Pengajian merupakan salah satu hal yang sering diadakan oleh masyarakat beragama Islam baik di pedesaan maupun di perkotaan. Biasanya kegiatan ini diadakan di masjid atau tempat-tempat terbuka seperti lapangan dan alun-alun kota, karena banyaknya jumlah jemaah yang datang. Tidak hanya penduduk asli dari tempat pengajian berlangsung, tetapi juga jemaah dari luar daerah.
Seringkali kegiatan ini diadakan di malam hari karena kebanyakan hadirinnya adalah orang-orang tua yang bekerja di pagi hari. Namun, ada juga beberapa anak muda yang ikut serta. Meskipun demikian, ada juga yang mengadakannya di pagi atau siang hari. Pengajian yang seperti ini dikenal juga dengan pengajian akbar.
Namun, munculnya pandemi telah mengubah kebiasaan ini. Di awal masa tingginya penyebaran virus COVID 19, pengajian tidak lagi eksis karena adanya kebijakan pemerintah terkait pengurangan kegiatan sosial masyarakat termasuk keagamaan, yang sebenarnya dimaksudkan untuk kebaikan bersama.
Namun, lambat laun, masyarakat mulai beradaptasi dengan keadaan ini. Keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung. Hingga akhirnya banyak yang mengadakan pengajian secara online melalui berbagai macam platform virtual meetingm layaknya yang dipakai untuk melangsungkan proses belajar mengajar di sekolah.
Meskipun demikian, perbedaan cara pelaksanaan ini tidak serta merta mengubah value yang terkandung dalam pengajian. Pada dasarnya, para jemaah tetap dapat bersilaturahmi meskipun secara virtual karena kondisi yang serba sulit seperti sekarang. Di sisi lain, hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya usaha menjaga keselamatan diri dibandingkan melakukan perbuatan baik lainnya.
Selain itu, para jemaah juga tetap bisa menunaikan perintah hadis terkait kewajiban menuntut ilmu. Seperti diketahui, mencari ilmu bisa dilakukan di mana dan kapan saja.
Namun demikian, bukan berarti menghadiri pengajian secara offline tidak penting lagi karena sekarangbisa dilakukan secara online. Sesungguhnya ada nilai-nilai yang lebih istimewa dalam pengajian offline sebagaimana ketika kita dapat bermuwajahah (bertemu langsung) dengan guru atau para ulama dan saudara-saudara kita, tanpa perlu mencari sinyal maupun kuota data.
Baca Juga
-
Mulai Menulis Bersama Yoursay, Kenapa Tidak?
-
Jenis Pertanyaan Basa-Basi yang Mengusik Mental
-
3 Hal Istimewa Kursus Bahasa Arab di Pare, Pakaian hingga Tipe-tipe Murid
-
Rekomendasi Buku Tentang Problematika Perempuan yang Harus Masuk List Bacaan!
-
4 Keuntungan Kuliah Sambil Nyantri, Tinggal di Pesantren Tidak Masalah
Artikel Terkait
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP