Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Armand
Ilustrasi Wartawan (Pexels.com/Brett Sayles)

Memasuki bulan kemerdekaan, tentunya jangan lupa kita mengingat jasa para pahlawan terdahulu, hingga pahlawan masa kini. Tanpa kita sadari, bahwa orang-orang  kehidupan sehari-hari kita memiliki jiwa kepahlawanan yang besar, salah satunya para wartawan. Kehadiran para wartawan sangat penting bagi kita. Tanpa mereka, kita tidak dapat memperoleh informasi aktual yang setiap hari kita peroleh melalui berbagai media massa. 

Para wartawan mendedikasikan profesi mereka bukan karena uang semata, namun mereka bersusah payah menyampaikan warta penting untuk kita ketahui. Pekerjaan mereka tentu tidaklah mudah, mereka harus mempersiapkan banyak hal untuk meliput suatu berita supaya dapat tersaji secara elok untuk kita nikmati melalui surat kabar hingga layar kaca.

Pagi hingga malam mereka menyiapkan arahan redaksi untuk menyajikan informasi yang akurat bagi publik. Tanpa lelah mereka juga meliput secara langsung kejadian besar dari bencana alam bahkan hingga keadaan perang. 

Beberapa dari pahlawan nasional yang kita kenal adalah para wartawan, salah satunya adalah Bapak Pers Indonesia sendiri, yakni Tirto Adhi Soerjo. Beliau adalah pribumi pertama yang menulis surat kabar di tanah air, melalui surat kabar yang dirintis oleh beliau, yakni Medan Prijaji.

Tulisan beliau sarat akan perlawanan terhadap penjajahan Hindia Belanda. Melalui tulisannya, ia berhasil membangkitkan semangat perlawanan dari para pribumi sekaligus menarik simpati dari bangsa lain yang turut membaca tulisan beliau. Tulisan beliau sangat kritis hingga ia ditangkap dan diasingkan ke pulau Bacan.

Beberapa dari kita yang menyukai sastra pasti sudah tidak asing dengan beliau, lantaran sosok beliau menjadi inspirasi untuk tokoh Minke dalam buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Sosok Tirto dan Minke keduanya adalah wartawan yang memperjuangkan kemerdekaan rakyatnya melalui kata-kata yang mereka tulis. Selain itu, tokoh Tirto diabadikan menjadi sebuah media pemberitaan bernama Tirto.id yang juga memiliki maskot serupa dengan perawakan beliau.

Selain Tirto, Indonesia memiliki seorang wartawati yang sangat berjasa bagi bangsa, yakni Ruhana Kuddus, wartawati pertama di Indonesia. Beliau merupakan wanita pertama yang menekuni profesi penulisan berita. Melalui tulisannya, beliau memperjuangkan pendidikan dan literasi bagi rakyat Minangkabau saat masa penjajahan Belanda.

Ia berhasil membawa masyarakat di daerahnya untuk memperoleh pendidikan melalui tulisan-tulisan berbahasa Melayu yang dapat dipahami oleh pribumi. Selain itu, berkat jasa beliau, paradigma masyarakat Minangkabau mengenai pendidikan bagi wanita berubah. Ia berhasil membuktikan bahwa wanita juga dapat sukses melalui pendidikan tinggi sekaligus membawa prestasi bagi keluarganya. 

Melalui tokoh-tokoh wartawan dan wartawati tersebut, tentunya kita dapat memetik pelajaran bahwa menulis merupakan suatu bentuk perjuangan. Perjuangan yang dapat kita lakukan untuk melanjutkan semangat kemerdekaan yang telah diwariskan oleh pendahulu kita.

Seorang wartawan sejatinya adalah seorang pahlawan yang perlu kita hargai perjuangannya dalam menyampaikan informasi kepada orang banyak. Berita-berita yang penting dari politik, ekonomi, kriminal, hingga berita mengenai aspek lainnya adalah hasil perjuangan para wartawan dan wartawati yang piawai menuliskan kata-kata melalui papan ketik perangkat komputer mereka. 

Tentu, bagi kita yang juga menekuni profesi ini juga harus selalu mawas diri dan belajar dari para pendahulu kita. Bahwa ada tanggung jawab besar yang diembankan bagi kita untuk menyampaikan warta tanpa adanya kepentingan pribadi, baik harta hingga jabatan. Sebagai seharus menyingkirkan keinginan pribadi yang menuntun kita pada sikap tamak dan egois sehingga membuat kita mewartakan berita tanpa mempertimbangkan validitas informasi yang kita berikan. Dengan demikian harapannya wartawan akan tetap menjadi sosok pahlawan kekinian.

Armand