Kebiasaan berdiskusi mungkin masih menghiasi pada sudut-sudut cafe di negeri ini, mengingat aktivitas diskusi sebagai upaya untuk saling tukar pikiran atas pengetahuan yang dimiliki. Melalui diskusi pula, maka dapat melahirkan suatu kesimpulan baru yang bisa dijadikan sebagai acuan bersama dalam bertindak.
Kegiatan berdiskusi pasti akan sering dilakukan di kalangan mahasiswa, bahkan di kalangan dosen atau para politikus sekalipun. Budaya diskusi memang perlu dirawat agar berbagai problem dapat dikaji secara mendalam dengan pemikiran bersama.
Bahkan para pendiri bangsa ini pun sering kali berdiskusi, perbedaan pandangan terhadap suatu masalah adalah hal yang lumrah. Namun, dengan cara berdiskusi atau bermusyawarahlah sebagai solusi mengatasi perbedaan pandangan tersebut.
Perbedaan pandangan Soekarno, Muhamad Hatta, dan Sjahrir terhadap Indonesia telah tercatat dalam sejarah. Hingga kemudian, Indonesia pun benar-benar lahir sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan dasar negara Pancasila, juga melalui proses diskusi yang panjang.
Maka dari itu, budaya diskusi amat penting untuk kita rawat dan juga diupayakan agar ada hasil yang lebih produktif. Selain supaya ada hasil kesepakatan bersama, tentu terlalu amat baik kalau hasil diskusi dibuatkan tulisan kemudian diterbitkan di media.
Mengapa hasil diskusi perlu kita tulis? Alasannya sederhana saja, selain sebagai arsip yang bisa dibaca juga merupakan bukti otentik, terlebih melalui cara itu dapat melatih kemampuan menulis kita.
Mengingat kemampuan menulis salah satu aktivitas produktif yang amat banyak manfaatnya, lebih-lebih dapat memberi kebermanfaatan yang cakupannya lebih luas pada orang lain.
Menulis yang dimaksud di sini tentu tulisan dengan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan yang benar, misalnya tulisan berupa esai, ulasan, artikel, berita, feature dan jenis tulisan lain biasa dijumpai di berbagai media. Maka dengan begitu, hasil diskusi sangat cocok untuk dituliskan dan semoga hasilnya bisa diterbitkan oleh media.
Menulis dari tema hasil diskusi memungkinkan bisa dengan mudah menyusun suatu tulisan. Asalkan bisa mencatat poin-poin penting hasil diskusi, kemudian itu bisa dikembangkan untuk dibuatkan narasi yang enak dengan mampu memikat pembaca. Tetapi, lagi-lagi ini butuh keahlian tersendiri.
Bukan berarti yang boleh menulis hasil diskusi hanyalah orang yang memang jago menulis, melainkan penulis pemula sekalipun.
Bahkan, hasil diskusi salah satu rekomendasi yang sangat baik bagi penulis pemula untuk mengasah kemampuan menulisnya. Walaupun masih berantakan saat awal-awalnya, tetapi saya pikir kalau sudah terbiasa pasti akan baik juga. Bukankah kunci terbaik bagi seorang penulis mesti banyak berlatih dan berani memulai menulis?
Dengan begitu, proses belajar menulis pun dapat diasah melalui hasil diskusi. Kemudian, setelah ada tulisan sebisa mungkin agar dapat diterbitkan di media, baik online maupun cetak.
Beberapa media online pun mungkin bisa jadi rekomendasi untuk menerbitkan tulisan hasil diskusi, seperti Yoursay.id, Millenials.id, Qureta, dan beberapa media lainnya. Untuk lebih lengkapnya sih bisa searching di Google.
Selama memenuhi ketentuan dan syarat suatu media terkait tulisan yang akan diterbitkan, jelas berpeluang besar tulisan hasil diskusi bisa terbit. Dengan begitu, sahabat pembaca silahkan dicoba saja, tetapi yang jelas setiap media memiliki ciri khas tersendiri atas tulisan yang diterbitkan.
Untuk lebih amannya sahabat pembaca bisa mempelajari karakter medianya terlebih dahulu dan tulisan-tulisan yang dimuat. Lalu setelah itu, baru memutuskan untuk mengirimkan tulisan hasil diskusi kepada meja redaktur media, semoga saja berhasil.
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Thailand Mulai Kehilangan Taring, Kabar Gembira untuk Timnas Indonesia?
-
Media Italia: Indonesia dan Sepak Bola Adalah Kombinasi Tidak Menarik...
-
Media Thailand Akui Negaranya Sudah Bukan Raja ASEAN, Efek Timnas Indonesia?
-
Media Vietnam Nilai Misi Ambisius Indonesia Bisa Berantakan, Ini Alasannya!
Kolom
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat