Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rofita Cahya
Ilustrasi anak muda (Pexels/Andrea Piacquadio)

Melalui perkembangan zaman di bidang perekonomian, telah mengubah pandangan yang sudah berakar dari masyarakat tentang kodrat perempuan harus selalu berada di rumah. Emansipasi kesetaraan gender terutama dalam bidang pekerjaan, apakah itu melalui perjuangan wanita ataupun melalui kesadaran pria sudah mulai banyak yang membicarakannya. 

Ada banyak keuntungan untuk perempuan yang bekerja, salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika diamati, gaya hidup wanita terkhususnya di Indonesia dalam aktivitas bekerja, telah memberikan kontribusi bagi keberlangsungan ekonomi dirinya sendiri atau keluarganya.

Banyak perempuan yang saat ini memimpikan menjadi wanita karir. Memiliki pendidikan dan ijazah yang tinggi membuat para wanita memilih untuk mencari pekerjaan yang layak, bahkan mencari pekerjaan sesuai dengan passion dengan penghasilan yang menjanjikan. Memilih bekerja agar tidak terlalu bergantung dengan penghasilan dari suami, juga dapat menjadi alasan yang cukup kuat untuk mendapatkan restu dari pihak suami. 

Walaupun demikian, perempuan karir terkhususnya para ibu memiliki dilema yang cukup berat, yakni peran ganda.

Peran ganda merupakan beberapa peran yang dimiliki oleh satu orang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Dalam konteks perempuan karir, peran ganda meliputi peran di dalam rumah tangga dan peran di dunia pekerjaannya. 

Ketika seorang perempuan yang sudah menikah memilih untuk berkarir, maka ia akan dapat tuntutan dari dua pihak yaitu pekerjaannya dan rumah tangga. Kondisi tersebut seringkali menjadi dilema bagi seorang perempuan karir. Disatu sisi, ia harus memiliki kesempatan untuk menghasilkan kinerja terbaik di dalam pekerjaannya, namun disisi lain ia juga harus memiliki waktu untuk melayani suami, mendidik anak-anaknya, dan mengurus keperluan keperluan rumah tangga lainnya. 

Peran ganda sering kali membuat banyak perempuan karier kesulitan membagi waktu untuk pekerjaannya di kantor atau tempat kerja, dan juga pada akhirnya banyak perempuan karir yang memilih menggunakan jasa asisten rumah tangga untuk membantunya mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga. 

Perempuan karir umumnya mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan perannya di dalam rumah tangga dan perannya di dalam karir. Apabila kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menimbulkan konflik keluarga dan pekerjaan. Karena pada dasarnya menjadi ibu dalam rumah tangga sekaligus berkarier sangat lah tidak mudah.

Tidak ada salahnya menjadi perempuan karir. Memilih jalan menjadi ibu rumah tangga sekaligus pekerja kantoran merupakan pilihan yang sangat berani. Jika tetap memilih menjadi perempuan karir, mau tidak mau, resiko seperti inilah yang harus dihadapi. Para calon perempuan karir, terkhususnya para ibu harus mempersiapkan banyak hal dan juga harus mempertimbangkan peran ganda. Semangat untuk para perempuan karir! Kalian perempuan hebat!

Rofita Cahya