Secara berkala keadaan dewasa kini semakin tidak mengenakkan entah itu yang memiliki akibat langsung terhadap kehidupan kita dalam bermasyarakat atau pun yang tidak langsung. Bahkan tidak ada tendensi tertentu yang dapat menjelaskan hanya golongan tertentu saja yang terdampak oleh keadaan dewasa ini, semua golongan turut terdampak entah itu positif ataupun negatif. Setiap perkembangan zaman selalu membawa ceritanya masing-masing entah apa pun itu bisa mengenai tragedi, kesedihan, ataupun luka bahkan bisa jadi kebahagiaan, dan kemujuran.
Dan permasalahan yang kerap menjadi perbincangan yang agaknya seperti abadi di setiap zaman yaitu mengenai anak mudanya yang akan meneruskan mimpi pembangunan di masa depan. Agak sedikit membosankan saya kira, namun saya rasa tidak akan habisnya, karena seperti yang sudah saya jelaskan bahwa setiap zaman sudah pasti memiliki hal yang akan disuguhkan kepada manusia terutama anak muda yang sedang dalam masa-masa pencarian jati diri.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi para anak muda dalam menentukan pilihan yang akan diambilnya ketika berada pada fase pencarian jati diri. Banyak hal yang akan mulai dicoba mereka pelajari, jelajahi, dan tekuni. Mungkin mulai dari menemukan hobi yang paling cocok untuk dirinya dan lingkungan mana yang akan membuat mereka merasa nyaman untuk berdiam diri lama di sana dan membaur di dalamnya.
Tidak terlepas dari itu semua perlu dimaklumi bahwa anak muda hanyalah anak kecil yang sedang dalam masa pertumbuhannya menjadi orang dewasa. Setiap dari kita tahu bahwa semua pernah muda, dan setiap anak muda itu sebenarnya buta arah ketika tidak ada orang yang memiliki kebesaran hati, untuk siap menuntunnya ke jalan yang seharusnya ia tuju dalam proses pencarian jati diri. Sebut saja orang-orang tersebut adalah orang dewasa, orang-orang yang pernah mengalami masa-masa buta arah tujuan hidup saat masih muda.
Anak muda sangat rentan akan terpeleset dan jatuh atau bahkan salah belok ke arah yang seharusnya tidak dia tuju, peran orang dewasa sangat diperlukan untuk menuntun mereka sembari tidak terlalu menentukan pilihan hidup mereka. Kebebasan dalam hal memilih tetaplah menjadi miliknya, peran orang dewasa hanya menuntunnya agar tidak salah berbelok yang kemudian memiliki potensi untuk menyalahi norma yang ada.
Mari kita perjelas siapa itu orang dewasa yang dimaksud agar tidak salah tafsir. Pasalnya umumnya perspektif orang dewasa yang dekat dengan dunia anak muda adalah orang tua kandung itu sendiri. Perlu diketahui peran tersebut tidak hanya dimainkan oleh orang tuanya saja, namun orang dewasa di lingkungan juga harus turut andil dalam menciptakan kondisi yang paling optimal untuk para anak muda yang akan menjadi fondasi di masa depan menggantikan mereka.
Tak dapat dipungkiri tugas menjadi orang tua juga sangat sulit, belum lagi mereka harus mencari rezeki sembari mendidik anak dengan bekal yang memadai, karena saya yakin tidak ada orang tua yang ingin anaknya menjadi sesuatu yang buruk di masa depan. Tapi tak banyak juga orang tua yang acuh terhadap pentingnya mengajarkan banyak hal kepada anak, apalagi dewasa ini yang mana kebutuhan hampir tidak ada habisnya, sehingga peran orang tua menjadi terfokus untuk mencari penghidupan dan terlalu lelah untuk bersama anak dalam masa kembang tumbuhnya.
Hampir sekarang ini tidak ada lingkungan yang benar-benar sehat untuk pertumbuhan anak, bisa dikatakan hampir semua daerah punya masalahnya masing-masing, terutama anak mudanya. Oleh sebab itu peran orang dewasa itu sangat vital dalam membentuk lingkungan di daerahnya sebagai lingkungan yang nyaman dan aman bagi pertumbuhan. Lingkungan yang benar-benar sehat seakan telah menjadi dambaan banyak orang tua di luar sana, tapi apakah tindakan kita hanya menunggu dan mencari di mana sebenarnya daerah yang aman untuk tumbuh kembang anak dan bukannya membentuk kondisi tersebut di daerah tempat tinggal kita sendiri. Bisa jadi kita tidak bisa menemukan lingkungan tersebut dan misi kita dewasa ini adalah menciptakan lingkungan ideal itu sendiri di daerah tempat tinggal kita. Jatuhnya itu juga akan menguntungkan kita nantinya dan keturunan kita.
Anak muda itu keras kepala, merasa kuat, merasa lebih pintar, merasa sedang dalam masa-masa paling bahagia (kalau satu ini memang tidak dapat dipungkiri) dan lain sebagainya. Namun mereka juga sangat rapuh ketika diberikan tekanan apalagi oleh ekspektasi orang tua yang tinggi terhadapnya dan seketika merasa tidak tahu harus berbuat apa. Tidak jarang mereka menjadi beranggapan bahwa rumah itu seperti penuh sesak dan berakhir mencari kepuasan di luar rumah.
Sikap orang tua yang selalu membanding-bandingkan dengan anak tetangga juga merupakan salah satunya. Itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa anaknya akan bersemangat dan bergegas mencari sesuatu yang dapat dibanggakan, bahkan malah semakin malas. Berpikir mengenai yang terbaik untuk anak itu boleh saja, namun anak bukanlah bidak yang bisa digerakkan hanya dengan perintah atau diatur sesuai dengan keinginan kita. Mereka adalah manusia merdeka yang mempunyai keinginan, hobi, juga cita-cita dan segala bentuk dukungan sangat dia butuhkan di masa mudanya untuk membentuk pribadi yang bisa jadi itu adalah bentuk dari balas budinya untuk orang tuanya. Yah, mungkin ada juga yang seperti cerita Malin Kundang, bukan sisi dimana dia dikutuk jadi batu tentunya tapi bentuk dia yang membangkang terhadap ibunya ketika dia sudah sukses. Tapi perlu diketahui sangat sedikit seorang anak yang masa mudanya sangat didukung orang tuanya dalam berbagai hal baik yang tidak dipaksakan terhadapnya akan berbuat seperti halnya si Malin.
Proses anak muda dalam penemuan jati diri penuh liku-liku dan terkadang tersesat sebentar, saya rasa tidak terlalu dipermasalahkan. Yang artinya sikap persuasif masih perlu dan saya rasa itu manusiawi bawa mungkin mereka melakukan itu karena merasa tertekan oleh kondisi tertentu. Selama itu tidak melewati batas normal, seperti yang viral akhir-akhir ini yaitu aktivitas klitih di Yogyakarta yang mulai muncul kembali. Tidak hanya pembinaan namun hukuman penjara memang sudah jadi akibat dari perbuatannya. Inilah anak muda dengan segala kerumitannya, menuntut untuk dimaklumi tapi terkadang malah jadi kelewatan ketika sedikit keras melawan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Novel Kokokan Mencari Arumbawangi, Dongeng Pedesaan yang Menghangatkan Hati
-
Kabar Gembira, Kenaikan PPN 12 Persen Berpotensi Diundur Pelaksanaannya
-
Judi Online Jebakan Batman? Cak Imin Bongkar Trik Bandar Tipu Mangsa
-
Ulasan Novel Semasa, Mencari Arti Rumah dalam Kisah Keluarga Kecil
-
Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu, Kisah Asrul dan Zenna dalam Meraih Impian
Kolom
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
Terkini
-
NewJeans Akan Perjuangkan Nama Grup Imbas Putus Kontrak dengan ADOR
-
Update Ranking FIFA November: Indonesia Peringkat 125, Makin Dekati Vietnam
-
Resmi, Serial Anime The Invisible Man and His Soon-to-Be Wife Diproduksi
-
Novel Kokokan Mencari Arumbawangi, Dongeng Pedesaan yang Menghangatkan Hati
-
NewJeans Resmi Putuskan Kontrak dengan ADOR dan HYBE