Melihat fenomena Covid-19 di Indonesia, sangat disayangkan, masih ada saja yang tetap masa bodoh pada ancaman bahayanya. Bahkan ada yang menganggap Covid-19 itu tidak ada. Segelintir orang lain lagi, mereka mengatakan bahwa Covid-19 adalah teori konspirasi. Sampai-sampai, tidak sedikit yang menuding bahwa banyak rumah sakit yang 'mengcovidkan' pasien.
Isu-isu liar yang berkembang di masyarakat dibarengi dengan adanya teori-teori konspirasi Covid-19. Padahal teori konspirasi tersebut secara kebenaran ilmiahnya masih perlu ditelaah lagi. Pasalnya, hampir keseluruhan teori-teori konspirasi adalah cocoklogi atau mengaitkan satu kejadian dengan kejadian yang lain.
Berita hoaks Covid-19 tampaknya menjadi konsumsi publik untuk bahan bacaan mereka. Padahal sudah jelas banyak pakar medis yang lebih berkompeten memberikan penjelasan-penjelasan ilmiah perihal Covid-19 dan langkah-langkah pencegahannya. Sungguh menjadi prihatin apabila literasi di masyarakat sangat kritis.
Hal yang semakin mencuat dengan isu pasien sengaja dicovidkan oleh rumah sakit, justru malah membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan paramedis dan tenaga kesehatan dalam menangani Covid-19. Padahal isu pasien sengaja dicovidkan perlu data dan fakta yang penuh pertanggungjawaban.
Tenaga kesehatan dalam memberikan diagnosis Covid-19 tentunya mengikuti standar operasi dan prosedur yang berlaku, serta bekerja berdasarkan standar kode etik profesi medis. Toh semisal ada data dan bukti yang kuat bahwa ada oknum yang sengaja mengcovidkan pasien, tinggal laporkan ke otoritas yang berwenang.
Yang jelas, berita hoaks tentang Covid-19 sebagaimana bertebaran di mana-mana membuat kondisi saat ini semakin runyam. Informasi yang sangat tidak jelas kebenarannya justru semakin memperparah kondisi. Sudah seharusnya pihak berwenang lebih masif dalam menindak penyebaran berita hoaks Covid-19 yang semakin meresahkan.
Ingat penyebaran berita hoaks Covid-19 sama bahayanya dengan penyebaran Covid-19 yang semakin agresif. Selalu memilah dan memilih informasi mana yang benar dan mana yang bohong.
Jangan mudah percaya akan berita hoaks Covid-19. Karena dengan banyaknya berita hoaks Covid-19, semakin memperberat tugas tenaga medis yang berada di garis depan melawan Covid-19.
Jadilah masyarakat yang cerdas dan bijak dalam penyebaran arus informasi yang sangat deras. Selalu kritis dan mencari kebenarannya atas suatu informasi yang masih diragukan kebenaarannya.
Informasi apapun yang kita sebarkan terkait Covid-19 di media sosial tentu berpengaruh pada keselamatan semua orang.
Kita percayakan kepada ahlinya yang berkompeten dalam bidangnya terkait Covid-19. Banyak pakar epidemiolog yang dengan gamblang memberikan pemaparan ilmiahnya di media televisi tentang Covid-19 dan pencegahannya.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Book Buying Ban: Ujian Terbesar Bagi Pecinta Buku di Era Banjir Diskon
-
Antara Nyaman dan Kebiasaan: Saat Satisficer Bicara Soal Konsistensi Lidah
-
Parade Robot Polisi: Antara Janji Modernisasi dan Kritik Publik
-
Beban Kolektif Mahasiswa: Saat Tugas Kelompok Tak Lagi Ajarkan Kerja Sama
-
Antara Cinta dan Keharusan: Tekanan Perempuan dalam Memilih dan Mendidik
Terkini
-
Review Film My Mom Jayne: Surat Cinta Mariska Hargitay untuk Sang Ibu
-
Cara Bijak Mengatasi Rasa Iri dan Cemas Lewat Buku The Art of Stoicism
-
Tinggalkan Persib Bandung, Edo Febriansah Pertimbangkan Ini saat Pilih Dewa United
-
Targetkan Semifinal, Ternyata Malaysia adalah Tim Besar Paling Tak Beruntung di Piala AFF U-23
-
BabyMonster Usung Energi yang Pedas dan Berapi-api di Lagu Baru 'Hot Sauce'