Beberapa minggu yang lalu, kita sudah mendengar kabar bahwa pihak barat pada akhirnya setuju untuk mengirimkan satuan lapis baja tank buatan negara-negara barat ke Ukraina. Seperti yang dilansir dari situs reuters.com, negara-negara seperti Jerman, Polandia, Inggris dan juga Amerika Serikat setuju untuk mengirimkan tank tempur utamanya atau Main Battle Tank milik mereka untuk digunakan pihak Ukraina dalam upaya melawan Rusia.
BACA JUGA: Cara Mudah Urus Balik Nama Mobil Lelang
Hal ini tentunya memberikan sedikit kejutan karena dalam beberapa waktu ke belakang pihak barat enggan mengirimkan alutsista unggulan mereka seperti tank untuk bertempur melawan Rusia. Tentunya hal ini dianggap beberapa pengamat sebagai sebuah langkah yang luar biasa sekaligus sebagai langkah yang dapat dikatakan terlalu ekstrim karena diprediksi dapat menimbulkan permasalahan baru.
Langkah yang Kian Memicu Amarah Rusia
Pengiriman tank-tank tempur buatan anggota negara NATO tersebut tentunya menimbulkan reaksi yang cukup keras dari pihak Rusia. Dilansir dari situs rfi.fr, Rusia menilai langkah yang diambil pihak barat tersebut kian mempertegas keikutsertaan mereka dalam konflik yamg dilakukan Rusia dan Ukraina. Pihak Rusia juga berpendapat bahwa langkah ini sebagai cara yang ceroboh dalam memulai perang dengan skala yang lebih besar lagi.
Senada dengan Rusia, beberapa pihak juga menyebut langkah ini dapat membuat perang memasuki langkah baru dengan ekskalasi militer yang lebih besar lagi. Belum lagi pihak Ukraina juga meminta kepada pihak barat untuk memberikan alutsista unggulan lainnya semacam jet tempur dan beberapa sistem rudal penyerangan terbaru. Namun, rencana tersebut belum disetujui karena beberapa pertimbangan seperti pelatihan pilot, awak pesawat dan jalur logistik yang belum memadai dari pihak Ukraina.
BACA JUGA: Omoda 5 Bakal Jadi Salah Satu Andalan Chery di IIMS 2023
Namun, hal tersebut tentunya bukan tidak mungkin tidak disetujui oleh pihak barat di masa depan. Seperti hal yang terjadi sebelumnya, pihak barat pada awalnya juga enggan menurunkan beberapa tank tempur utamanya untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Akan tetapi, pada kenyataanya Main Battle Tank seperti M1 Abrams, Challenger 2 hingga Leopard 2 yang notabene adalah tank tempur andalan negara-negara barat pada akhirnya akan diterjunkan ke Ukraina.
Permasalahan Kesiapan Tank dan Awaknya
Salah satu hal yang seringkali menjadi permasalahan dalam penurunan senjata buatan barat ke medan Ukraina adalah kesiapan awak pengoperasiannya dalam menggunakan alutsista tersebut. Tentunya awak yang mumpuni menjadi syarat utama dalam kesuksesan pengoperasian beragam alutsista dalam sebuah peperangan. Dengan kata lain, keahlian operator persenjataan yang cekatan menjadi sebuah faktor mutlak dalam pengoperasian tank-tank tempur buatan barat yang akan digunakan oleh pihak Ukraina.
Di sisi lain, kesiapan kendaraan tempur itu sendiri juga menjadi permasalahan yang cukup membebani beberap pihak. Kita ambil contoh dari tank M1 Abrams buatan Amerika Serikat yang menggunakan mesin turbin gas yang cukup susah untuk dirawat. Mesin turbin gas terkenal sedikit mahal dan butuh perawatan ekstra daripada dengan mesin diesel komvensional. Pihak Amerika Serikat sendiri berencana untuk mengganti terlebih dahulu beberapa tank M1 Abrams yang semula menggunakan mesin turbin gas ke mesin diesel. Namun, tentunya hal tersebut tidak semudah yang dikira karena membutuhkan beberapa penyesuaian.
BACA JUGA: 6 Tips Agar Cucian Tidak Bau Apek Saat Musim Hujan
Hal senada juga terjadi ke tank Leopard buatan Jerman yang akan disumbangkan ke Ukraina. Jerman berencana akan menyumbangkan beberapa unit tank Leopard 2 dan ratusan unit tank Leopard 1 ke Ukraina. Leopard 2 mungkin tidak ada permasalahan yang cukup mencolok, akan tetapi Leopard 1 lain cerita. Dilansir dari indomiliter.com, tank tersebut dianggap sudah terlalu tua dan dianggap pula tidak akan mampu bersaing dengan tank-tank Rusia yang lebih canggih seperti T-80, T-90 dan T-90M yang memiliki sistem peperangan yang lebih modern.
Hal di atas tentunya merupakan segelintir permasalahan yang ditimbulkan dari pengiriman beberapa tank tempur buatan barat ke Ukraina. Tentunya masih ada peluang munculnya permasalahan baru di masa depan yang merupakan imbas dari langkah tersebut. Beberapa pihak tentunya mengharapkan konflik antara kedua negara segera berakhir dengan kesepakatan damai.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Laga Indonesia vs Cina: Jadi Pembuktian Rasa Nasionalisme Bagi Emil Audero
-
Marselino Ferdinan Absen Lawan China, Ivar Jenner Jadi Gelandang Serang?
-
Prediksi Starter Indonesia Lawan China, Si Anak Hilang Berpeluang Main!
-
Tak Perlu Naturalisasi Striker Baru, Jens Raven Bisa Jadi Solusi Timnas Indonesia!
-
Indonesia vs Cina: Saatnya Berharap Tuah Stadion GBK Bagi Skuad Garuda
Artikel Terkait
Kolom
-
Menembus Batas Budaya, Strategi Psikologis Mahasiswa Rantau
-
Antara Keringat dan Ketakutan: Saat Catcalling Membayangi Langkah Perempuan
-
Anggaran Perpustakaan dan Literasi Menyusut: Ketika Buku Bukan Lagi Prioritas
-
Detak di Pergelangan! Bagaimana Smartwatch Merawat Jiwa Kita?
-
Citra Gender dalam Makanan: Dekonstruksi Stereotip antara Seblak dan Kopi
Terkini
-
Ulasan Buku Abundance: Mengulik Politik Pembangunan di Amerika
-
Indonesia Open 2025: Hanya Lima Wakil Indonesia yang Lolos ke Perempat Final
-
Indonesia vs China: Saat Tim Haus Kemenangan Menjamu Tim Paling Mengenaskan
-
Review Film Ballerina: Spin-off John Wick yang Kurang Nampol?
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia