Membakar Lemak di Tubuh Kamu
Artikel Terkait
-
Ine Febriyanti dan Bima Azriel Blak-blakan: Pengalaman 'Pernah & Nggak Pernah' yang Bikin Ngakak!
-
Geni Faruk Pakai 2 Jam Tangan Sekaligus saat Mitoni Aaliyah Massaid? Ternyata Beda Fungsi
-
Lisa Mariana Aji Mumpung Pasang Tarif Rp150 Juta ke Pablo Benua, Publik: Serasa Artis Papan Atas
-
Lisa Mariana Kenang Masa Lalu Turun 20 Kilogram Bobotnya Dalam 2 Bulan
-
Berlokasi di Wilayah Perumahan, Rano Karno Batal Buka Tebet Eco Park 24 Jam
Kolom
-
Tren Masa Depan AI Action Figure: Mainan dengan Kecerdasan Buatan
-
Langkah Kecil Bandung: Mengguncang Dunia dan Membangun Solidaritas Global
-
Ki Hadjar Dewantara: Dari Pejuang Kemerdekaan Menjadi Bapak Pendidikan
-
Memoar Aktivisme Politik Ki Hadjar Dewantara Melalui Pendidikan
-
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Perpaduan Kedai Kopi dan Toko Buku
Terkini
-
Review Weak Hero Class 2: Tidak Sepecah Ekspektasi, Tapi Tetap Layak Tonton
-
5 Drama China dengan Judul Blossom, Mana Favoritmu?
-
Esensi Film 'Popeye the Slayer Man' 2025: Dari Kartun Jadi Monster Sadis
-
Kuliah Lapangan di Arab Melayu, Mahasiswa UNJA Perkuat Pemahaman Indigenous
-
Emosional, Esensi Drama China 'The First Frost': Hakikat Takdir Cinta