Memasuki bulan kemerdekaan, tentunya jangan lupa kita mengingat jasa para pahlawan terdahulu, hingga pahlawan masa kini. Tanpa kita sadari, bahwa orang-orang kehidupan sehari-hari kita memiliki jiwa kepahlawanan yang besar, salah satunya para wartawan. Kehadiran para wartawan sangat penting bagi kita. Tanpa mereka, kita tidak dapat memperoleh informasi aktual yang setiap hari kita peroleh melalui berbagai media massa.
Para wartawan mendedikasikan profesi mereka bukan karena uang semata, namun mereka bersusah payah menyampaikan warta penting untuk kita ketahui. Pekerjaan mereka tentu tidaklah mudah, mereka harus mempersiapkan banyak hal untuk meliput suatu berita supaya dapat tersaji secara elok untuk kita nikmati melalui surat kabar hingga layar kaca.
Pagi hingga malam mereka menyiapkan arahan redaksi untuk menyajikan informasi yang akurat bagi publik. Tanpa lelah mereka juga meliput secara langsung kejadian besar dari bencana alam bahkan hingga keadaan perang.
Beberapa dari pahlawan nasional yang kita kenal adalah para wartawan, salah satunya adalah Bapak Pers Indonesia sendiri, yakni Tirto Adhi Soerjo. Beliau adalah pribumi pertama yang menulis surat kabar di tanah air, melalui surat kabar yang dirintis oleh beliau, yakni Medan Prijaji.
Tulisan beliau sarat akan perlawanan terhadap penjajahan Hindia Belanda. Melalui tulisannya, ia berhasil membangkitkan semangat perlawanan dari para pribumi sekaligus menarik simpati dari bangsa lain yang turut membaca tulisan beliau. Tulisan beliau sangat kritis hingga ia ditangkap dan diasingkan ke pulau Bacan.
Beberapa dari kita yang menyukai sastra pasti sudah tidak asing dengan beliau, lantaran sosok beliau menjadi inspirasi untuk tokoh Minke dalam buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Sosok Tirto dan Minke keduanya adalah wartawan yang memperjuangkan kemerdekaan rakyatnya melalui kata-kata yang mereka tulis. Selain itu, tokoh Tirto diabadikan menjadi sebuah media pemberitaan bernama Tirto.id yang juga memiliki maskot serupa dengan perawakan beliau.
Selain Tirto, Indonesia memiliki seorang wartawati yang sangat berjasa bagi bangsa, yakni Ruhana Kuddus, wartawati pertama di Indonesia. Beliau merupakan wanita pertama yang menekuni profesi penulisan berita. Melalui tulisannya, beliau memperjuangkan pendidikan dan literasi bagi rakyat Minangkabau saat masa penjajahan Belanda.
Ia berhasil membawa masyarakat di daerahnya untuk memperoleh pendidikan melalui tulisan-tulisan berbahasa Melayu yang dapat dipahami oleh pribumi. Selain itu, berkat jasa beliau, paradigma masyarakat Minangkabau mengenai pendidikan bagi wanita berubah. Ia berhasil membuktikan bahwa wanita juga dapat sukses melalui pendidikan tinggi sekaligus membawa prestasi bagi keluarganya.
Melalui tokoh-tokoh wartawan dan wartawati tersebut, tentunya kita dapat memetik pelajaran bahwa menulis merupakan suatu bentuk perjuangan. Perjuangan yang dapat kita lakukan untuk melanjutkan semangat kemerdekaan yang telah diwariskan oleh pendahulu kita.
Seorang wartawan sejatinya adalah seorang pahlawan yang perlu kita hargai perjuangannya dalam menyampaikan informasi kepada orang banyak. Berita-berita yang penting dari politik, ekonomi, kriminal, hingga berita mengenai aspek lainnya adalah hasil perjuangan para wartawan dan wartawati yang piawai menuliskan kata-kata melalui papan ketik perangkat komputer mereka.
Tentu, bagi kita yang juga menekuni profesi ini juga harus selalu mawas diri dan belajar dari para pendahulu kita. Bahwa ada tanggung jawab besar yang diembankan bagi kita untuk menyampaikan warta tanpa adanya kepentingan pribadi, baik harta hingga jabatan. Sebagai seharus menyingkirkan keinginan pribadi yang menuntun kita pada sikap tamak dan egois sehingga membuat kita mewartakan berita tanpa mempertimbangkan validitas informasi yang kita berikan. Dengan demikian harapannya wartawan akan tetap menjadi sosok pahlawan kekinian.
Baca Juga
-
Tips Ngabuburit dari Buya Yahya: Menunggu Berbuka tanpa Kehilangan Pahala Puasa
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
Kolom
-
Memaknai Literasi Finansial: Membaca untuk Melawan Pinjol dan Judol
-
Manakah Lore yang Lebih Kaya Antara Lord of the Mysteries dan One Piece?
-
Diksi Pejabat Tidak Santun: Ini Alasan Pentingnya Mapel Bahasa Indonesia
-
Sejuta Penonton, Seharusnya Bisa Lebih untuk Film Nasionalisme yang Membumi
-
Komunitas Buku sebagai Safe Space: Pelarian dari Kegaduhan Dunia Digital
Terkini
-
Sinopsis Drama China Fell Upon Me, Tayang di iQIYI
-
Lembapnya Tahan Lama! 4 Toner Korea Hyaluronic Acid Bikin Wajah Auto Plumpy
-
Do What I Want oleh Monsta X: Rasa Bebas dan Percaya Diri Melakukan Apa Pun
-
Ulasan Novel Rumah Tanpa Jendela: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Kecil
-
Bye-Bye Pori-Pori Besar! Ini 4 Serum Korea yang Ampuh Bikin Wajah Halus