"Ini bapak belikan es krim buat kamu", kata yang sering saya dengar waktu kecil setelah saya menyelesaikan tugas yang diberikan oleh orang tua saya. Betapa senangnya saya bisa dihargai oleh orang tua saya kala itu.
Ketika saya masih kecil, orang tua saya sering mengajak saya keluar untuk membeli es krim jika saya menyelesaikan tugas yang cukup besar yang ditugaskan kepada saya, misalnya membersihkan kebun, menyelesaikan tugas sekolah, dan memberi makan kambing peliharaan kami. Semakin banyak upaya saya untuk menyelesaikan tugas, semakin besar hadiah yang diberikan orang tua saya.
Semua orang akan merasakan kesenangan yang sama seperti saya jika mendapatkan hadiah dari apa yang dikerjakan. Tak heran memang, setiap kali kita menerima hadiah, tubuh kita akan melepaskan hormon dopamin yang menciptakan rasa senang.
Setiap dari kita pasti telah merasakan rasanya dihargai oleh orang lain. Tetapi, apakah kita semua sudah merasakan yang dinamakan dengan self reward?
Secara umum, self reward adalah upaya untuk menghargai usaha yang telah dilakukan oleh diri kita sendiri. Self reward dapat membantu kita mengembangkan kreativitas, jadi sangat dianjurkan bagi kita untuk memberikan reward pada diri sendiri.
Menghargai diri sendiri atas kerja keras yang telah kita lakukan dapat mengembalikan motivasi kita ketika kita merasa ingin menyerah.
Self reward adalah salah satu tindakan menuju penumbuhan self love. Selain kreativitas, self reward juga membantu kita mengembangkan kepercayaan diri. Oleh karena itu, kita dapat memancarkan aura positif kita kepada orang lain.
Saya biasa memulai self reward dengan cara yang paling sederhana, yaitu melakukan self-talk positif. Self-talk positif adalah kata-kata yang kita ucapkan kepada diri sendiri untuk membantu kita merasa terdorong dan diberdayakan untuk melewati hal-hal sulit.
Self-talk yang positif melatih otak kita untuk membangun kepercayaan diri, melihat hal positif dalam situasi sulit, belajar dari kesalahan, dan bangkit kembali setelah mengalami kemunduran.
Self-talk positif membuka pintu kesuksesan dengan mengubah pola pikir kita dari "Saya terlihat buruk" menjadi "Biarkan saya melihat bagaimana saya bisa terlihat baik!"
Biasanya, saya menggunakan kata-kata pujian kepada diri sendiri ketika saya mencapai suatu keberhasilan. Misalnya, beberapa waktu yang lalu ketika artikel saya berhasil di-publish, saya mengatakan kepada diri saya sendiri, "Wah, saya hebat juga, ya. Saya tidak menyangka artikel saya bisa di-publish di platform sebesar ini".
Dengan motivasi seperti itu, saya menjadi lebih bersemangat dalam menulis artikel, sehingga dapat mencapai target yang saya tentukan.
Menggunakan kata-kata yang lebih positif dan mendukung memang dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri kita, meningkatkan sikap kita, meningkatkan rasa tenang, membantu kita mengatasi tantangan, mendorong pengambilan risiko baru, dan membantu kita mencapai tujuan.
Selain itu, menggunakan self-talk positif adalah strategi utama dalam hidup yang diperlukan untuk mengelola emosi dan stres yang sulit.
Kamu dapat mencoba cara saya yang simpel seperti membalikkan telapak tangan tadi untuk menumbuhkan self reward dalam dirimu. Ingatlah, bahwa menghargai diri sendiri sangat penting untuk kita lakukan. Sebelum kita menghargai orang lain, ada baiknya kita menghargai diri kita sendiri.
Baca Juga
-
Bukan Malas, Ini 4 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Manfaat Slow Living
-
6 Tips Mengatasi Keadaan Finansial yang Terpuruk, Hindari Utang!
-
7 Tips Ampuh untuk Mencintai Pekerjaan yang Kamu Lakukan
-
5 Efek Berbahaya Ponsel bagi Remaja, Bisa Menyebabkan Teen Trigger Tumb!
-
9 Tips Berbicara dengan Crush-mu Tanpa Menjadi Canggung
Artikel Terkait
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Viral Bocah SMP Curi Uang Orang Tua Rp20 Juta Demi Belikan Iphone untuk Pacar
-
20 Kewajiban Orang Tua kepada Anak dalam Islam Sesuai Al-Quran dan Hadis, Apa Saja?
-
Sosok Orang Tua Titiek Puspa, Benarkah Ada Keturunan Tionghoa?
-
Ketika Algoritma Internet Jadi Orang Tua Anak
Kolom
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
Terkini
-
4 Look Girly Simpel ala Punpun Sutatta, Cocok Buat Hangout Bareng Bestie
-
5 Rekomendasi Tontonan tentang Yesus, Sambut Libur Panjang Paskah 2025
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
-
Super Junior L.S.S. 'Pon Pon' Penuh Percaya Diri dan Bebas Lakukan Apa Pun
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh